00-prolog

20 4 2
                                    

“Rin?”
Suaramu itu hangat ditelingaku. Bukan karna aku mencintaimu namun aku hanya ingin kau tetap disampingku. Walau aku takkan pernah menjadi pacarmu, tapi aku akan tetap menjadi orang yang menyayangimu lebih dari orang yang kau sayang.

Hai? Namaku Khatrin Alea. Gadis cantik di SMAN 1 Malang. Berumur 18 tahun yang sebentar lagi lulus. Hidup di kalangan orang biasa. Dan masih bernafas. Tidur di kasur empuk yang ada di Jalan Buah Manggis nomer 123. Tinggal bersama kakak yang kayak babi ngepet. Makan makanan halal. Dan baik sama Kang Ujang.

Bunda? Bunda ada di bandung. Apa? Ayah? Emm gimana ya.. entah dimana.. seingat ku dia ada di bawah tanah. Tapi ada yang bilang ayah di Kalimantan. Mereka putus hubungan semenjak kakakku ingin hidup sendiri. aku juga gak tau mereka kenapa.  Karna aku hanya tau kalau mereka hanya bisa menyakiti hatiku. Kakak ku? Babi? Kenapa aku panggil babi? Ya itu karna tubuhnya besar. Hidungnya kecil. Dan mulutnya pedes.

Khat kecil tinggal di bandung. Iya. Aku sangat bahagia disana. Namun semenjak mereka pergi aku tak suka tinggal dibandung. Mereka, Aku suka karena mereka. Mereka yang selalu menghiburku disaat aku sedang terluka. Mereka selalu ada buat ku. Suka Duka selalu kita jalani bersama. Aku takkan pergi meninggalkan mereka sampai kapanpun. Hanya itu alasan ku suka dengan bandung. Namun takdir berkata lain, kita harus berpisah. Semenjak itu bandung menjadi suram tanpa adanya mereka.

Mereka Jams dan Hans. Kakak beradik yang selalu mewarnai hariku kala itu. Mereka dulu menjadi tetangga di belakang tembok rumahku. Alexander James seorang kakak yang tampan *luv luv luv yang bisa dibilang cuek kepada adiknya. Jams hanya beda dua tahun dengan ku  serta adek nya. Tapi aku tak pernah panggil dia kakak karna aku tak suka sistem senioritas. Jams orangnya baik. Jams orang perhatian. Jams suka memberi. Jams selalu buat ku bahagia walau kadang sifatnya yang cuek itu membuatku sakit. Alexander Rayhans adiknya Jams. Hans seumur dengan ku. dan entah darimana kita lahir di tanggal yang sama. Jadi setiap aku ulang tahun dia selalu menampakan wajah nya yang konyol itu dihadapan ku. Dan mengucapkan selamat padaku. Hans selalu ceria. Aku tak pernah melhat ia sedih. Sekali aku melihat ia sedih, saat hari itu. Hari dimana kita semua berpisah.

Mereka pergi karna sang ayah mereka harus dipindah tugaskan. Di Malang, kota yang rindang. Namun kita tak pernah terpisah oleh jarak. Di era globalisasi seperti ini, cara kita berkomunikasi, bersosialisai semakin mudah. Cara berkomunikasi kita sekarang menggunkan telepati.. alias telepon pintar atau smartphone. Jadi kita masih sering telfon bareng bertiga di beda tempat. Video Call juga bisa. Itulah yanng kulakukan jika aku rindu kepada mereka.
    
Dewi fortuna di pihakku. Di ulang tahun ku yang ke 17 aku pindah ke Malang. Alhasil aku ingin mencari mereka lagi. Dan aku seharusnya minta Babi itu untuk mencari rumah Jams dan Hans. Tapi tidak.  Babi hanya tertawa. Mungkin aku akan sedikit bercerita inilah perjalanan ku mencari mereka

arkadaşTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang