Reminiscent

2.7K 270 93
                                    

Mengawali hari dengan melihat wajahmu yang tengah terbaring di sisiku adalah hal paling menakjubkan di sepanjang hidupku.

Kedua manik kembarmu masih terpejam, dengan bulu mata yang jatuh ke pipi. Bibirmu sedikit terbuka, dan aku bersumpah aku bisa mendengar dengkuran halusmu. Warna kulitmu yang kecoklatan terlihat bersinar di bawah sinar matahari, aku tidak pernah tahu seseorang bisa memiliki kulit seindah ini. Aku menyibakkan surai coklat madu milikmu, agar tidak menutupi dahimu. Suraimu terasa begitu halus begitu menyentuh permukaan kulitku. Lihat bagaimana kedua alis itu saling bertaut ketika merasakan sentuhan dariku. Aku harus mati-matian menahan diri agar aku tidak membangunkanmu, karena kau terlihat begitu damai ketika tidur. Tidak, maksudku, kau memang selalu indah setiap kali aku menatapmu. Katakan padaku, bagaimana caranya agar aku tidak jatuh cinta lebih jauh lagi kepadamu?

"Selamat pagi." Ucapmu dengan suara serak khas seseorang yang baru saja bangun tidur. Tetapi tidak apa-apa, bagiku suaramu tetap sama indahnya dengan lantunan nyanyian surgawi.

Kau mengerjapkan kedua manik sebening kristal milikmu, menyesuaikan sejumlah intensitas cahaya yang masuk ke dalam lensa mata indahmu. Kedua manik yang menjadi lubang hitam bagiku. Aku akan terhisap ke dalamnya, dan tidak akan pernah bisa keluar.

Sudahkah aku berkata bahwa malaikatku ini begitu cantik dan tak ada satupun makhluk yang mampu menyainginya? Jika belum, maka biarkan aku mengatakannya sekarang. "Selamat pagi, manis." Ucapku sembari menggesekkan hidungku dengan hidung bangirmu, membuatmu tertawa geli, suatu berkat lain di pagi hari: mendengarmu tertawa.

Aku merangkul bahu sempitmu dan membawamu ke dalam sebuah pelukan yang hangat, suatu hal yang tidak akan pernah bosan kulakukan, karena tubuhmu terasa begitu pas di dalam pelukanku, seakan Tuhan memang menciptakanmu hanya untukku. Tetapi bukankah memang sudah seharusnya seperti itu?

"Kau mau makan apa untuk sarapan? Biar kubuatkan." Ucapku, yang mengundang tawamu. Aku tak heran mengapa kau tertawa. Aku memang begitu bodoh dengan urusan dapur dan rumah tangga. Aku tidak bisa memasak sesuatu tanpa membuat dapur tampak seperti baru saja diledakkan. Tetapi tidak apa-apa, aku akan melakukan yang terbaik untuk kekasihku.

"Hyung, jangan terlalu memaksakan diri. Aku tidak ingin kau membuat kekacauan di dapurmu." Ucapmu lembut dan penuh pengertian. Betapa beruntungnya aku memilikimu di sisiku.

"Kemarin aku sudah kursus memasak dengan Taeyong hyung satu hari penuh. Kau salah besar jika meragukan kemampuanku." Ucapku dengan penuh percaya diri. Alih-alih tersenyum, kau malah memberengut sembari menarik kedua tanganku dan menatap jemari tanganku yang kini dipenuhi oleh goresan-goresan jelek, berbanding terbalik dengan milikmu yang begitu halus.

"Jadi, sepertinya hal itu cukup untuk menjelaskan mengapa ada banyak luka di jemari tanganmu." Kau menatapku tepat di mata. Aku bisa menangkap kekhawatiran yang terpancar dari sana. Aku yakin, di kehidupan dahulu, aku berbuat begitu banyak kebaikan sehingga Tuhan mengirimkan malaikatnya untuk menjagaku di kehidupanku sekarang. "Lain kali, kau tidak perlu melakukan itu untukku."

"Bagaimana jika aku memang ingin melakukannya untukmu?" Aku berucap sembari menarik tubuhmu untuk segera bangkit dan berjalan menuju ke dapur.

"Terserah." Kau mulai merajuk. Harus kukatakan ini, tapi wajah merajukmu terlihat begitu menggemaskan! Aku tidak tahan untuk tidak mengecup hidungmu, jadi aku segera melakukannya. Dan kau terlihat semakin menggemaskan ketika rona merah mewarnai kedua pipimu yang kini semakin mengurus, membuatku merasa bersalah. Tolong ingatkan aku untuk memasakkan banyak makanan untukmu, agar pipimu bisa menjadi berisi seperti semula.

Aku menatap dapurku dengan sedikit bingung. Aku tidak pernah menggunakan dapurku. Aku tidak pernah mengetahui dimana letak penggorengan, wajan, bahkan spatula. Tetapi mendengar suara tawamu dari meja makan, membuatku yakin bahwa kau menyadari hal ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring Breeze | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang