Kriing... Kriing
Bruuukkk!!
"ahh"
"butuh bantuan? "
"enggak, makasih"
***
"elo tuh ya, kok bisa jatoh ampe begini". Nelin membersihkan luka dikaki Dea yang sedikit mengeluarkan darah
"ya namanya juga musibah kan gue ngga tau".
Dea dan Nelin sedang berada di UKS, mengobati luka Dea sambil nyerocos gajelas Nelin kayak emak emak
Dea masih merutuki dirinya sendiri kenapa bisa jatoh sampe keluar darah begini. Hari ini Dea sedikit terlambat karna sempat berdebat dengan ibunya bahwasannya Dea tidak boleh memakai sepeda untuk hari ini karna kemarin baru saja sakit.
Ceklek!
Kepala mereka barengan nengok ke pintu gitu kaya pasukan baris berbaris. Dan melihat seseorang yang datang.
Cowok itu masuk dengan santainya di depan mereka mengambil alkohol lalu keluar lagi tanpa mengucap satu katapun.
Kok gitu ya?
"gitu banget lo ngeliatnya nel" lirik Dea kepada sahabatnya.
"gue kayak familiar aja liat cowok itu"
"iya dia kan yang narik gue pas telat kemarin sama...." tiba tiba muncul dalam pikiran Dea dengan wajah cowok tersebut. Sontak matanya melotot.
Perasaan Dea yang pernah ngeliat cowok itu tapi dimana yah, sedikit inget tapi banyak lupa. Duh
"sama apa? Kok lo merem merem gitu? Lagi nginget sesuatu apaan? "
Setelah mempertajam ingatanya yang sedikit pikunan, tetapi Dea tak ingat apapun. Ahirnya Dea menyerah
"engga, gue lupa mau ngomong apaan tadi" celetuk Dea
"iiih kebiasaan nenek pikun, cabut ah"
"eeh ehh!! tungguin guee kakinya masih sakit" Dea lari mengejar sahabatnya yang meninggalkan tanpa belas kasihan
Nulis pas lg kuliah bener2 mengganggu konsentrasi, sorry agak ngga nyambung,
Besok bakal aku jelasin lagi
Sorry -_-
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasured memory
Teen FictionDea tak tau kenapa cowok itu selau menarik tangannya menjauh dari berbagai hal yang membuat Dea merasa sempit. Kenapa cowok itu selalu datang dengan membawa kedinginan? Dingin yang tak diketahui kebenarannya oleh Dea. Dibalik dinginya seorang Revan...