Bab 1

161 62 31
                                    

"Bintang akan terpancar cerah jika kamu sudah berusaha keras."

-Alena Anggriani Saputri

"Selamat pagi bi Tuti." Teriak Alena dari atas tangga.

Bi Tuti lalu menjawabnya dan langsung mengajak Alena melihat sarapan yang dibuatnya.

"Sarapannya enak banget bi, Alena gak sabar mau makan masakan bibi." Ucapnya.

Setelah mendengar hal tersebut bi Tuti excited untuk menaruh sarapan yang sudah dibuatnya ke dalam mangkok.

"Ini neng, silahkan dimakan sarapannya." Suruh bi Tuti.

Alena langsung memakan sarapan tersebut sampai habis, setelah memakannya Alena tiba-tiba mendapatkan telepon dari ayahnya Prabu pemilik hotel terbesar se-Asia nomor 3.

"Halo pa?" Tanya Alena kepada ayahnya.

"Halo nak, nak papa mau ngasih tau kalo bi Tuti mau pulang kampung, jadi kamu papa titipin ke teman papa ya." Pinta Prabu.

"Lah? Pantesan tadi bi Tuti nyiapin sarapan yang paling enak, ternyata hari ini bi Tuti pulang kampung pa?" Tanya Alena yang sedih.

"Iya nak, anaknya bi Tuti sekarang lagi krisis karena tumor ditubuhnya menyebar." Jawab Prabu.

"Baik pa, tapi aku tinggal di rumah siapa pa? Aku belum berani tinggal di rumah orang." Tanya Alena.

"Liat aja nanti, papa tutup sekarang ya teleponnya, dadah miss you." Jawab Prabu.

Prabu langsung mematikan handphonenya, dan tentu saja Alena menghampiri bi Tuti lalu memeluknya, dan tidak lupa dia berdoa agar anaknya bi Tuti lekas sembuh.

Bi Tuti yang mendengarnya pun senang, setelah itu Alena langsung berangkat naik taksi. Alena naik taksi ke sekolah, karena supirnya pak Bima juga pulang kampung untuk menyiapkan pernikahan putrinya.

Sesampainya di sekolah, Alena membuka pintu taksi lalu terkejut karena melihat jam dinding di sekolah menunjukan pukul tujuh. Yang dimana jam tujuh itu sudah masuk, karena peraturan sekolah SMA Pancasila sangatlah ketat.

Lalu Alena meminta ke satpam sekolah untuk membukakan gerbang sekolah, walaupun satpam sekolah tersebut menghiraukannya.

"Pak, bukaiin dong gerbangnya plis." Minta Alena yang sedang panik.

"Gak bisa nak, kamu sudah melebihi batas waktu masuk sekolah." Jawab pak Bayu.

Alena akhirnya memutuskan untuk mencari jalan masuk ke dalam sekolah, yaitu melalui gang belakang sekolahnya. Tetapi Alena melihat cowok nakal bermata biru kehijauan dan memiliki warna rambut cokelat tua sedang merokok.

Alena mau tidak mau harus melewati cowok tersebut, dan tentu saja dia mengikatkan jaketnya dipinggangnya, karena Alena takut diapa-apakan oleh cowok tersebut. Tetapi tampaknya cowok tersebut menotice Alena sejak tadi. Cowok tersebut langsung berhenti merokok, dan menghampirinya.

"Telat ya? Mau gua bantu?" Tanya cowok tersebut.

"Gak usah, gua bisa sendiri kok." Jawab Alena yang ketakutan.

24/7 TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang