Mine (Min Yoongi)

126 12 3
                                    


!!Warn!!

.....

Aku tak pernah menuntut apapun yang memberatkannya. Aku hanya menuruti apapun yang di katakannya. Mengabulkan apapun yang di inginkannya. Karena dia adalah adikku. Satu-satunya keluarga yang kumiliki. Apapun akan aku lakukan untuk membuatnya bahagia.

.....

Cklek!

Aku mengedarkan kepalaku ketika langkahku memasuki rumah besar yang menjadi tempat tinggalku dengan adikku. Kondisi rumah terlihat sepi dan gelap. Mungkin adikku sudah tidur.

Aku melangkahkan kakiku menuju dapur untuk mengambil air. Tenggorokanku benar-benar terasa kering.

Aku menenggak seluruh isi gelas itu dengan cepat. Ah, cairan di tubuhku benar-benar terasa terkuras karena kegiatanku hari ini.

Ah, kegiatan?

Haha.. Mungkin bukan kegiatan namanya. Pekerjaanku, mungkin itu nama yang tepat untuk kegiatanku itu.

"Hyung.."

Aku hampir saja tersedak ketika mendengar suara yang begitu lirih namun aku masih bisa mendengarnya. Suara itu berasal dari belakangku. Aku hendak berbalik untuk melihat siapa yang memanggilku, meski aku sudah tau siapa pemilik suara itu.

Greb!

"Hyung pulangnya lama sekali. Hyung tau, aku bosan di rumah sendirian."

Aku hanya bisa terkekeh pelan ketika mendengar rengekan itu. Inilah yang aku sukai dari adikku. Dia selalu manja padaku seperti saat ini. Memelukku dari belakang sambil merengek kesal.

Ah, apa aku sudah mengatakan jika adikku ini sudah berumur tujuh belas tahun? Tapi, tingkahnya sama sekali tak memperlihatkan sosok remaja tujuh belas tahun. Tak apa, aku menyukai adikku yang seperti ini.

"Apa kau merindukan hyungie, Kookie?" Tanyaku, yang di balas pukulan ringan di punggungku. Aku hanya tertawa kecil melihat adikku berjalan dengan kesal menuju ruang tamu yang minim penerangan. Aku sangat menyukai tempat seperti itu dan beruntungnya adikku juga menyukainya.

"Hyung, aku sudah berumur tujuh belas tahun. Jangan memanggilku dengan panggilan itu. Memalukan." Kesalnya.

Aku tersenyum kecil dan berjalan menghampirinya. Mendudukkan diri di samping adikku yang masih setia memasang wajah ditekuknya.

"Lalu apa yang kau lakukan tadi? Remaja tujuh belas tahun, yang tengah merengek dan memeluk hyungnya dari belakang? Apa kau tak malu dengan itu, heum?" Godaku.

"Yoongi hyung!" Kelasnya semakin menjadi.

Aku hanya bisa tertawa melihatnya kesal seperti itu. Rasa lelah sepulang bekerja tak pernah terasa ketika melihat tingkah adikku ini.

"Aigoo.. kau bilang dirimu sudah tujuh belas tahun. Tapi apa sekarang? Kau merajuk layaknya anak berusia tujuh tahun. Aku rasa kau tumbuh terlalu cepat, Jungkook-ah." Ucapku yang di balas dengusan kesal dari adikku itu. Namun sedetik kemudian, ekspresi wajahnya berubah menjadi ceria.

"Yoongi hyung, aku ingin bercerita padamu."

Aku membenarkan dudukku dan menatap antusias kearah Jungkook. Sepertinya ada hal yang menyenangkan hati adikku ini.

"Hyung tau, tadi di kelasku ada murid pindahan." Ucap Jungkook.

Oh lihatlah! Sepertinya Jungkook tengah malu sekarang. Pipinya terlihat memerah, meski samar. Aku bisa melihatnya meski minim penerangan. Aku semakin penasaran. Apa ada kejadian lucu yang membuat adikku menjadi malu seperti ini?

BangtanlogyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang