Teman (?)

1.4K 161 6
                                    

Kemarin adalah hari yang tidak akan pernah Seulgi lupakan seumur hidupnya. Bagaimana tidak? Meskipun Seulgi agak kesal dengan Chanyeol yang tidak bisa menemaninya menjenguk Wendy, hingga akhirnya batal menjenguk sahabat karibnya karena hari itu sudah terlalu sore. Seulgi mendapatkan hal lain yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

Menghabiskan senja bersama Sehun.

Itu bukan hal biasa, tentu saja. Malah menurut Seulgi sendiri, itu sangat luar biasa. Kemarin itu terlalu mudah. Terasa menyenangkan, tapi juga asing. Seulgi selama ini selalu mati-matian mencari sedikit celah Sehun untuk membuat pemuda itu menoleh kearahnya. Dan nyatanya kemarin, disaat Seulgi sudah mulai bisa mengikis bayangan Sehun, pemuda itu malah berbalik menoleh kearahnya dengan menawarkan pertemanan. Seulgi tentu tergiur. Hal yang selama ini selalu dia anggap tabu, justru dengan mudah dia dapatkan. Senang? Tentu saja. Tapi itu semua tidak menampik perasaan aneh Seulgi tentang Sehun yang berubah 180° hanya dalam kurun waktu.... Entahlah. Seulgi sudah lama tidak memperhatikan pangeran sekolah itu.

Seulgi memasuki kelasnya dengan tenang. Wendy belum datang. Entah hari ini gadis itu sudah bisa masuk kelas atau tidak. Kemarin begitu pulang ,setelah agak lama berbincang dan berbagi tawa dengan Sehun---sampai kemudian benar-benar diantar pulang---Seulgi langsung menelpon Wendy. Menanyakan bagaimana keadaan gadis itu yang dijawab lemas oleh Wendy. Seulgi belum sempat bertanya kapan Wendy masuk sekolah lagi ketika tiba-tiba panggilan telepon diputus secara sepihak. Seulgi tadinya bingung. Kemudian dia paham bahwa mungkin kondisi Wendy yang masih belum memungkinkan hingga mengharuskannya memutuskan panggilan lebih dulu.

Seulgi duduk dibangkunya. Tak lama dia duduk, Sehun muncul dan menatap Seulgi sebentar sebelum akhirnya tersenyum. Seulgi membalasnya dengan senyum kaku. Masih merasa canggung dengan Sehun yang-tidak-biasa.

"Sepertinya, Son Seungkwan masih belum bisa masuk sekolah. Kamu pasti kesepian, ya?"

Sehun tiba-tiba duduk tepat dibangku Wendy yang kini tengah kosong. Seulgi mengerjap. Dia tadi sempat melamun, hingga tidak menyadari kehadiran Sehun. "S-sehun? Apa yang kamu lakukan? Tempat dudukmu... b-bukan disini,"

Sehun terkekeh. Tangannya dengan gemas mengacak-acak surai lembut Seulgi dan bertopang dagu. Manik kelam tajamnya menatap Seulgi dalam. "Untuk hari ini saja, aku ingin duduk denganmu. Selagi Son Seungkwan tidak ada. Anggap saja aku ini penggantinya. Mulai dari senja kemarin... Bukankah kita teman?" ada penuh penekanan pada kalimat terakhirnya. Sangat tersirat. Namun sayang sekali, Seulgi tidak mengerti.

Gadis itu bungkam dengan sejuta pertanyaan dalam otaknya.

Teman, ya?

*****

"GumDoli,"

Seulgi menoleh. Suara berat yang selalu memanggilnya 'GumDoli' itu sudah jelas adalah Chanyeol; pacarnya. Seulgi memberikan isyarat tangan agar pemuda jangkung itu untuk lebih mendekat kepadanya. Chanyeol tersenyum. Tanpa disuruh, dia langsung duduk disebelah Seulgi. Kini bahkan tangan panjangnya telah melingkar dibahu kecil Seulgi.

"Pacarku sedang apa? Hng,"

Seulgi tersenyum. Meledek. "Rahasia. Dan aku tidak akan memberitahumu,"

Chanyeol merengut sebal. Dia tidak ingin ada rahasia apapun meski itu cuma hal sepele. Seperti saat ini, misalnya. Seulgi sedang menggambar sesuatu yang sulit untuk Chanyeol ketahui. Gambarnya masih sebuah sketsa. Itupun cuma seperempat dari satu bagian. Kelihatannya, Seulgi ingin menggambar seseorang. Mungkinkah itu Chanyeol?

Well, sedikit percaya diri tidak ada salahnya, kan?

"Kamu mau gambar aku, ya? Haha. Aku tidak tahu kalau ternyata kamu setertarik itu padaku, GumDoli,"

Dear You [Seulhun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang