Ong Seongwu _08

1K 85 1
                                    

Seongwu menghela nafas panjang menatap layar komputer di depannya. Ia berdiri melangkah menuju balkon apartemennya. Seongwu memandang jauh ke gedung-gedung bertingkat di kota Seoul, lampu-lampu yang masih menyala di gedung-gedung tampat seperti titik-titik bintang dari kejauhan.

Pikiran Seongwu sangat kacau, ia lelah.

Daritadi banyak telepon yang masuk ke ponselnya, namun Seongwu enggan untuk mengangkatnya, Seongwu hanya ingin sendiri. Mencoba menenangkan hati dan pikirannya.

Seongwu menghempaskan badannya ke tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya, pikirannya kosong. Ia tidak mampu terlelap.

"Cukup.. aku tidak mau menjadi orang yang lemah.." Seongwu beranjak dari tempat tidurnya, menuju dapur. ia mencari obat tidur dengan harapan ia mampu terlelap setelah meminumnya.

Seongwu mencari obat tidur di lemari dapurnya, setelah menemukan obat tidur yang dimaksud Seongwu melangkah menuju lemari es untuk mengambil air, belum sempat ia membuka lemari es, bel pintu apartemennya tiba-tiba berbunyi. Seongwu ingin mengabaikannya, tapi bel itu terus menerus berbunyi. Membuat Seongwu cukup penasaran.

Seongwu dengan enggan melangkah menuju layar kecil dekat pintu masuk untuk melihat siapa yang datang. Wajahnya berubah cerah melihat sosok yang menunggu di balik pintu itu. Seongwu tersenyum kemudian berjalan menuju pintu untuk membukanya.

"Nyel~" Kata pertama yang terucap dari bibir Seongwu melihat sosok pria yang berdiri di depan pintu apartemennya.

===

"Minumlah.." Seongwu meletakkan satu cangkir teh hangat di atas meja tamu nya.

"Kau tidak membuat teh ?" Tamu nya memandang Seongwu.

"Aku tadi sudah minum teh, jadi tidak perlu meminumnya lagi kan, Kang Daniel.." Seongwu tersenyum.

Ya, tamu Seongwu malam itu adalah Kang Daniel. Center Wanna One yang memang dikenal paling dekat dengan Seongwu. Walau Wanna One bubar kedekatan mereka berdua tidak terpisahkan walau akhir-akhir ini mereka jarang sekali bertemu.

Daniel menyeruput teh hangatnya, kemudian memandang Seongwu. Seongwu yang ditatap oleh Daniel terlihat salah tingkah, ia tidak nyaman.

"Jangan tatap aku seperti itu, aku akan menjelaskan semuanya.. oke, SEMUANYA.." Seongwu menekankan kata semua, membuat Daniel tersenyum.

"Good, sekarang jelaskan.." Daniel beranjang menuju kursi panjang tempat Seongwu duduk.

"Berita itu, ada benar tapi ada salahnya juga.." Seongwu menatap Daniel.

"Benar karena aku masih belum menyetujui perpanjangan kontraknya, aku masih butuh waktu, banyak hal yang aku pertimbangkan, Nyel.." Lanjut Seongwu.

Daniel hanya menatap Seongwu, tanpa berkomentar.

"Kau tau kan, aku pernah bercerita padamu.. bagaimana jika aku memperpanjang kontraknya. Kemungkinan besar aku tidak pernah bisa menjadi penyanyi lagi." Seongwu tampak sedih.

"Di kontraknya jelas berbunyi aku akan di fokuskan di dunia akting, sementara untuk menyanyi aku diperbolehkan hanya untuk mengisi soundtrack, itupun dengan pertimbangan.." Seongwu menghela nafasnya.

Daniel merapatkan duduknya, tangannya berada di pundah Seongwu, Daniel tau Seongwu pasti akan menangis.

"Kau tau Nyel, menyanyi adalah hal yang membuatku merasa hidup. Hmm, berita tentang masalahku dengan agensi itu benar, tapi tidak seserius itu.. kau mengerti kan?" Seongwu menatap Daniel.

Daniel tersenyum, "Aku mengerti, aku cukup tau bagaimana dirimu, HYUNG."

"Jangan panggil aku hyung !" protes Seongwu.

What Now ? (Wanna One Always In Our Heart)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang