Tak terasa kini Kara sudah kelas 6 SD. Suatu hari, saat di sekolah, Kara mendengar ada imbauan dari pihak sekolah kalo sekarang ada peneroran. Teror tersebut melalui media sms, jadi kalo ada orang yang tidak dikenal yang meminta nomor HP, jangan dikasih.
Saat di rumah, Kara disuruh ibunya membelikan pulsa sebesar 40 ribu. Saat dia di konter pulsa, penjual pulsa itu pun menanyakan nomor Hpnya. Kara ingat tentang imbauan tadi di sekolah. Dia berpikir kalo penjual pulsa itu akan termasuk oknum peneror. Lalu, Kara berpikir untuk menipu penjual pulsa tersebut dengan memberikan nomor HP yang palsu.
Lalu, saat Kara sampai di rumah, ibunya menanyai mengapa pulsanya belum masuk. Kara menjawabnya dengan tanpa beban, kalo nomor HPnya dipalsukan karena dia takut kalo ibunya akan diteror. Mendengar hal itu, ibunya pun naik pitam, mukanya memerah dan kepalanya mengeluarkan asap. Kara kaget ketika melihat ada asap di kepala ibunya, dengan segera dia mengambil seember air, lalu disiramlah ibunya itu. Ibunya pun sangat-sangat marah dan saking marahnya, ibunya jadi pingsan.
Kara kaget dan bingung apa yang harus dia lakukan, lalu dia justru menelpon tukang reparasi. Karena, dia tadi melihat muka ibunya yang memerah dan kepalanya yang mengeluarkan asap. Dia berpikir, mungkin ada yang trouble pada ibunya. Jadi, dia menelpon tukang reparasi untuk membetulkan ibunya. Sungguh pekok ya teman-teman.
Selang 30 menit, tukang reparasi yang dia telpon akhirnya datang. Tukang tersebut menanyai Kara, apa yang harus dia lakukan, dengan tanpa beban Kara menjawabnya kalo ibunya harus dibetulin. Mendengar hal itu, tukang itu berpikir kalo Kara itu gila dan kemudian tukang reparasi itu tanpa pikir panjang langsung pergi meninggalkan Kara.
Syukurlah akhirnya ayahnya pulang. Ayah Kara kaget ketika melihat istrinya yang tergeletak di lantai dan basah kuyup. Lalu, Kara menceritakan apa yang telah terjadi. Raut muka ayahnya berubah menjadi marah. Kara bingung, apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya. Dengan pedenya, dia mengatakan bahwa pasti hari ini dia berulang tahun, dan ini hanya jebakan saja. Ayahnya semakin geram. Tapi, dia ingat kalo punya penyakit jantung, ayahnya pun menenangkan diri dengan mengelus dadanya.
Sejak peristiwa itu ibu Kara tidak lagi menyuruhnya untuk membeli pulsa.
Di sekolahan Kara, bulan besok akan mengadakan UN. Oleh karena itu, orang tua masing-masing murid mendatangi sosialisasi UN. Di sana, orang tua murid disarankan untuk mengawasi kegiatan belajar anaknya di rumah.
Satu bulan kemudian, bertepatan dengan pelaksanaan UN. Pada saat bel berbunyi atau tandanya boleh mengerjakan soal. Terlihat, Kara yang kebingungan dalam menjawab soal itu. Dikarenakan, dia justru belajarnya IPA, tapi sebenarnya jadwalnya itu matematika. Jadi, dia menjawab soale matematika dengan jawaban IPA. Contonya soal -2+5, dia justru menjawabnya enzim amilase.
Lagi nih, hari berikutnya adalah mapel B. Indonesia yang soalnya, teks cerita yang tokohnya diperankan oleh hewan disebut, yang dia jawab itu justru P×l×t. Karena apa coba, dia belajarnya mapel matematika.
Hari terakhir pun Kara kembali mengulanginya lagi. Sampai selang seminggu kemudian, tiba saatnya pengumuman kelulusan. Semua nama murid yang lulus sudah dipanggil. Namun, hanya saja nama Kara yang belum dipanggil. Kara menangis karena, dia takut kalo nggak bakal lulus. Orang tuanya pun mencoba untuk menenangkan Kara. Lalu, terdengar kalo nama Kara dipanggil, "Kara lulus". Dia terkejut dan langsung naik ke panggung, dan pekoknya dia malahan rukuk syukur. "Terima kasih ya Allah". Kara akhirnya telah mendapatkan ijasah. Dengan terharunya, Kara turun dari panggung dan kemudian memeluk kedua orang tuanya. Suasana gembira, berubah menjadi haru. So sweet:(. Ternyata Kara mendapat ranking pertama......................................., dari bawah(alias ranking ragil).
Pendaftaran siswa perserta didik baru SMP telah dibuka. Kara mendaftarkam dirinya di salah satu SMP ternama. Karena, SMP lainnya seringnya menggunakan Negeri. Tapi, berbeda dengan sekolah Kara, namanya itu SMP Trio Macan Sumatra. Sungguh wao bukan:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pekoknya Dia
HumorSebuah cerita tentang anak cowok yang sangat nyebelin, bikin orang gemes. Tapi, gemesnya bukan karena lucu, tapi karena kalo diajak bicara super nggak nyambung dan anaknya sangat lola(loading lama) atau bisa dibilang pake bahasa kasarnya itu pekok.