SELAMAT MEMBACA CERITA ANDRE DAN ANAYA:)
Tuhan telah menakdirkanku bersamamu.
••••
Seorang gadis duduk santai di atas sofa sambil menonton salah satu acara pada telivisi, dan sedang memeluk kaleng cemilan kesukaannya. Gadis itu nampak tak lelah mengunyah makanan yang sedari tadi tak henti dia masukkan ke dalam mulutnya. Gadis itu sering makan, tetapi tak banyak, mungkin hanya beberapa sendok makan saja. Tidak suka keramaian, tetapi selalu merasa takut dalam kesunyian. Tidak senang menghias wajahnya, tetapi sering kali menonton tutorial make-up di salah satu aplikasi berwarna merah miliknya. Gadis itu bernama Princess Anaya, nama yang sengaja dibuat sendiri untuk menyenangkan hati. Gadis yang selalu ingin dimanja, tetapi merasa geli ketika melihat orang lain mempunyai kesamaan seperti dirinya, manja. Gadis itu tak mudah marah, tetapi jika sudah marah tak ada satu orangpun yang diberi ampun olehnya.
"Anaya Kyra ...?" panggil seorang wanita paruh baya yang barusaja keluar dari dalam kamarnya. Berjalan menghampiri Anaya.
Anaya memajukan bibir, tidak senang dipanggil dengan nama itu. "Princess Anaya, Mama!" ralatnya sedikit menegaskan. Anaya Kyra, itulah nama asli gadis itu. Nama yang hanya tertera pada akta kelahiran, kartu keluarga, dan sampul buku miliknya.
Wanita paruh baya itu adalah ibu Anaya. Anita, itulah namanya. Wanita hebat yang selalu mengerti, menyayangi, dan mengasihi Anaya. Anita adalah tempat Anaya berkeluh kesah, menangis, maupun menceritakan segala kebahagiaan yang dirasakannya.
Anita memutar bola matanya malas. "Iya, Princess Anaya. Duduknya yang benar dong, Sayang, masa anak gadis kakinya dinaikkan begitu?" ucap wanita itu, memukul pelan kaki Anaya yang berada di atas meja. Anaya terkekeh.
"Tumben Mama gak nganter makanan ke kantor Papa, lagi berantem?" Anaya bertanya santai, memasukkan lagi cemilan ke dalam mulutnya.
"Huts ... mulutnya! Mama lagi malas aja," balas Anita, kemudian meraih remote dan mengganti channel-nya.
"Pantas aja Naya ini malesan, orang mamanya juga gitu," timpal Anaya sekenanya. Terlebih lagi dengan raut wajah gadis itu, tidak merasa bersalah sedikitpun. Anita menatap tajam Anaya.
"Makin ke sini mulutnya makin gak benar. Siapa yang ngajarin?"
"Mama-lah, memangnya siapa lagi?" Anaya menjawab dengan menaikkan sebelah alisnya. Melihat Anita mencebikkan bibir, gadis itu tertawa kecil.
Menggoda Anita adalah hobi Anaya. Setiap hari pasti ada saja ulah Anaya yang membuat wanita paruh baya itu jengkel dan ingin sekali rasanya memukul kepalanya. Namun tidak pernah terjadi, Anita takkan tega menyakiti anaknya sendiri. Ya ... paling tidak mencubit lengannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRENAYA (SUDAH TERBIT)
Romance(Tersedia di Gramedia) Perjodohan, siapa yang mau dijodohkan? Apalagi dengan musuh bebuyutan yang terkenal cuek dan tidak berperasaan? Andrenaya, sebuah kisah percintaan antara dua remaja yang saling membenci. Kisah mereka dimulai dengan keadaan ya...