Mesir, 25-12-XXXX
Mesir, adalah tempat yang dahulu menjadi wilayah kekuasaan Pharaoh, entah sudah ada berapa Pharaoh dari kerajaan Mesir Kuno. Dan saat ini di museum peninggalan, barang-barang berharga yang diduga kuat sisa reruntuhan makam Pharaoh terakhir, terlihat seorang pemuda berambut hitam jabrik bersama kakek nya sedang melihat-lihat barang peninggalan tersebut.
"Kenapa kau membawaku ketempat seperti ini di hari ulang tahunku yang ke-17 ini kakek?" tanya pemuda itu sekaligus memasang raut wajah kesal. "Seharusnya kau membawaku ketempat yang pemandangannya bagus, seperti di Bali, Indonesia" ucapnya lagi sambil menggerutu.
"Hahhh...." seseorang yang dipanggil Kakek itu menghela nafas sejenak. "Kau nikmati saja semua ini Niku, kunjungan kita kesini akan mempengaruhi masa depanmu kelak." Balas sang Kakek kepada cucunya yang diketahui bernama Niku, sambil memasang wajah jengkel Karena cucu nya menganggap kunjungannya kali ini sia-sia.
Mendengar penuturan sang Kakek, seorang cucu yang bernama Niku ini hanya memasang wajah yang semakin kesal, harapannya berlibur ditempat indah berakhir sudah. "Sebenarnya apa mau Kakek sih mengajak ku kesini" pikirnya.
Setelah memasuki lebih dalam museum ini, tiba-tiba sang Kakek yang bernama Shimon ini menunjuk suatu barang peninggalan Pharaoh terakhir dengan pandangan yang sulit diartikan. " Kau lihat benda itu Niku, apakau merasa familiar dengan benda itu ?" tanya si Kakek.
Sambil mengingat-ngingat benda itu, akhirnya Niku membalas pertanyaan Kakek nya. "Itu kan benda yang ada dalam gambar di buku peninggalan ayah, kalua tidak salah sebelum kematian Pharaoh, dia bersumpah sambil menggenggam benda itu. Isi sumpahnya aku lupa"
Satu hal, meski Niku kali ini tidak suka di ajak ketempat seperti itu, tapi sebenarnya Niku suka membaca buku-buku peninggalan Ayahnya, dan buku peninggalan itu isinya hanya tentang benda-benda peninggalan Pharaoh terkahir. Niku juga sempat bingung kenapa ayah nya menyimpan buku seperti itu, dan kenapa dia selalu tertarik untuk membaca buku itu meski sudah berkali-kali membacanya.
Mendengar perkataan Niku, Shimon tersenyum tanpa melepaskan pandangan dari benda itu. "Kau benar Niku, dan isi sumpah itu adalah Bahwa dia, Pharaoh tidak akan berakhir sebelum membalas pengkhianatan istri nya dan adiknya, serta menghapus impian istri dan adiknya itu, dia akan bereinkarnasi sampai hari itu tiba..." Shimon memberi jeda dan menghela nafas pendek. "Tapi sayang sekali, apa yang dimaksud hari itu, aku tidak tahu dan buku peninggalan ayahmu juga tidak menjelaskan itu. Kata ayahmu hanya reinkarnasi Pharaoh yang dapat mengetahui tentang hari itu" Jelas Shimon kepada Niku.
Niku mendengar perkataan kakek nya menjadi bingung, dan memasang wajah tidak percaya "Apanya yang reinkarnasi Pharaoh, dibukunya saja dituliskan yang dimaksud tentang hari itu, mungkin mata mu sudah rabun kek" Niku heran kepada kakeknya, kenapa kakek nya mempercayai tentang reinkarnasi Pharaoh, dan juga apa maksudnya hanya reinkarnasi Pharaoh yang mengetahui hari itu. Ini membuat dia bingung dan berniat meninggalkan kakeknya.
Mencerna apa yang dikatakan cucunya, Shimon merasa bingung. Melihat gelagat cucunya yang ingin menjauh, Shimon mencoba mencegah cucunya agar tidak pergi. "Hoy... Niku, mau kemana kau, dan apa maksudmu kalau dibuku itu ada penjelasan tentang hari itu, dan mata ku masih bagus bocah" Shimon terlihat kesal Karena cucunya menghina matanya yang memang agak kurang jelas melihat.
Mendengar kakeknya seakan meminta penjelasan, Niku yang sudah beberapa langkah meninggalkan kakeknya pun berbalik. "Kek, dihalaman terakhir buku itu dijelaskan semua kegunaan benda peninggalan terakhir milik Pharaoh, dan juga tentang hari itu sudah dijelaskan disana. Apa kau yakin tidak membaca penjelasannya ? seingatku sesuatu tentang hari itu dijelaskan kalau nanti dipenghujung dunia, akan ada-"
-Dorrr!!!
-Dorrr!!!
Suara itu, Shimon tau itu suara pistol yang ditembakan, dia terkejut melihat Niku ambruk, dengan darah di dadanya. Shimon segera memapah cucunya yang terlihat tidak sadarkan diri. Para pengunjung di museum terlihat panik dan berlarian tak jelas.
Shimon berbalik menatap sekelompok orang bertopeng yang diduga menembak cucunya.
"Berhenti mendekat atau kami bunuh mereka satu persatu, sudah ada korban yang jatuh. Biarkan kami keluar dari sini maka kami tidak akan membunuh pengunjung yang lain" teriak seseorang yang terlihat seperti ketua kelompok pelaku penembakan itu.
Kapten Petugas Keamanan yang bertugas di museum ini pun segera memerintahkan bawahannya mengikuti keinginan para perampok museum itu. "Biarkan mereka pergi jangan ada korban lagi"
Semua bawahannya mengikuti perintahnya, dan terlihat para perampok mulai keluar untuk meninggalkan museum dengan membawa seorang sandra. Setelah tidak terlihat, terdengar bunyi tembakan dan teriakan para perampok tersebut.
"Tenang, mereka sudah dibereskan petugas diluar. Kalian amankan para pengunjung, sebagian ikut aku membawa korban yang terluka ke rumah sakit" Perintah Kapten Petugas Keamanan.
Para petugas pun membawa Niku dengan tandu, sesegera mungkin membawanya ke Rumah Sakit. Dengan Shimon yang mengikuti dengan pandangan yang sulit diartikan.
Tanpa ada yang menyadari, ruangan itu tiba-tiba bersinar terang dan barang peninggalan Pharaoh menghilang, tentunya setelah ruangan itu kosong.
YOU ARE READING
The Next Fir'aun
FantasySebuah perjalanan anak muda saat ber-umur 17 tahun. Tiba di Mesir dan menemukan takdir sesungguhnya.