"Matahari selalu bersinar terang seperti dirimu yang menyinari diriku."
-Arcio Putra KusumoTiba-tiba ada bunyi kencang dari sebelah kamarnya Alena. Alena tentu saja langsung menghampiri kamar sebelahnya. Dan Alena melihat Arcio sedang bermain gitar listrik dengan sangat kencang.
"Kenapa disini?" Tanya Arcio dengan jail.
"Gak, cuman mau main gitar aja." Jawab Alena yang berbohong, karena sebenarnya dia ingin menegurnya untuk diam.
"Coba lu sini mainin gitar gua, nanti gua ajarin." Suruh Arcio.
"Gak usah, terima kasih." Ucap Alena yang deg-degan.
Alena saat membalikkan tubuhnya langsung ditahan oleh Arcio.
"Jangan pergi dulu." Kata Arcio yang langsung membuat Alena deg-degan setengah mati.
Tentu saja Alena langsung melepaskan tangan Arcio dari lengannya. Alena langsung pergi ke kamarnya untuk tidur di kasur, dan menutupi mukanya yang merah menggunakan bantal.
"Aduh, matanya itu loh yang bikin gua deg-degan setengah mati." Ucap batin Alena.
Setelah Alena menutupi mukanya, Alena langsung memutuskan untuk tidur karena takut terlambat lagi. Tetapi, saat ingin tidur Alena mencium bau rokok yang sangat tercium wanginya.
Tentu saja Alena langsung menghampiri bau tersebut, karena bau tersebut Alena tidak bisa tertidur.
Terlihat Arcio yang sedang ada di balkon kamarnya sambil merokok. Bukannya menegur Alena malah melihat Arcio terus-terusan tanpa berhenti. Tanpa sadar, Arcio melihat Alena sedang menatapnya.
Setelah itu Alena yang berada di balkon kamarnya langsung masuk karena dilihat oleh Arcio. Namun takdir berkata lain, Alena malah terjatuh karena terburu-buru lari. Alena seharian merasa malu setengah mati, dan sekarang dia membuat dirinya malu lagi.
"Jalan yang bener, jangan lari!" Perintah Arcio yang sambil tertawa kecil.
"Iya maaf, jadi ngeganggu lu nyebat ya?" Tanya Alena yang sedang menahan malu.
Arcio tidak menjawab, dia langsung segera masuk ke kamarnya dan menutup pintu balkon kamarnya. Alena merasa pertanyaannya membuat Arcio marah.
"Woy Cio, jangan marah dong nanti cakepnya hilang!" Suruh Alena yang tanpa sadar dia mengucapkan ganteng kepada Arcio.
Arcio di dalam kamarnya hanya tertawa karena masih ngakak melihat Alena terjatuh.
...
Tring!
Alarm dari kamar Alena terdengar sangat keras, tanpa sadar ada yang mengubah alarmnya yang tadinya jam 6 jadi jam setengah 7.
Sudah pasti Alena langsung terburu-buru untuk mandi, siap-siap, dan sarapan. Guntoro melihat Alena, dan dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Dia merasa bingung karena Arcio bilang kepadanya bahwa Alena sudah pergi duluan.
"Om, aku pergi naik motor vespa bekas punya om boleh? Aku udah telat banget om." Tanya Alena.
Guntoro langsung mengiyakan serta memberikan kunci motor vespa bekas dirinya saat masih muda. Alena langsung tancap gas, dan tidak lupa pamit ke Guntoro.
"Apes banget hari ini, ngapain coba Cio ngelakuiin ini?" Tanya Alena kepada dirinya sendiri.
Sesampainya di sekolah, dia melihat Arcio sedang bersama Reyna.

KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 Together
Teen Fiction"Telat ya? Mau gua bantu?" Tanya Arcio Putra Kusumo. "Gak usah, gua bisa sendiri kok." Jawab Alena Anggriani Saputri. Alena Anggriani Saputri, perempuan manis dan cantik yang selalu memiliki sifat yang baik. Alena memiliki banyak hal yang dia sukai...