cpat 4

193 29 12
                                    

'Apa-apaan mereka. Aku bukan baby mereka, aku sudah dewasa. Mau sampai kapan mereka menganggap ku sebagai anak-anak, bahkan aku seumuran dengan jaebum hyung.'  Gerutu jinyoung di dalam hati sambil menatap apapun yang dapat ia tatap dengan kesal.

"aahh maaf jinyoung~ie bukan itu maksud hyung." jaebum merasa bersalah karena telah membuat jinyoung-nya hampir menangis.

"Hiks! hiks.. sampai kapan kalian akan memperlakukan ku seperti anak kecil? Bukankah sekarang aku sudah kuliah, mengapa kalian selalu memperlakukan seperti anak kecil huh?" marah jinyoung.

"Kami hanya ingin memjaga mu jinyoung~ie.."

"Menjaga ku hyung? Menjaga ku dari apa? Sudah ku bilang kalau aku udah dewasa dan aku bisa menjaga diriku sendiri, hyung." Jaebum terlihat masih ragu dengan jawaban jinyoung.

"Kita tak jadi pergi hyung, aku ingin ke kamar sekarang dan ku mohon jangan memganggu ku. Arra.." jinyoung berjalan ke kamarnya untuk menenangkan pikirannya. Setelah sampai di kamarnya, jinyoung menutup pintu dengan cara membantingnya dengan sangat keras dan membuat ke tiga orang yang sedari tadi di lantai bawah di buat terkejut dengan bantingan pintu itu.

Di dalam kamar, jinyoung menangis. Dia menangisi kejadian tadi. Menapa mereka begitu jahat kepada dirinya dengan masih menggangapnya seperti anak kecil. Jinyoung memang mengakui kalo terkadang dirinya masih manja. Tapi dia tidak terima jika masih di anggap anak kecil oleh mereka terlebih oleh jaebum. Jinyoung marah karena jaebum ikut menganggapnya baby-nya. Jinyoung emang sangat manja pada jaebum, tapi bukankah itu wajar jika jinyoung ber-manja-an pada sahabatnya sendiri.

Sedangkan suasana di lantai satu sangatlah hening. Mereka bertiga tengah sibuk melamunkan sesuatu.  Karena tidak tahan dengan kehening yang tercipta, eomma jinyoung pun bersuara.

"jaebum~ah.." pangil eomma jinyoung namun di hiraukan oleh jaebum karena ia masih belum sadar dari lamunannya.

"jaebum~ie." Sekali lagi pangilan ini kembali di hiraukan oleh jaebum dan hal itu membuat appa jinyoung mengalikan perhatiannya pada istrinya.

"Sayang, kenapa?"

"aku tidak apa, tapi jaebum.."

"sendari tadi jaebum terus melamun, bahkan aku sudah memangilnya beberapa kali tapi dia tak meresponnya."

"biar aku yang mencobanya sayang. kau tak perlu khawatir. Arraseo.." istrinya hanya bisa mengangguk sabagai jawaban.

"jaebum~ah." Panggil ayah jinyoung sambil menepuk pundak jaebum dan hal itu membuat jaebum tersentak kaget namun pada akhirnya jaebum menoleh dan menemukan wajah dari kedua orang tua jinyoung yang sedang memandangnya dengan khawatir. Jaebum hanya bisa tersenyum untuk meyakinkan kedua orang tua jinyoung agar tak mengkhawatirkan nya.

"Aku baik-baik saja, eommanim appanim." jawab jaebum dengan senyuman manisnya.

"Kau yakin kau baik, jaebum?"

"Ne, appanim aku baik. Aku hanya merasa bersalah pada jinyoungie, appa eomma" jaebum hampir saja menangis kalau saja dia tak bisa menahan nya.

"Aku hanya takut jinyoung marah pada ku, eomma. Kau tahu kan eomma, aku tak bisa kalau jinyoung marah padaku. Aku tak bisa.." Jaebum menangis. Ya jaebum menangis karena pemikirannya terhadap apa yang akan terjadi jika jinyoung marah pada dirinya.

"Jaebum sebenernya kau sudah mengenal jinyoung berapa lama?" Bukannya menjawab jaebum malah bingung sendiri karena pertanyaan  dari eomma jinyoung.

"Kenapa  eomma-nim bertanya seperi itu, tentu saja dari  kecil eomma-nim."

"Kau bilang udah mengenal jinyoung dari kecil, tapi kau belum tau sifatnya.."
Eomma jinyoung hanya bisa geleng kepala karena jawaban jaebum.

         Tcb or end

Maaf kalo up nya lama soalnya ide nya ilang d tengah jalan hehehe tadinya mau ga lanjut???
    Sekali lagi makasih nyoinyoi yang udah batuin ungki lagi

salah kah aku memcintai mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang