PROLOG

705 30 20
                                    

RAFA POV

Apa yang sedang gue lakukan sekarang ini, berdiri bersanding dengan orang yang benar – benar tidak gue cintai, bahkan gak gue kenal sama sekali sebelumnya. Mata gue pun masih sembab akibat tangisan gue semalam. Beruntung gue ditangani oleh tangan handal sehingga wajah gue yang sudah tidak bisa diselamatkan pada dasarnya terutama dibagian mata. Dengan sekejap wajah gue berubah 180 derajat, yang terlihat kini wajah yang tampan khas layaknya seorang pengantin pada umumnya yang berseri – seri dengan rona kebahagiaan yang sedang para pengantin rasakan.

“Hai bro selamat ya, gue bahagia karena lo udah nikah. Gue doain yang terbaik buat lo“ perkataan Vienna -sepupu gue- membuat gue kembali pada kesadaran gue. Gue dan Vienna pelukan.

Tidak sepatah katapun yang berhasil keluar dari mulut gue seolah suara gue hilang entah kemana, Vienna memang sepupu yang paling mengerti gue. Tanpa gue harus berbicara dia sudah paham apa yang sedang aku rasakan, gue hanya terdiam dan menatapnya dengan mata yang sudah mulai panas karena menahan tangis. Vienna menepuk pundak gue, seperti memberikan suntikan tenaga baru buat gue dan tatapan mata Vienna memberikan pesan yang tersirat Jangan menangis lagi terutama saat ini tatapan Vienna membuat gue gak bisa menahan air mata, mata gue mulai berkaca – kaca dan siap jatuh kapan saja.

'cih.. baru nikah aja udah mau nangis, gimana kalo kehidupan sesudah nikah yaa?? mungkin stress terus bunuh diri lagi?? gegara gak akan tahan sama kelakuan gue yang sebenarnya nanti. Tapi kalo diliat-liat kasihan juga ya.. bagaimanapun dia udah jadi suami gue. Yaaa walopun gue nikah karena perjodohan, tapi gue tetap mengakui dia sebagai suami gue. Dan mulai sekarang, gue akan menjaga dia dari 'mereka semua' yang menginginkan nyawanya seperti yang dikatakan oleh mertua gue' batin dan tekad Kay.

“Jangan menangis bodoh!! lo cowok" ucap Vienna pada akhirnya.

Gue hanya bisa menganggukan kepala gue dengan berat dan sampai akhirnya gue memiliki keberanian untuk tersenyum sedikit walaupun hasilnya sudah pasti gagal namun saat menyadari kelegaan sudah terlihat di wajah Vienna, dia pun akhirnya mulai berlalu dari hadapan gue dan memberi selamat pada orang yang sejak tadi berdiri disamping gue. Gue memberanikan diri untuk melirik seseorang yang berdiri disamping gue sejak tadi. Terlihat senyuman yang sama dengan yang gue berikan pada Vienna terlihat jelas di wajah itu namun setidaknya aktingnya jauh lebih baik dari yang gue lakukan untuk di perlihatkan pada orang banyak.

***

TO BE CONTINUE

Hai guys! gimana prolog nya?? gak jelas ya?? hahhahaa😂😂 maklumi aja yaaa.. kemarin sebenarnya dah buat karya juga, tapi aku hapus lagi karna gak dapet feel nya. Daaann semoga aja cerita ku yang sekarang ini dapet ya feel nya.

VOMMENT DITUNGGU GAES ^ω^

My Husband's Innocent BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang