Siapa Dia?

97 2 0
                                    

Namaku Ashma Aqilanissa, aku adalah seorang wanita yg sedang belajar menjadi seseorang yang lebih baik.

Perjalananku untuk menjadi lebih baik tidak hanya sendiri. Aku ditemani oleh kedua orang sahabatku namanya Amalia Zahra dan Syifa Qolbiyah, mereka orang yang selalu menemaniku dikala duka dan suka. Kami selalu saling mendukung apa yang dilakukan oleh salah satu diantara kami asalkan tetap berbau "Positif".

3 tahun kami berteman, tapi aku belum pernah jujur tentang perasaanku kepada mereka. Jujur saja, aku ini orangnya agak cuek. Jadi teringat ketika Syifa memaksaku untuk jujur tentang perasaanku.

"Ashma? "

"Wa'alaikumsalam", jawabku

"Ehh maaf Ashma aku lupa hehe. Assalamu'alaikum Ashma."

"Wa'alaikumsalam. Masa mau ngucap salam juga lupa sih, ngomong-ngomong mau apa? ", Tanyaku penasaran

"_-... Kamu sebenarnya suka sama siapa sih, " Sambil memasang muka penasarannya

"Ngga tau... Cinta dalam diam ajah."

"Iiihh kamu kok gituh sih ngga ngasih tau?!"

"Syifa sayang. Yang namanya Cinta dalam diam itu hanya antara kita, hati dan Allah yang tau. Udah yah aku cape denger kamu nanya-nanya mulu dari kemaren. Assalamu'alaikum," jawabku singkat

"Iyah yah? Wa'alaikum salam." Syifa yang mulai kebingungan.

Yahh begitulah kira-kira hehe. Lagipula aku ini masih kelas 3 SMP, aku ngga mau melebihkan soal rasa untuk saat ini. Mimpi, harapan dan cita-cita saat ini lebih berharga daripada perasaan.

Hari ini aku ada ujian harian Matematika. Iyah, memang pelajaran ini ada pelajaran yang paling ditakuti diseluruh dunia (iyah kali hehe) karena pelajaran Matematika ini memakan waktu yang cukup banyak dan otak yang penuh terisi rumus-rumus yang mudah diingat tapi mudah untuk dilupakan hehe.

Ketika bel masuk berbunyi, tangan Amalia memegang erat tanganku.

Sambil berkata, "Gimana nih Ma... Aku takut salah rumusnya saat ngisi soal nanti"

"InsyaAllah kamu pasti bisa, Mau gimanapun hasilnya. Itu adalah hasil terbaik yang kamu telah peroleh dari kerja kerasmu", ujarku

"Siap deh Ma".

Setelah dua jam mengerjakan soal ujian harian, kamipun keluar meninggalkan kelas untuk pulang. Ya, dikarenakan guru-gurunya sedang sibuk merapatkan tentang tanggal ujian-ujian terakhir kelas 9.

Baru saja beberapa langkah aku meninggalkan kelas ada yang memanggilku dari belakang.

"Ashma!? " Teriak seseorang dari belakang

"Iyah? " Akupun menengok kearah belakang. Dan ternyata yang memanggilku itu adalah Fauzan

"Eh Fauzan ada apa ya?" Tanyaku

"Inih bukumu tertinggal tadi dikelas. " Sambil mengembalikan buku milikku

"Eh iyah makasih ya, aku lupa saking terburu-burunya. Hehe."

"Makanya jangan jorok ema-ema." Candanya

"Ihh, aku ini bukan ema-ema tau. Yaudah aku pulang dulu yaa. Assalamu'alaikum. "

"Iyah iyah, hati-hati dijalannya. Wa'alaikum salam. " Jawabnya.

Aku dan Fauzan memang dikenal dekat dari dulu, saking banyaknya orang yang mengenal aku dan Fauzan sangat dekat. Ada sebagian orang yang mengira bahwa aku dan Fauzan ini ada hubungan spesial. Huftt, padahal kami tidak sedekat itu.

Dari dulu aku sudah beberapa kali menghindar dari Fauzan tapi memang tidak bisa, tetap saja Fauzan bilang begini "Terserah ajah orang mau berkata apa. Kamu dan aku itu hanyalah teman biasa jadi jangan dengarkan komentar-komentar negatif yang dapat membuat hatimu terluka yaa!" Begitu katanya.

Ketika aku sudah sampai menuju gerbang terakhir sekolahku aku tak sengaja menabrak seseorang.

"Eh, afwan. " Akupun tertunduk malu sampi memohon maaf

"Iyah, ngga apa-apa kok lain kali hati-hati ya. " Ujar seseorang

Suara itu.. 
Suara yang pernah ada didalam mimpiku. Aku penasaran siapa yang tak sengaja kutabrak? Akupun memberanikan diriku melihat kearah seseorang itu.

"MasyaAllah, fabiayyi'ala irabbikuma tukadziban.. " Kata hatiku karena terpesona melihat seseorang itu

"Ehh, astagfirullah aku kenapa sih. " Ujarku lagi

"Kamu ngga apa-apa kan? " Tanya seseorang itu

"Alhamdulillah, aku ngga apa-apa kok. " Jawabku

"Oh iyah, nama saya Ammar. Saya teman anaknya Pak Husain. "

"Nama saya Ashma, saya muridnya Pak Husain. "

"Ngga baik kita lama-lama berbincang apalagi kita bukan muhrim. Saya duluan. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Dia..
Aku jatuh cinta padanya?
Apakah cinta ini adalah sebuah anugrah untukku atau malah menjadi sebuah musibah untukku?

-eps 01-

Semoga suka dengan ceritanya😊
Hanya penulis amatir kok hihi



Dalam Langkah Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang