Akulah Nisrina itu, kala sepi adalah temanku, kala sunyi adalah ruangku, kala senja adalah penghiburku, kala desiran angin adalah penasehatku...
Aku bukannya tak percaya cinta namun aku hanya memiliki tafsiran cinta yang lebih dari orang orang tafsirkan. Aku memiliki makna cinta yang mendalam daripada makna cinta itu sendiri....
Cinta itu adalah pengalaman, tiada orang yang bisa mendefinisikan arti cinta kecuali dia yang sudah pernah merasakan bagaimana ia jatu cinta.
Jatuh cinta itu wajar, jatuh cinta itu naluri, jatuh cinta itu fitlrah.... Namun membawa cinta itu sendiri terserah dari masung masing orangnya... Ada yang membawa cinta itu ke jurang kenistaan, ada yang membawanya ke maghligai pernikahan, dan ada pula yang hanya membawanya ke dasar hatinya untuk ia simpan dengan baik baik hingga saatnya ia berikan cinta itu utuh kelada orang yang berhak menjadi jawaban atas doa doanya.
Bagi seorang Nisrin cinta hanya sketsa, bukannya aku tak mempercayai cinta hanyasaja aku percaya cinta sejati itu akan indah pada saatnya, tak perlu dipaksakan ia datang, tak perlu dipaksakan ia kita jemput, tak perlu dipaksakan ia menjadi seperti yang kita harapkan, semua akan indah pada saatnya. Aku mempercayainya...
Bagiku cinta adalah sketsa yang masih belum jelas lukisan apa itu, semakin hari lukisan itu semakin diperjelas dengan pintaku kepada dzat yang maha Pemberi cinta itu sendiri...
Ya wadud.... ya wadud....
Rintihku dalam setiap malamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput kesempurnaan Sang Fajar
Short StoryNamanya Nisrin, gadis 23 tahun yang sering terluka karena cinta, dia tak lagi mempercayai cinta, baginya cinta itu tiada hingga ia fokuskan dirinya untuk meraih karir setinggi tingginya,...... Entah sampai kapan ia bertahan...