Ini adalah prolog dari cerita "The Journal (Indonesian Translation)"
Disana terbaring dalam sepi dan membuka diri di atas meja. Kulit berwarna coklat yang menutupi jurnal itu terlihat lembut dan sangat terlihat bahwa benda itu sering digunakan; halamannya sedikit kusut membuat buku kecil itu terlihat tebal dan terisi dengan banyak kata. Menyeret matanya dari benda yang sangat personal itu ia bertanya-tanya milik siapakah itu - tidak ada satupun tertangkap oleh pengelihatannya. Mungkin itu milik seseorang yang sudah melupakannya? Atau ditinggalkan dengan maksud tertentu? Dengan gerakan cepat ia menyambar benda itu dari permukaan meja kopi dan mengenggamnya dengan erat di tangannya. Mungkin ada nama? Alamat?
Ini adalah benda yang tak biasa ditemukan. Tidak terpikirkan olehnya masih ada orang yang menyimpan jurnal di zaman sekarang - tentu beberapa orang berpikiran untuk menyimpan satu - tapi orang yang benar-benar melakukannya?
Pita kulit kecil yang rapuh untuk menjaga jurnal itu tetap menyatu segera terlucuti hanya dengan sebuah gerakan cepat. Ia tidak dapat menahan dirinya - hanya satu intipan cepat untuk mengetahui apa ia dapat menemukan siapa pemilik jurnal yang misterius itu. Matanya meneliti halaman demi halaman.
Ia agak kesulitan membaca kata-kata yang ditulis dengan terburu-buru, yang tersebar di halaman-halaman tebal dari jurnal tersebut yang menjadi potongan-potongan segala rahasia dan pemikiran. Tinta dan bercak kopi, gambar kecil yang tak berarti dan kotak tic tac toe yang terlihat di pinggiran, yang membuatnya tersenyum lebar. Kulit berwarna coklat itu terlihat usang saat bersentuhan dengan kulitnya dan ia ingin sekali memiliki lebih banyak waktu untuk menelusuri portal kecil di dalam pikiran pemilik misterius itu. Siapa yang mungkin menjadi penulisnya? Siapa yang meninggalkan harta karun yang menarik ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
the journal h.s. [Indonesian Translation]
Fanfiction"Kau tahu bahwa jurnal adalah benda yang bersifat sangat pribadi 'kan?" Suaranya terdengar parau, berat, dan menakutkan, membuatku mengambil langkah mundur saat ia melanjutkan, "satu-satunya pertanyaanku ialah, mengapa kau berdiri dengan membawa mil...