SETELAH AKU BERPALING

327 60 13
                                    

SETELAH AKU BERPALING

PARA PEMAIN
DINDA KIRANA AS DINDA
RIZKY NAZAR AS RIZKY
JEFF NICHOL AS JEFF
MICHELLE ZIUDITH AS MICHELLE

DINDA POV
Langit memerah, matahari menyemburkan cahaya keemasan. Menyilaukan mata. Senja akan berakhir, dan malam pun tiba. Aku masih belum beranjak dari pantai ini.

Gemuruh ombak Memecah kesunyian. Ah, suara itu. Bagiku suara ombak memang bagaikan suara alunan lagu. Ya, sebuah tembang yang akan selalu menyanyikan diantara kami berdua aku dan Rizky.

Pertama kali aku bahagia.
Kau menerima diri ini, insan biasa punya kelemahan.
Dalam menempui cabaran...
Tak terasa mulutku melantunkan refrain lagu kesayanganku dengan Rizky. Lagu milik penyanyi malaysia. Aisyah.

Dulu, kami tak pernah melewatkan, menikmati senja di pantai ini. Tapi, sekarang aku menikmatinya seorang diri. Kembali, kenangan manis itu mengusikku. Ah, seandainya... tak terasa air mataku menetes.

Aku dan Rizky berpisah hampir 2 tahun.
Pertama kali aku kenal Rizky di sebuah stand pameran. Kebutulan aku menjadi penjaga stand itu.
"Maaf, mas. Silakan mengisi buku tamu dulu," kataku waktu itu, pada salah seorang pengunjung.
"Lho, pakai ngisi buku tamu segala, toh. Baik, aku isi buku ini. Eh, tapi boleh nggak kalau kita kenalan?" Ujarnya sambil mengulurkan tangannya.

Sejenak aku ragu. Kutatap wajahnya. Setelah aku merasa yakin dan menyimpulkan tampaknya dia orang baik baik, maka tanpa ragu ragu lagi... "Dinda," kataku sambil mengulurkan tangan.
"Rizky." Dia menyebutkan namanya, seraya membalas uluran tanganku, dan menjabatnya erat.

Lantas kami pun ngobrol panjang lebar. Dan sebelum kami berpisah, aku dan Rizky saling bertukar alamat.

Sayang setelah pertemuan itu aku tak pernah mendengar kabarnya lagi. Padahal aku sangat mengharapkan Rizky berkunjung ke rumah. Entah kenapa aku begitu mengharapkannya. Mungkinkah ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan yang pertama?

Sampai akhirnya, suatu kali, aku bertemu dengannya. Di sebuah pesta pernikahan temanku. Waktu itu Rizky datang dengan seorang wanita. Aku sempat kecewa. Ternyata dia sudah ada yang punya. Celakanya, wanita itu adalah kakak tingkatku.
"Hai, kamu Dinda kan?" Tanya Rizky.
Aku mengangguk pelan. Sebetulnya aku ingin menyapanya terlebih dulu. Tapi kuurungkan. Selain takut dia sudah lupa padaku, aku pun tak mau mengganggu mereka.
"Bagaimana kabarmu? Baik?" Tanya Rizky lagi.
Sekali lagi aku cuma mengangguk.
"Dari tadi jawabannya, kok cuma anggukin kepala. Suaranya lagi habis, ya. Eh, kenalkan dulu, ini michelle saudaraku?" Ujar Rizky.

Saudara?! Jadi mbak michelle cuma saudara? Ah, ada perasaan lega di hatiku.
"Aku sudah kenal, kok. Mbak michelle kan kakak tingkatku," jawabku sambil tersenyum pada michelle.

Mbak michelle juga balik tersenyum padaku. Manis sekali. Dia memang primadona di kampusnya.
"Jadi kalian masih satu fakultas? Wah, kebetulan, dong."
"Kebetulan? Kebetulan bagaimana?" Tanyaku pada Rizky.
Rizky hanya tersenyum.

Sejak pertemuan kami yang kedua kalinya itulah, Rizky jadi sering kirim salam lewat michelle, Kakak tingkat yang sempat membuatku cemburu. Hatiku jadi sering berbunga bunga dibuatnya. Aku pun semakin merasa sangat bahagia.

"Hai, Dinda! Kamu dapat salam dari Rizky. Salamnya mau dibalikin nggak?" Goda michelle ketika bertemu aku di koridor kampus.
"Balikin aja deh."
"Besok malam Rizky mau ke rumahmu, boleh nggak?" Kata michelle lagi.
"Kok kamu yang jadi mak comblangnya." Balasku setengah bercanda. "Bilang sama Rizky, boleh boleh saja datang ke rumah, asal bawa upeti... hahaha..."

Benar, malam minggu Rizky bertandang ke rumah. Hatiku jadi nggak karuan. Salah tingkah. Apalagi kalau kutatap matanya. Ah, sorot matanya itu membuat jantungku berdebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SETELAH AKU BERPALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang