Rania pov
Hari demi hari berlalu, rasanya gue rindu banget sama kedua ortu gue. Kapan mereka pulang? Apa mereka gak kangen sama gue? Mengapa mereka lebih mementingkan karir mereka dibanding anak mereka? Mengingat mereka membuat gue sakit dan terluka cukup parah. Jujur gue iri sama temen-temen gue yang bisa pergi kemana-mana dengan orang tua mereka. Miris ya jadi gue, hampir 1 minggu gue gak sekolah karena hal ini. Bahkan temen2 dan guru pun mencari juga menelpon dan ribuan chat dari mereka. Gue tak membacanya apalagi membukanya yang gue butuhkan sekarang sendiri, gue mau meluapkan semuanya tapi gue gak bisa gue cuka bisa diam dan menitiskan air mata.
"Aaggghhh"teriak gue saat merasakan kepala gue sakit memikirkan mereka
Bagaimana gue gak sakit, 1 minggu gue ngurung diri dikamar tanpa makan.
Gue memutuskan untuk tidur kembali.Author pov
Rania tertidur cukup lama, dan dia terbangun saat seseorang mengetuk pintu kamarnya
"Nia.. nia"ucap mamanya rania, iya mamanya rania baru sampai sekitar 1jam yang lalu dan bibi bercerita tentang rania yang 1 minggu ini mengurung diri dikamar tanpa keluar kamar 1 detik pun
Rania terbangun dan berdiri membuka pintu
"Iya siapa?"ucap rania dengan suara khas baru bangun tidur
"Ini mama"ucap mama rania saat rania membuka pintu
"Mamaaaa"teriak rania senang dam memeluk mamanya.
"Mama kapan pulang?"tanya rania histeris
"Tadi 1 jam yang lalu, udah sana kamu mandi terus mama tunggu dibawah sama papa kita makan sama2 ya"ucap mama rania mengelus puncak kepala rania. Rania mengangguk dan masuk kedalam kamar membersihkan dirinya.
Hanya 30 menit rania selesai dan turun ke bawah.
Rania tersenyum senang saat melihat kedua orang tuanya sudah kembali.
Hening tercipta dimeja makan, selesai makan rania diminta ke ruang keluarga karena ada yang ingin dibicarakan
"Rania duduk"ucap papa rania dingin
"Ada apa pa?"ucap rania menatap serius papanya
"Kamu akan papa jodohkan"ucap pap rania menatap rania serius
"Apa!"teriak rania
"Aku gak mau!"sambung rania dengan kesal
"Sayang, kamu harus mau. Karena kalau kamu dijodohkan dengan temen papa maka akan baik untuk perusahaan papamu nak"ucap mama rania lembut
"Ohh jadi kalian pulang cuma mau bilang kalo aku mau dijodohin, dan kalian maksa aku untuk dijodohin karena perusahaan"ucap rania mengebu-gebu
"Kurang lebih seperti itu"ucap papa rania datar
"Kalian sadar gak sih?! Aku itu sendirian disini, berjuang hidup tanpa kasih sayang dari kalian. Kalian pikir aku bahagia kalian mengejar karir kalian tanpa peduli sama aku?! Kalian pikir enak jadi aku?! Hah! Kalian sadar gak? Kalo selama ini aku itu selalu sendirian! Aku selalu iri sama temen2 aku yang bisa kemana aja sama keluarganya, tiap kalian telpon cuma nanya udah makan belum! Udah selebihnya kalian gak tau kan apa yang terjadi sama aku. Bahkan kalian sudah diceritakan sama bibi tentang aku gak sekolah 1 minggu apa peduli kalian? Kalian nanya itu juga engga! Kalian mikir gak sih, aku itu serasa bukan anak kalian dan bahkan aku benar2 gak dianggap sama kalian!"teriak rania mengeluarkan seluruh perasannya
Papa rania marah dan menatap tajam rania.
Plakkk
Satu tamparan tepat mendarat dipipi kanan rania.
Plakkk
Satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri rani, tapi kali ini oleh mamanya rania
"Jaga bicara kamu! Kamu pikir kita seperti ini untuk siapa untuk kamu!"ucap mamanya rania menunjuk rania dengan tajam
"Aku gak butuh uang kalian yang berlimpah, aku cuma butuh kasih sayang dari kalian!"ucap rania kesal
Mama rania menatap kecewa kearah rania
Plakk satu tamparan lagi mendarat dipipi rania
"Tampar lagi tampar. Hingga aku mati sekalian biar kalian bahagia!"ucap rania menantang kedua orang tuanya
"Aku gak nyangka kalian seperti ini. Kalian sadar gak! Aku selalu menangis setiap malam berharap kepulangan kalian dan menghabiskan waktu bersama ku. Tapi kini apa yang aku dapat? Sebuah perjodohan dan tamparan dari kalian berdua"ucap rania sinis bangkit dari duduknya dan pergi kekamar
Langlah rania terhenti dan berkata
"Kalian kejar karir kalian, aku akan pergi dari sini. Nikmati hasil jerih payah kalian berdua saya tak akan meminta sedikit pun uang dari kalian lagi! Terima kasih sudah mengurus saya sampai besar seperti ini!"ucap rania masuk kekamar dan mengambil barang2 yang akan dia bawa
Dan pergi keluar rumah tanpa memperdulikan teriakan kedua orang tua rania
Rania butuh waktu sendiri, rania butuh waktu untuk bahagia, rania butuh waktu untuk memikirkan semuanya.
Rania bergelut dengan pikirannya dan akhirnya dia terserempet oleh sebuah mobil membuatnya terjatuh dan tak sadarkan diri.Haaaiii.. aku balik lagii, maaf ya baru sempet update soalnya aku lagi sibuk sama sekolah akuu.. biasalah pelajar mah sibuk.. wkwkwk😂😂
Tapi nanti secepatnya aku update lagi kok, ini khusus part rania aja ya. Nanti ada yang khusus raditnya..
Kalian kangen ya sama aku? Wkwkwk jangan kangen berat kalian gak akan kuat..wkwkwk😂😂
Maaf lama banget updatenya jangan lupa vote comentnya vote dan coment kalian berarti buat akuu..
Maaf ya aku terlalu sibuk sekolah jadinya baru bisa update segini biasalah pelajar yang mau jadi perawat mah bedaa😂😂😂
Wkwkwkwk...Salam author, jangan kangen aku yaaaaaa.
Tinggalkan jejak jangan lupaaa,love you readerss😚😚💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Vs Ketua Kelas
Romance"Lu bisa gak si? Sekali aja ikutin aturan yang ada?"ucap radit dengan nada kesal "Maaf gue gak bisa" ucap gue dengan acuh "Kenapa si lu tuh selalu aja cari keributan terus?" ucap radit dengan nada lelahnya "Gue gak cari keributan, tuh cewe dempul aj...