Selepas semua kesedihan yang kurasakan karna terlalu mengharapkan si pria menyebalkan itu. Akhirnya waktu bisa memutar begitu mudah, tidak sulit ternyata. Hanya saat ini kondisiku tidak begitu menyenangkan, iyaaa benar. Aku kini menjadi wanita pengagum rahasianya dalam diam, walau pada kenyataannya dia sudah jadi hak milik orang lain didunia nyata. Tapi biarlah, selagi aku baik-baik saja sepeti ini. Aku rasa aku akan terbiasa.
Kini semua hal yang kulewati bersamanya saat bekerja mengemban tugas sebagai trainee di Hotel itu pun terasa makin hambar. Candaan yang dulu kerap kali dia utarakan padaku kala kami bergurau sudah jarang ku dengar, menyedihkan memang. Namun apa boleh buat? dia telah menentukan pilihannya. Dan dia bahagia akan itu. Jadi apa urusanku? aku hanya perlu tetap seperti ini. Berpura-pura menjadi teman baiknya yang sedang menahan rasa tak karuan ingin meluapkan kerinduan pada masa pertemananku dan Dino. Huh. Sedih.
Suatu malam saat jam pulang tiba.
"Eh ko lu belom pulang?" Ucap seorang pria yang tiba-tiba datang menghampiriku yang tengah mencharher hp di samping sofa merah depan HRD
Dan ternyata, its my Dinosaurus. Dino. Ya Dino.
"Eh elu, belom dijemput gue" Jawabku masih konsisten dengan memegang hp advan yang sedang ku charger
"Lu ngga ikut anak-anak main?" Tanya Dino sambil duduk disamping kiriku
"Pengen sih, tapi udah terlanjur minta jemput" Jawabku
"Yaudah ayo sama gue kesono dulu, mumpung belom dijemput kan lu" Ajak Dino
SIALAN. Gue lagi proses buat terbiasa tanpa lu. Dan dengan seenak jidatnya lu ngajak gue maen sekarang? detik ini? detik dimana gue lagi bener-bener nguatin iman gue buat lupa sama lu. Alah.
"Kayanya engga deh, lu aja" Jawabku muna
"Yaelah bentaran doang si cuma minum makan trus balik" Bujuk Dino lagi
"Trus tar kalo tiba-tiba bokap gue udah sampe gimana? gue males ah" Jawabku tanpa memperdulikannya sedikitpun
"Bener ni? yakin ngga mau ikut? yaudah gue duluan ya" Kata Dino sambil berdiri dihadapan ku kala itu dan mulai beranjak pergi
Dasar DINO RESEEEEEE. Ngajak doang trus ditinggal. Ish. Amit-amit daaaaaah. Ucapku dalam hati sembari melirik langkah kakinya yang perlahan pergi meninggalkan ku yang masih setia dengan sofa merah dan hp yang sedang ku charger.
Ah sudahlah, emang dia ngga niat ngajak. Bodo amat. Ucapku lagi sambil menahan geram
"WOI AYOOOOOO!" Teriak Dino menggetkan ku
"Lah elu ngapa balik lagi, udah sono katanya mau maen" Jawabku cetus karna kaget mendengar teriakannya
"Yaudah ayo lah masa gue dateng sendiri" Ajaknya lagi
"Ish gue ngeri bokap gue udah sampe" Jawabku rewel
"Yaaaa makanya dari tadi jalannya Vanessss, kan gue ngajak daritadi lu malah diem aja" Kata Dino mulai geram
"Hmmm gimana yaaa bingung gue" Ucapku labil
"Buruaaaaaana ayo" Ajaknya
"Yaudah deh iya, kalo bokap gue sampe gue langsung balik ya" Ucapku
"Iyaaaaa, yok ah" Kata Dino
Akhirnya kami berdua berjalan pergi meninggalkan sofa merah itu menuju lantai bawah tempat kami harus melakukan security check sebelum keluar dari Hotel.
Selepas keluar dari Hotel, Dino langsung menyuruhku menunggubya didepan Pintu keluar parkiran motor.
Cukup lama juga aku menunggu pria menyebalkan ini mengeluarkan motornya. Motor Bebek Revo Berwarna Merah Hitam itu untuk pertama kalinya ku naiki bersama Dino. Pengemudi yang sedang aku kagumi diam-diam. Huh.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Moody & Mr. Arogan[STILL ON PROGRESS]
Romance[BASED ON TRUE STORY] Dua bentuk kepribadian berwujud sikap yang berbanding terbalik satu dengan yang lain tak jua menghalangi kisah ini, kisah yang digores pada ribuan lembar hari berbalut cinta, kasih, suka, duka dan tentu saja luka. sayang, akhir...