PROLOG

26 0 0
                                    


"Fran, G—gue. Gue cinta sama lo." bisik Reina pada telinga Defran.

----

Malang.

SMA Negeri 4 Malang ~

Hari semakin sore, mendung senja tampak menyelimuti dinginnya Kota Malang yang kebetulan sedang dihadang musim hujan selama beberapa bulan ini. Dengan hanya berbekal setangkai mawar merah seadanya yang ia beli kemarin di toko bunga, Defran menyiapkan batinnya untuk mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada perempuan yang sangat ia cintai tersebut, perempuan cantik yang telah ia idamkan sejak lama, ia bernama "Reina". Proses pendekatannya yang kurang lebih mencapai kurun waktu selama setahun membuatnya semakin yakin jika Reina akan menerima cintanya.

Defran mulai melangkahkan raganya untuk menemui Reina ditempat yang telah mereka rencanakan, yaitu di Taman belakang sekolah. Perasaan bahagia dan gugup beraduk larut dalam liang hati Defran.

Selangkah demi selangkah ia menerjam rasa gugupnya untuk menemui gadis tersebut, semakin gugup semakin ia genggam erat bunga mawar berhiaskan plastik tipis berwarna merah muda yang ia bawa. Tinggal beberapa langkah lagi Defran telah sampai dilokasi, ia sempat tak berhenti bergumam kata-kata romantis yang telah ia susun dan siapkan dengan tidak mudah.

"Hhhhhh...." Defran menghela nafas berat.

Sesuatu yang ganjal hadir tampak jelas dari pandangan Defran, pemandangan menakutkan yang tidak pernah terpikirkan olehnya menjadi nyata dihadapannya. Sosok perempuan yang dicintainya memang nampak jelas dihadapannya saat ini, namun seorang pria menemaninya disana. Bukan hanya sekedar menemani, Defran melihat jelas tragedi saat seorang pria yang tidak ia kenal tersebut tiba-tiba menyatakan perasaannya dengan cukup romantis dihadapan Reina.

"Iya, gue mau nerima lo...." Defran menguping perkataan Reina yang ia lontarkan jelas untuk pria dihadapannya itu.

Defran tak paham maksud dari semua ini, sebuah peristiwa yang belum pernah ia temui dan rasakan sebelumnya. Bukan hanya sesak dan rasa tidak percaya menghantamnya, namun rasa kecewa yang besar juga tampak menghantui hatinya saat ini. Sekali lagi, Defran adalah pria yang sangat popular disekolahnya, puluhan mungkin ratusan gadis menggemarinya bahkan menaruh hati padanya, namun baru kali ini ia tertarik pada seorang perempuan dan ingin mendalami hatinya, namun semuanya telah usai pada detik ini juga. Walaupun memang karena kedatangannya yang sedikit terlambat, namun jika Reina menepati janjinya ini semua tak akan terjadi. Rasa benci dan kecewa meledak-ledak dipikirannya, ia melempar bunga mawar cantik yang digenggamnya terjun menuju tempat sampah disampingnya.

"Brengsek!! Dasar cewek brengsek!!!" gumam Defran tak mampu menahan emosi.    

MY DESTINY WRITTEN BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang