Part one

255 11 9
                                    

============================

Kebencian.....

Adalah hal yang tumbuh dan akan selalu berkembang setiap harinya di hatiku...

Kebencian untuk orang itu...

Orang yang telah membunuh keluargakuku...

Ketika pemakaman mereka...

Hampir seluruh kerabat datang untuk mendoakan mereka...

Sahabat masa kecilku juga datang untuk menyemangatiku...

Tapi sepertinya usahanya sia sia saja...

Aku sudah berubah...

Aku bukan lagi (Y/N) yang dikenal sebagai gadis kecil yang ceria

Sekarang hanyalah (Y/N) yang tidak memiliki emosi

Karena inilah aku yang sekarang

And you can't change me anymore

============================

"See him"

Sore hari ini hujan. Rintik rintik hujan itu mengingatkanku pada kejadian mengerikan yang menimpaku 2 tahun lalu. Sekarang aku sudah kelas 3 SMA. Bersekolah di sekolah elit yang dekat dengan hutan.

Kulirik jendela yang berada tepat disampingku. Pemandangan dari lantai dua ini yang terlihat hanyalah pepohonan dan gerbang setinggi 5 meter yang menjadi pembatas antara hutan dengan sekolah. Well, aku agak penasaran dengan hutan itu sih. Karena apa? Karena sekolah melarang seluruh murid bahkan staff sekolah agar tidak kesana.

Kulirik kembali papan tulis yang kini sudah dipenuhi coretan guru botak itu. Kapan sih bel pulang berbunyi? I hate math you know? And also hate that theacher. Dengan pandangan bosan kulontarkan pada keadaan kelas saat ini. Well, banyak yang tidur dan mengobrol. Tidak menarik sama sekali.

"Psstt, (Y/N)" bisik seseorang

"What now Cat??" Jawabku malas

"First, don't call me Cat. Secon, bisakah kau menemaniku ke toilet?" Pintanya

"Fine, Elizabeth Catherine" ucapku malas

Catherine, atau lebih sering kupanggil Cat adalah teman sekelasku. Well, sebenarnya hanya dia yang kuanggap sebagai teman dari sekian banyak sekolah yang sudah kutempati selama 2 tahun terakhir sih.

Wait....
Aku bilang sekian banyak sekolah?
Ya, aku sudah pindah sekolah sebanyak 5 kali, dan ini adalah sekolahku yang ke 6.

But, dari sekian sekolah yang pernah ku tempati, sekolah inilah yang membuatku sangat penasaran. Bukan sekolahnya sih, yang membuatku penasaran adalah hutan yang berada tepat disamping sekolah. Hanya dibatasi oleh pagar besi setinggi 5 meter bercat abu abu yang hampir tidak terawat.

Aku merasa ada sesuatu di balik pepohonan rindang itu.

Aku merasa ada yang menarikku kesana untuk menjelajahi hutan itu.

Aku merasa hutan itu adalah tempat dimana aku seharusnya berada.

Tapi.........kenapa?

"(Y/N), hei, (Y/N)" panggilan Cat membuat lamunanku pecah.

"Ya?"

"Ayo, kita ke toilet sekarang, kok malah melamun sih. Ntar kesambet lho" candanya

"Ngga akan" balasku

Akupun beranjak dari tempat duduk dan pergi menemui Mr. Brat, guru matematika.

"What's wrong Miss Catherine and Miss (Y/N)?" Ucapnya.

"Can we go to the toilet Mr. Brat?" Ucap Cat mendahuluiku

"Sure, Miss. But please back in my class before end, okay?"

"Sure, Mr. Brat" ucapku dingin

Kamipun pergi ke toilet yang terletak di pojok lorong. Well, harus kuakui, tempatnya memang agak gelap sih, pantas saja Cat memintaku untuk menemaninya.

"(Y/N), aku akan ke toilet dan menyelesaikan urusanku dulu. You can wait me here" ucap Cat sembari masuk ke salah satu bilik toilet.

"Kalaupun aku bilang tidak, kau pasti akan memaksaku untuk menemaninu disini, Cat" balasku jengkel.

Hanya kekehan Cat yang kudengar dari bilik toiletnya yang kuanggap sebagai balasan perkataanku.

"Well, kupikir aku butuh cuci wajah" ucapku ketika mengetahui wajahku yang mungkin sedikit berantakan.

"I see you now, (Y/N)"

Wait, what? Apakah aku salah dengar? Tadi ada yang memanggil namaku bukan? Ataukah hanya perasaanku saja?

Kuputuskan untuk melihat dari arah jendela toilet yang berada beberapa meter dari tempatku semula. Jendela kayu yang cukup besar itu menghadap langsung ke arah taman belakang sekolah yang luasnya minta ampun.

But, apakah aku salah lihat? Ada seorang laki-laki disana. Memakai hoodie abu-abu lusuh yang bagiku sudah tidak asing lagi. Laki-laki itu menundukkan wajahnya sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Sesaat kemudian, ia menatapku dengan matanya yang seakan tidak memiliki kelopak, dan sebuah senyum abadi terukir diwajah seputih kertas itu.

"W-what? That smile.....is that Jeff?" Cicitku takut.

Aku menatapnya dengan tatapan tajam yang sehari-hari ku perlihatkan pada orang lain. Ia hanya menatapku dengan pandangan seolah senang? Namun juga takut? Kutepis pikiran konyol itu dan kembali melihatnya.

Kulihat gerak-gerik mulutnya yang sedang mengatakan sesuatu. Aku tidak tau pasti apa yang dikatakannya, tapi aku merasa dia mengatakan.....

"I found you, my lovely princess (Y/N)"

What the hell?

To Be Continue

============================

Gimana? Gaje?

"Banget!!"

Jleb

Kurang panjang?

"Iya!!"

Jleb

Bodo amat :v
Yang penting udah update :v
Itupun karena di teror dan dipaksa seseorang :v

Hope you enjoy this chapter~

See you in next chapter~

~love~
Frista Mey

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JEFF X READER X BENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang