Chapter 1. The Awakening

2.7K 148 45
                                    

Hi! Hi! Hiiiiiii! Fro publish cerita lagi nih hahahaha #dor #lgsgdikeroyok #RRapdetpls #uhuk

Ini ff uda lama banget mendem dalam lepi, jadi fro putusin sekalian aja dikeluarin semua hahaha xD

fro dapet ide ini dari ff final fantasy pair CloudxVincent punya si Esama, judulnya Ultima, bagus lohhh, kalo mau baca coba cari aja di AO3, tp bhsnya eng #kedip2

ini cerita tentang Alpha beta omega, eittttss! Tapi tunggu dulu, jgn langsung mikir alpha beta omega itu yg pake mpreg2an, ini beda lagi! alpha beta omega bukan jenis kelamin disini! inget loh, bukan jenis kelamin! pokoknya beda! lebih lanjut silahkan baca dulu dehhhh xD

Warning : Yaoi, BL, MxM, sexual content, explicit, mature content, blood, gore, OOC, Alternatif universe - A/B/O, Kasta Sosial, power different, cerita rumit, butuh kesabaran dlm memahami, Dom/Sub, Alpha dan Dom itu berbeda, bingung silahkan tanya di review

Disclaimer : seperti biasa meskipun uda tamat, Naruto masih punya Om Kishi :v

Silahkan membaca ^_^

.

.

.

.

JEDEERRR!

Petir menyambar begitu keras. Membelah langit dengan cahaya bercabang menyilaukan. Berlomba-lomba menyuarakan suara nyaringnya dengan menggelegar.

Langit bergemuruh.

Hitam kelam dipenuhi dengan awan gelap. Padahal seharusnya langit masih sangat terang pagi ini. Tapi entah dari mana datangnya, badai tiba-tiba memburu. Hujan deras turun tak ada hentinya, bahkan disertai angin topan yang membuat pohon-pohon tumbang tak berdaya.

Langit seakan sedang marah. Atau sedang memberikan peringatan bahwa hal buruk akan segera terjadi.

Sebuah pondok kecil terlihat berdiri di atas bukit hijau. Terbuat dari kayu, namun terlihat kokoh karena pondok itu masih bisa bertahan meskipun badan hujan menyerangnya. Pondok yang memang dibangun terpencil di dalam hutan itu, terlihat semakin menyeramkan dengan suasana horor sang badai.

Di dalamnya terlihat sebuah ruangan bertirai. Dengan meja kecil berkain merah terletak di tengah ruangan itu. Di atasnya terpajang sebuah bola kaca besar yang memancarkan cahaya aneh.

PRANG!

PRANG!

PRANG!

Barang kaca-beling dalam ruangan itu tiba-tiba saja pecah berantakan satu per satu tanpa sebab. Lampu lilin yang menjadi penerang ruangan itu berkedap kedip menyala seperti sedang mengejek.

"Tidak..."

"...tidak mungkin!"

"Ini tidak mungkin...!"

Terdengar suara komat-kamit panik. Seorang wanita tua duduk bersimpuh di depan meja berkain merah itu. Keringat dingin menetes deras dari pelipisnya, bahkan membasahi rambut panjangnya yang sudah sangat beruban.

Kedua tangan wanita tua itu bergemetaran kuat. Bergerak tremor di depan bola kacanya yang terus-menerus mengeluarkan cahaya aneh. Dari hitam berubah merah, lalu bercampur ungu, berkilat seperti petir, terus beraduk-aduk sesekali memperlihat kilasan gambar yang hanya wanita tua itu yang bisa melihatnya.

"Tidak—!"

Bola mata wanita tua itu terbelalak. Retakan-retakan mulai muncul pada bola kaca itu seolah kekuatan sihir di dalamnya tak lagi mampu ditampung.

Demon's LullabyWhere stories live. Discover now