gelombang angan

4 2 0
                                    

"ustadz...ustadz...!"
"pulang...pulang...!kami pulang dulu ustadz" sapa anak anak itu kepada ustadz arfan
"ya....,hati hati!"ujar ustadz arfan
"assalamualaikkum...."
Anak anak itu berhamburan diluar masjid indah,menyenangkan.berhamburan bagai bintang bertaburan.mereka menuju orang tuanya yang menanti sedari tadi.sambil sedikit menunduk,ustadz arfan melepas mereka dengan senyuman terurai.anak-anak telah pulang semua.

"saya juga pulang dulu,ustadz...," pamit ustadz abdul hadi.

Terik siang itu memayungi kepergian ustadz abdul hadi.sementara ustadz arfan melepasnya sampai ia lelap dalam tikungan alun-alun.

"mengapa mereka memanggilku ustadz?" ia nampak canggung dengan panggilan itu.Gamang. sehingga menimbulkan kegundahan,meskipun telah lama arfan dipanggil "ustadz". Tetapi,bagi sebagian orang,panggilan itu layak buat bapak kiyai yang hafal al-Qur'an berjuz-juz,mahir membaca kitab arab, jadwal ceramahnya padat,berjubah,dan bersurban. Kemudian akhlaknya? Ustadz adalah panutan.perbuatannya sesuai dengan yang diucapkan.ustadz adalah cermin,bening,bersih dan enak dipandang.
Sedangkan arfan?ohh...!
   Siang ini kegiatan telah usai . Arfan baru saja menunaikan kewajibannya.mengajar diTPQ masjid baitur nur,pati.Ia bersiap pulang.tangan kirinya meraih tas,kemudian menggendongnya.sedangkan tangan kanannya menenteng proposal.kakinya melangkah menuruni tangga nomor tiga,ia berhenti.duduk menikmati pemandangan kota  dan hembusan angin dari pucuk pohon beringin dipojok alun-alun.
     Dari kaki masjid,mata arfan menatap hamparan rumput yang terpanggang terik.bergoyang-goyang dibelai angin.atap pertokoan dan gedung-gedung pemerintah berkilat kilat memancarkan cahaya.aspal jalan yang melingkari alun-alun memantulkan fatamorgana.dipojok sana, dibawah gapura kabupatenn , abang becak tidur meringkuk dijok kendaraannya.dibelakangnya ,digardu penjaga,satpol pamong praja terkantu-kantuk sambil memegang borgol dipinggangnya.sedangkan yang menghitung receh didepan kantor DPRD adalah pengamen jalanan yang sedang menghitung kocek.gemericik kocek itu bagai lantunan gamang.merdu.indah ditelinga.
Arfan tersenyum.sejurus kemudian,pandangannya tertuju pada proposal ditangan kanannya.proposal pengajuan judul skripsinya dikampus kota.ia tatap penuh harap.senyumnya makin terurai.mengembang dan bahagia . Begitu menatapnya,desiran semangat dalam dada kian membuncah.setapak lagi,gelar sarjana bakal diraihnya.jabatan direktur menanti dia.sungguh menyenangkan.Meski enam kali sudah arfan mengajukan judul dan enam kali sidang, enam kali pula ia gagal.enam kali ditolak.tapi,tak apalah . Tak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya.
    "kegagalan adalah awal dari keberhasilan" hiburnya "tidak pantas lagi bagi seorang muslim berputus asa.apa lagi menyesali kegagalan.bila ingin mengukur diri dengan perbuatan yang terkecil,maka sama dengan menakar samudra hanya dengan melihat butiran-butiran buihnya saja. Menilai diri dengan ukuran kegagalan,sama dengan menyalahkan musim-musim karena pergiliran waktu."
Proposal yang ada ditangannya adalah yang ketujuh. "konsep pendidikan islam bagi remaja menurut D.R Zakiah drajat,M.A."
Waktu terus berlalu,merambat bersama lemahnya sinar mentari. Arfan bangkit dari duduk.beranjak menuju alun alun . Tak lama kemudian,ia temukan tonjolan akar beringin untuk duduk.dari dalam rimbun beringin , terdengar kicau burung-burung. Riuh dah gembira. Unggas-unggas  kecil itu meluruhkan buah beringin . Diatas tanah,ratusan butir buah beringin jatuh dan pecah berserakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

prologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang