Chapter 1

9.7K 518 91
                                    

Suara ketukan jari dengan irama konstan menjadi satu - satunya bebunyian yang terdengar sejak lebih dari lima menit yang lalu. Tiga orang di dalam ruangan itu kelihatan sama sekali tidak berniat untuk memecah keheningan dengan menggantikan bunyi ketukan jari yang lama - kelamaan sangat mengganggu, setidaknya untuk seorang pria dengan rambut coklat dan tato di wajahnya dengan suara lain yang lebih bermanfaat.

Mata pria itu melirik pada rekannya, atau bisa disebut atasannya, si tersangka utama asal suara monoton itu berasal. Pria dengan rambut hitam dan mata yang juga senada dengan rambutnya tampak bosan dan menahan kesal luar biasa. Matanya sejak tadi tidak lepas pada satu objek, sosok ketiga di ruangan itu, seorang pria dengan tubuh gemuk yang terlihat berusaha bersikap biasa saja meski keringat tampak menetes membasahi wajahnya.

"Ayolah, jangan diam saja. Setidaknya buatlah pekerjaan kami sedikit mudah. Kau tahu aku punya banyak urusan hari ini'' pria dengan rambut hitam itu memerhatikan jam di tangannya ''Kurang dari satu jam lagi, aku harus sudah ada di pesta, dimana orang - orang harus berpakaian rapi disana dan kau lihat apa yang aku kenakan sekarang?''. 

Pria itu menarik sedikit ujung kerah kemeja lusuh yang dipakainya, berusaha menunjukkan pada orang di depannya bahwa dia butuh banyak waktu untuk memerbaiki penampilannya.

"Kalau Anda memang sedang tergesa - gesa, seharusnya Anda membiarkan saya pulang. Saya sudah bilang kalau saya bukan penyebab kematian Kimimaru. Dia jatuh sendiri karena terlalu mabuk'' pria tambun itu menyeringai, merasa aksi diamnya akan membuat polisi di depannya ini percaya dengan semua keterangannya.

"Ya. Ya. Ya''  Polisi bernama Uchiha Sasuke -terlihat dari papan nama dimejanya- memundurkan tubuh, menyandarkan punggungnya ke kursi, sedikit meregangkan otot - otot disana. 

"Dia mabuk'' ucap Sasuke dengan nada mencela ''Mabuk karena terlalu senang sudah memenangkan banyak taruhan dan kau juga ingin mendapat sedikit bagian dari kemenangan itu'' lanjut Sasuke.

Mata pria tambun itu melotot mendengar ucapan Sasuke ''Tidak perlu terkejut, kami para polisi memang seperti penguntit. Suka mencari - cari kesalahan'' Sasuke mengibaskan tangannya santai ''Orang di sebelah flat yang kau tinggali juga bilang kalau kalian bertengkar soal uang. Kau tahu, suara kalian keras sekali. Bahkan tetangga kalian yang sudah renta saja bisa mendengarnya'' Sasuke mencondongkan tubuhnya ke arah pria yang duduk di hadapannya. Kedua tangannya bertumpu pada meja dengan tatapan mirip anak kecil yang baru saja mendapat kejutan.

Ekspresi Sasuke sama sekali tidak menakutkan, tapi pria dengan rambut coklat yang duduk di sebelah Sasuke justru menelan ludah, gugup. Sebagai orang yang sudah lama bekerja sama dengan Sasuke, tentu dia tahu seperti apa sifat dari atasannya itu.

"Bagaimana? Kau mau menceritakan yang sebenarnya, bagaimana temanmu bisa terjun bebas dari lantai lima flat yang kau tempati kemudian jatuh dengan otak berceceran dan mengagetkan pejalan kaki, huh?''.

"Dia jatuh sendiri, tersandung mungkin'' pria gemuk itu berusaha untuk tidak membuat kontak mata saat bicara.

Sasuke kesal, sangat kesal. Penjahat kelas rendah seperti Jirobo, pria gemuk di depannya ini memang lebih memuakan karena sikap mereka yang sok pintar padahal kenyataanya tidak ada otaknya sama sekali.

"Menurutmu aku terlihat bodoh?'' Sasuke menunjuk wajahnya sendiri.

"Tidak. Anda... '' Jirobo memerhatikan wajah Sasuke. Wajah putih tanpa cela yang pastinya akan membuat semua orang berdecak kagum ''Terlihat cantik'' Jirobo mengerling ke arah Sasuke yang justru membuat polisi di depannya ingin muntah.

"Terima kasih. Aku sudah tahu itu, dan aku memang berencana untuk mendaftar jadi anggota boyband setelah pensiun nanti'' Sasuke melipat kedua tangannya di atas meja, sekali lagi menatap penjahat menjengkelkan di depannya.

BLEEDING HEART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang