1

45 2 3
                                    

Lee Hongbin
Lee Jaehwan
Jung Yunho
Park Rheeyo (oc)
Song Jae Jin (oc)

Start

Seorang pemuda di pagi buta bangun dari tidur dan segera membersihkan diri lalu menarik sepeda tua nya untuk mengambil setumpuk koran. Setelah itu ia melemparnya kerumah- rumah yang memang berlangganan koran itu, tepat jam 05.30 kst ia harus berada di sebuah rumah yang memperkerjakan dirinya sebagai penyapu halaman setelah itu jam 8 pagi ia harus berada di sebuah gedung perkantoran termegah di kota Seoul hingga jam 8 malam dan hari sabtu ia akan berada di tempat bimbingan belajar anak- anak bahasa inggris sebagai office boy. Minggu ia sebagai guru bagi anak- anak keterbelakangan mental dari jam 8 pagi hingga jam 2 siang. Ia melakukan itu semua agar dapat bertahan hidup dan juga melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggalkannya terlebih dahulu, ayahnya seorang pengecut, selama hidup ia selalu berjudi dan mempunyai hutang yang sangat banyak setelah itu ia bunuh diri dan beban itu Hongbin yang memikulnya. Sungguh perjuangan yang sangat berat bagi seorang Lee Hongbin.

Ne, pemuda itu bernama Lee Hongbin, setiap hari ia akan mengerjakan itu terus menerus hingga mungkin ia tidak sanggup lagi mengerjakannya.

################################

"Sampai kapan kau menghambur- hamburkan uang papa ?" seorang pria paruh baya berdiri dengan tangan bersedekap di dada, di meja belakangnya ada tulisan CEO Jung. Jung Yunho nama pria itu.

Didepannya seorang gadis manis, sebetulnya dandan nya tidak berlebihan hanya saja ia senang berbelanja dan menghambur- hamburkan uang papa nya itu.

"Sampai aku puas" jawabnya dengan wajah tanpa penyesalan.

"PARK RHEEYO" Jung Yunho kalap.

"KAU BERTERIAK PADAKU, BERANINYA KAU" teriakan gadis itu lebih kencang.

Yunho sadar ia bersalah dengan gadis didepannya selama ini, ia memikul tanggung jawab untuk bertanggung jawab pada anak almarhum adiknya ini tapi ternyata ia malah menelantarkannya.

Dalam artian menelantarkan bukan membuang tapi tidak diberikan kasih sayang, Yunho tidak pernah menemaninya setiap minggu untuk sekedar jalan atau rekreasi, Yunho lebih banyak dikantor karna lebih memilih mencari uang sebanyak- banyaknya ketimbang bersama dengan anak angkatnya ini.

"JIKA KAU TIDAK MAU MENERIMAKU, KENAPA TIDAK KAU BUANG AKU KE PANTI ASUHAN ?"

Jung Yunho hanya diam melihat gadis yang dulu hanya sebesar lengannya karna lahir prematur, ibu atau adik dari Yunho tertabrak mobil ketika mengandung dirinya, maka dari itu Rheeyo rentan dengan penyakit hingga saat ini.

"Maafkan papa, sekarang apa yang kau mau ?" tanya Yunho lemah.

"Aku ingin membuat papa miskin dan setelah itu kembali padaku" ujar anaknya, air matanya mengalir dari pipi sang anak dengan deras. Permintaan sederhana ini saja tidak sanggup disanggupi oleh Yunho, Yunho gagal jadi ayah, Yunho gagal jadi appa yang bertanggung jawab dari gadis kecilnya ini.

"Aku pulang" pamit gadis itu, menyambut tasnya dan keluar ruangan.

Tepat ketika gadis itu membuka pintu dan melihat Hongbin di depannya, mata mereka bertubrukan dan Rheeyo menyenggol tubuhnya tapi tidak membuat hongbin bergeser se  mili pun, tubuh Hongbin itu besar dan kekar karna sering bekerja jadi tidak gampang bergeser dari tempatnya.

Hongbin yang serba salah karna ia mendengar pertengkaran itu dari awal hanya bisa diam di tempat.

"Buatkan aku kopi, tolong" Pinta Yunho yang segera disanggupi Hongbin setelah ia sadar dan menguasai tubuhnya.

Hongbin menaruh kopi di ruangan Yunho dan merapikan kertas dan koran yang ada di meja tamu ruangan direkturnya itu.

"Apa yang harus aku perbuat pada anakku ? kau mendengar semuanya kan ?" Yunho memandang tajam Hongbin dan melipat tangannya menjadi bijaksana.

"Maaf sajangnim, saya tidak sengaja" jawab Hongbin takut.

"Tak apa" kata Yunho.

"gadis kecilku dulu adalah gadis yang bahagia dan sering tertawa tapi kesalahanku yang kecewa dengan pernikahan akhirnya aku melupakannya dengan cara bekerja siang malam tanpa kenal waktu, aku yang salah disini, aku sangat salah" Yunho menceritakan semuanya pada Hongbin.

"Jangan terlalu memaksakan kehendak, Nona itu masih muda, jiwa masih sangat labil, cukup beri perhatian sedikit demi sedikit maka nona akan mengerti permintaan maaf sajangnim" ucap Hongbin.

"Apa dia mau menerimaku kembali sebagai papa yang gagal selama ini ?" tanya Yunho.

"Pasti, dari perkataan Nona tadi, ia mengharapkan papanya yang perhatian seperti dulu dan kembali padanya" jawab Hongbin.

Yunho merasa bebannya ringan sekarang karna bisa berbagi dengan Hongbin yang mungkin hanya sebagai Office boy tapi otaknya melebihi sarjana psikologi.

Hongbin memang ditugaskan sebagai office boy khusus VIP di kantor itu karna hanya dirinya yang mengerti kemauan CEO dan Wakil CEO yang dipegang oleh Jung Yunho dan Shim Changmin.

################################

Sebulan kemudian

"APA ? PAPA INGIN AKU MENIKAH DENGAN OFFICE BOY ITU" teriakan Rheeyo membahana di ruangan kantor CEO.

"Pelankan suaramu, nak" kata Yunho "papa sudah mengetahui semua darinya, dia orang yang baik untukmu" sambungnya.

"TIDAK" Rheeyo keluar begitu saja dari ruangan dan waktu yang bersamaan lagi ketika Hongbin yang akan masuk.

"Aku tidak akan menikah denganmu" ujar Rheeyo ketus tepat di wajah pria manis itu dan meninggalkan Hongbin begitu saja.

Skip

"Apa tidak berlebihan jika Nona menikah dengan saya ?" Hongbin yang tidak enak kepada Rheeyo segera menyatakan pendapatnya kepada Yunho.

"Kau sudah ku anggap sebagai anakku sendiri dan hanya kau yang bisa mengimbangi anakku, kau sanggup" kata Yunho memberi keyakinan pada Hongbin.

Hongbin antara iya dan tidak, disatu sisi ia ingin menolak karna anak gadis direktur tempat ia bekerja menolaknya mentah- mentah  jika iya pasti pernikahan ini tidak akan berjalan lancar karna tidak cinta diantara keduanya. Apalagi Hongbin tidak punya pekerjaan tetap yang bisa menghidupi gaya glamour anak direkturnya. Hongbin pusing memikirkannya.

Kampus

"Hei, kenapa cemberut ?" tanya Song Jae Jin. gadis cantik sahabat Rheeyo dari kecil yang juga tunangan dari Lee Jaehwan yang merupakan sepupu jauh dari Rheeyo.

"Papa mau menjodohkanku" jawab Rheeyo.

"Mwo ? Dengan siapa ?" tanya Jae Jin.

"Dengan office boy tempat kerjanya" jawab Rheeyo lagi.

Jae Jin yang mau menyendok mie ramen ke mulutnya akhirnya berhenti begitu saja ketika mengetahui yang sebenarnya.

"Office boy ?" Rheeyo mengangguk.

"Serius ?" Rheeyo mengangkat dua jari menandakan "aku bersumpah"

"Lalu kenapa kau menolaknya ? Apa karna pekerjaannya yang bawah itu ?" Jae Jin memang kalau bertanya itu tidak diayak dulu seperti tepung. Apa yang di otaknya selalu dia katakan dan apa yang dikatakan orang pasti ia terima dengan mentah tanpa di pilih lagi yang baik dan yang buruknya tapi itu yang membuat Jaehwan ingin melindunginya.

"Aku tidak berpikir pekerjaannya apa, yang pasti ia bertanggung jawab dengan keluarganya tapi kami tidak saling mencintai seperti kau dengan Jaehwan oppa" jawab Rheeyo.

"Kenapa kau tidak mendekatinya lebih dahulu untuk mengetahui seperti apa dirinya" usul Jae Jin.

"Tapi aku yakin, ia tidak menerima aku karna aku sudah bersikap kurang ajar padanya" kata Rheeyo.

Jae Jin hanya bisa memegang tangan sahabatnya itu untuk memberi kesabaran.

dewie94

FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang