Cerpen 3 : Im a?

42 8 0
                                    

Aku telah terbangun dari pingsanku. Malam itu dengan keyakinan dan tekad yang kuat, aku dan Nessa kabur dari rumah minimalis bergaya Eropa itu. Rumah itu sudah kuanggap seperti penjara, hanya ada siksaan dan perintah. Sebelumnya kami diculik dan dijadikan budak tanpa bayaran. Hidup kami sangat menderita.

Aku dan Nessa pergi dari rumah itu tanpa membawa apapun kecuali sejumlah uang. Aneh, badanku terasa ringan. Nessa juga merasakan hal yang sama. Kami membuka jendela dan kabur dari penjara mengerikan itu.

Akhirnya, kami lolos dari penjara itu. Kami melanjutkan perjalanan dan masuk ke dalam hutan. Hutan yang sangat lebat dan gelap. Terdengar suara burung hantu dari arah timur, menambah kesan menyeramkan dari hutan ini. Kami memutuskan untuk masuk ke dalam hutan itu.

Di tengah hutan, terdengar suara geraman. Aku tahu itu adalah suara binatang buas yang ada di hutan ini. Aku dan Nessa berlari menjauhi suara itu hingga akhirnya kami keluar dari hutan.

Kami merasa lega karena kami menemukan sebuah perkampungan yang cukup besar. Kami dapat melihatnya dari bukit yang berada di ujung hutan, tempat kami berpijak saat ini. Aku tak merasa lelah.

Kami menuruni bukit dan berjalan menuju perkampungan tersebut.

Welcome in Langenhold.

Sebuah papan besar bertuliskan nama perkampungan tersebut tertancap kokoh. Kebanyakan rumah disini memiliki arsitektur yang mirip. Pandangan kami terpaku pada sebuah rumah. Penghuni rumah itu sedang menonton televisi. Kami dapat melihat dengan jelas dari jendela.

Betapa terkejutnya kami, rumah mantan majikan kami muncul di televisi dan ada dua orang budak yang tewas bunuh diri di dalamnya. Aku sadar kalau itu adalah... AKU DAN NESSA!

Aku baru ingat, sebelum memutuskan untuk kabur kami meneguk dua botol sianida agar kami bisa meninggal di dalam hutan dan menjadi santapan hewan buas disana, jadi kami masih melakukan kebaikan ketika kami sudah meninggal.

Setelah meneguk habis sianida, aku langsung pingsan. Tunggu! Setelah meminum sianida mungkin saja aku tidak pingsan tetapi aku... Mati! Jadi itulah alasan mengapa tubuh kami terasa ringan dan aku tidak merasa kelelahan meski harus berlari darictengah hutan menuju tepian hutan. Sekarang kami hanyalah roh.

Setelah itu, tubuh kami perlahan menghilang. Dari ujung kaki hingga kepala. Kami hanya menyisakan asap putih yang amat tipis. Sekarang kami sudah sepenuhnya hilang dari bumi ini.

3 Kata, 408 KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang