take (4)

422 29 15
                                    

Pagi yang tenang..

            Tapi tidak untuk Rayhan yang saat baru terduduk di bangku kelasnya sudah didatangi Bella sang primadona sekolah. Benar saja semua mata sekelas langsung menatap heran sekaligus kagum dengan kedatangan Bella yang memang terlihat cantik sekali pagi itu.

            Sekali-kalinya datang pagi kenapa masalah sih yang nyamperin. Batin Rayhan

Dia berusaha agar tidak terlihat dan pura-pura tidak peduli, tapi melihat kegigihan Bella yang masih mengedarkan pandangan mencarinya, Rayhan pun tidak bisa tinggal diam.

            Saat itu lah ia melihat Luna, dewi keberuntungannya. Memasuki kelas dengan ceroboh, tersandung seperti biasa karena menginjak tali sepatunya sendiri dan dengan elegan menyenggol sang Primadona hingga ikut terjatuh bersamanya.

            Kehebohan pun terjadi.. berbondong-bondong anak laki-laki terlihat berusaha membantu Bella berdiri, tapi sebelum mereka bisa mencapai Bella dengan sigap dan tak kalah anggunnya Luna berdiri menyampaikan permohonan maafnya dan membantu Bella berdiri.

            “Maaf loe bilang !” Bentak Bella tak terima dan tidak peduli dengan pertolongan Luna barusan.

            “Gak lihat loe lutut gue berdarah”

            Bukan hanya Luna, seisi kelas pun jadi ikut melihat kearah lutut Bella yang sedikit tergores dan tidak mengeluarkan darah.

Tapi reaksi Luna benar-benar diluar dugaan, dia langsung berlutut dan meniup luka Bella hal terakhir yang dilakukan Luna lah yang tak dapat menahan Rayhan untuk tersenyum geli. Luna mengoleskan sedikit enzimnya pada luka itu yang kontan membuat Bella mendorongnya menjauh dan merasa jijik lalu berlari meninggalkan kelas sekaligus menyelamatkan Rayhan yang hampir mejadi pusat perhatian.

            Beberapa anak perempuan terkikik melihat kejadian barusan dan memberikan jempolnya pada Luna yang sama sekali tidak merasa hebat. Hanya Rayhan yang menyadari kekecewaan Luna dibalik senyumnya yang terlihat polos.

            Rayhan melirik jam tangannya. Masih lima belas menit lagi.. Ia segera berdiri menghampiri Luna dan tanpa ragu mengenggam tangan Luna lalu membawanya keluar dari kelas.

            Luna Kaget begitu mendapati tangannya sudah berada dalam genggaman Rayhan yang langsung saja entah membawanya kemana.

Kontan seisi kelas heboh. Hal yang disadari Luna sebagai sebuah kesalahan tapi ternyata menjadi pusat perhatian bersama Luna bukan sebuah masalah buat Rayhan.

            “hello mister.. loe sadar gak sih sekarang lagi ngapain?” Luna protes ketika mereka berhasil menjauh dari kehebohan sekelas. Berusaha melepaskan genggaman Rayhan.

            “kita harus ke UKS” Rayhan menolak melepaskan tangan Luna

            “buat apa?”

            “Siku kamu berdarah gitu masa gak sadar”

Luna melihat siku nya yang ditunjuk Rayhan dan langsung saja rasa sakit yang tadi tidak ia rasakan menderanya

            “aargh.. darah” Luna meringis.

            Robekan disikunya cukup dalam sehingga ia yakin akan mendapat dua jahitan nantinya. Rayhan hanya geleng-gelang tak percaya melihatnya

            “Cemaskan diri kamu sendiri sebelum mencemaskan orang lain” Kata Rayhan kesal

Luna pun tak lagi membantah dan mengikuti Rayhan dengan patuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's My Great QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang