LANGIT ABU-ABU

91 2 0
                                    

Sebuah pesan whatsapp masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah pesan whatsapp masuk.

Dinda:

Nyet, lo dimana?

Ari mengetik balasan segera.

Kenapa lagi lo?

Tanpa menjawab pertanyaan Dinda, ia mengirimkan screenshot sebuah status facebook yang berisi emoji sedih, menangis, dan patah hati. Status facebook Dinda.

Dinda membalas dengan emoji yang sama.

Ari:

Gue ke sana sekarang.

***

Kos Anggrek malam itu tampak sepi. Beberapa motor parkir di tempat parkirnya yang sempit. Ari langsung naik ke lantai 3 melalui tangga utama, melewati kamar 3.25 kamar Dinda, belok menuju ujung koridor, lalu naik  lewat tangga kecil yang melingkar menuju atap kos.

Dinda ada di sana. Sendirian duduk di pagar pembatas, rambut panjangnya terurai.

"Lo gak berencana bunuh diri kan?" Ari menyapanya. 

Dinda langsung menoleh ke arah Ari yang sedang berjalan mendekat. 

"Kok lo tau gue di sini? Gue baru mau whatsapp ngasi tau kalo gue di sini," sahutnya dengan suara serak.

Cahaya langit yang cerah malam itu menerangi wajah Dinda. Ari bisa melihatnya dengan jelas sekarang. Mata Dinda sembab. Entah sudah berapa jam ia habiskan menangis sendirian di sana.

"Nih.."

"Ada paha original." 

Tanpa menjawab pertanyaan Dinda, Ari menyodorkan kantong plastik berisi paket ayam KFC dan Mango Float kesukaan Dinda.

"Gue gak minta lo bawain apa-apa deh." 

Dinda melihat curiga ke arah Ari sambil menarik kantong dan melihat isinya. 

"Ya udah, kalo gitu buat gue aja."

Ari menarik kembali kantong itu tapi Dinda buru-buru membukanya, mengeluarkan Mango Float,  dan langsung menyeruputnya. 

Ari tersenyum.  Ia lalu duduk di samping Dinda.

"Lo gak makan, Nyet?" tanya Dinda sambil memberikan cangkir plastik Pepsi yang ada di dalam kantong. Ari menerimanya, meletakkan cangkir itu di samping badannya. 

"Lo belum makan, kan? Lo makan aja dulu," jawab Ari sambil menatap wajah Dinda yang pucat. "Muka udah kayak mayat gitu," lanjutnya.

Dinda memalingkan mukanya. Ia melihat ke depan. Menatap gedung dan lampu jalan di seberang kosnya.

"Gue gak lapar," jawabnya singkat sambil meletakkan minumannya yang tadi ia pegang. 

Ia menyeka air matanya yang tiba-tiba kembali menggenang. Entah karena terharu melihat perhatian Ari atau tiba-tiba teringat Berly pacarnya.

LANGIT ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang