Sulit Tuk Dipahami

36 9 0
                                    

Dalam setiap perjalanan tersimpan rintangan yang sewaktu-waktu dapat menghampiriku begitu saja. Tak kuasa ku menolaknya, sekuat apapun rontahanku. Tak akan mampu ku bersembunyi, sesepi apapun tempatku berdiam diri. Ku tak tau apa yang ku rasa saat ini.

Masalah?
Terimakasih telah datang dalam kehidupan, yang terkadang kau sulit tuk diselesaikan. Banyak orang yang benci akan kehadiranmu, tapi kehadiranmu membuat orang menjadi lebih baik dalam menjalani hidup. Tiada hari tanpa kebahagiaan yang ku rasa sedikit pun. Aku bingung dengan semua ini. Alisya berpikir sejenak. Alisya terlihat begitu sedih dan merenung dalam sepi.

Ia jadi tak bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Karena mungkin ia merasa tidak nyaman dengan kondisi kelas atau yang lain mungkin. Tapi bagaimana pun keadaannya Alisya selalu berusaha yang terbaik demi membahagiakan orang tuanya.

Ku tau orang tuaku tidak kaya, tapi orang tuaku berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aku bangga meski aku hidup dalam keluarga yang sederhana. Aku bangga bisa berkumpul dengan mereka bagaimana pun kondisinya. Setidaknya mereka selalu ada untukku dan abangku.

Alisya berdiam diri dalam kelas. Salah satu teman Alisya datang menghampirinya.

" Hai Alisya..diem aja sih kek patung pancoran hahahaha, eh bercanda
Lis " ujar si Arnold.
" Hai Nold " (fake smile) sapa Alisya.

Arnold masih saja bingung dengannya. Begitu juga teman-teman Alisya yang lain.

" Lis ada apa sih sebenarnya? Lungset bgt tuh muka ditekuk mulu " kata si Adel.
" Tauk tuh si Alisya.. jgn sedih dong Lis " saut Rendi.
" Eh jgn sedih gini dong Sya, lu lagi kesel yaa sama aku? Adel? Bella? Rendi? Arnold? Ato mungkin anak kelas lain? Hehe " tanya Bella.

Alisya tak menghiraukan pertanyaan mereka, tetap saja ia tidak mau bercerita sedikit pun ke salah satu temannya. Alisya hanya memberi senyuman kecil dan segera meninggalkan mereka. Alisya berjalan ke luar kelas (cari angin) eh ga taunya terdengar suara yang memanggil nama Alisya.

" Alisya " terdengar suara cowok yang memanggil. Alisya menoleh ke belakang dan ternyata Alisya tidak mengenali orang yang memanggilnya. Ternyata dia anak kelas XII.

" Mau kemana Lis? Oh iya btw belum tau namaku ya? Oke kenalin aku Aji XII IPA-5 " (Sambil berjabat tangan).
" Tau namaku dari mana? Perasaan ga pernah ketemu " tanya Alisya.
" Sengaja aku kepoin km Lis, aku nanya salah satu temen kelas km " kata si Aji.

Alisya mah orangnya bodo amat. Alisya segera meninggalkan Aji. Aji pun membiarkan karena setidaknya ia sudah mengobrol sedikit dengan Alisya. " Dari sinilah aku semakin semangat buat dapetin tu cewek. Semakin dia menghindar, semakin ku mencari tau untuk mendapatkannya " ujar Aji dalam hati.

Dua minggu kemudian, tak terlihat perubahan sedikit pun pada Alisya. Tetap saja berdiam diri dan selalu merenung di dalam kelas. Ia tak bisa menceritakan pada temannya. Alisya hanya menceritakan pada mama dan abangnya. Ia selalu menuangkan isi hatinya dalam bentuk puisi yang ditulis di selembar kertas.

Sempat berpikir untuk pindah sekolah dan tinggal bersama budenya di Semarang. Tak tau apa yang dirasakan Alisya selama ini, sampai ia mempunyai pikiran untuk pindah. Sedih sebenarnya melihat Alisya yang terus merenung. Tapi? Semua teman Alisya bingung bagaimana bisa membantu jika Alisya saja tidak mau berbagi cerita.

Entah bagaimana Alisya bisa sekuat ini menahan sebuah beban dalam pikirannya dan ia tetap tersenyum jika ditanya oleh teman-temannya. Alisya mencoba bilang pada abangnya jika ia ingin pindah sekolah.

" Bang, aku ingin pindah sekolah. Aku capek dengan semua ini. Aku juga bingung sebenarnya apa yang ku rasa saat ini tak mampu ku ungkapkan sedikit pun selain di abang dan mama. Papa sendiri juga sibuk dengan pekerjaannya " kata Alisya.
" Sekarang abang tanya, apa dengan cara berpindah sekolah km bisa menyelesaikan masalah yang selalu datang menghantuimu itu? " tanya bang Gopal.

Alisya pun terlihat begitu ragu. Tetapi dia sudah membuat keputusan bahwa ia akan segera pindah bagaimana pun resikonya. Bang Gopal pun tidak bisa membantahnya, karena Alisya adik satu-satunya. Kini bang Gopal mencoba cerita pada mama dan papa soal Alisya yang ingin pindah ke Semarang.
"Sebenarnya tidak tega meminta ini pada mama dan papa, karena ku tau pindah sekolah membutuhkan biaya yang cukup banyak. Tapi aku tidak bisa jika begini terus", ujar Alisya dalam hati.

Mama dan papa Alisya berpikir dua kali jika Alisya akan pindah sekolah di Semarang. Tetapi orang tua Alisya tidak sanggup melihat Alisya yang tiap harinya selalu merenung dan takut terjadi sesuatu dengan Alisya, akhirnya orang tua Alisya segera mengurus surat pindah.

Alisya akan pindah ke Semarang selama satu tahun setengah. Orang tua Alisya menitipkan pada budenya yang ada di Semarang. Setelah lulus Sma, Alisya akan kembali ke kota asalnya.

Mengurus surat pindah yang cukup rumit. Pihak sekolah sebenarnya tidak rela melepas salah satu siswa yang dikenal rajin dan sopan untuk pindah ke luar kota. Apalagi posisi Alisya saat ini sudah kelas XI, cukup sulit sebenarnya. Tapi bagaimana lagi, karena ini sudah menjadi keputusan Alisya, pihak sekolah rela tidak rela harus melepas Alisya dari sekolah tersebut.

Keesokan harinya, di mana hari ini adalah hari terakhir Alisya berada di sekolah. Ia segera masuk ke dalam kelas dan berdiri di depan teman-temannya untuk mengucapkan salam perpisahan.

" Teman-teman..Alisya minta maaf jika Alisya punya salah sama kalian baik yang disengaja atopun tidak. Maaf jika perkataan Alisya pernah membuat kalian sakit hati. Alisya mau kasih sesuatu buat teman-teman, semoga dengan adanya sesuatu yang Alisya beri bisa membuat kalian ingat dengan Alisya. Terimakasih sudah menjadi teman Alisya yang sangat baik bagi Alisya ", ujar Alisya dengan mata yang terlihat kaca-kaca seperti tak tega meninggalkan kondisi kelasnya saat ini.

Saut baur teman Alisya yang tidak ingin Alisya pindah terdengar begitu ramai. Isak tangis teman cewek Alisya terdengar cukup keras. Hampir semua kelas sedih akan kepergian Alisya. Kini setelah membagikan sesuatu untuk kenang-kenangan, Alisya segera pamit pada semua teman dan bapak/ibu guru. Alisya akan segera berangkat ke Semarang diantarkan oleh Papa, Mama, dan bang Gopal.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sejuta SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang