Prolog

4 1 0
                                    

Hari itu, hari yang sebenarnya tidak menyenangkan tapi berubah menyenangkan karena kehadiran nya.

Mungkin ini yang disebut cinta pada pandangan pertama?

Ya..

Hari itu, tepat saat sekolah mengadakan festival drama musical, mataku terbetot keluar saat aku sengaja melihat kearahmu.

Kau, dengan akting terbaikmu diatas panggung. Kau bukan bintang utamanya. Namun dirimu, dengan segala pesona mu mampu membuatku terus menyunggingkan senyum seolah ada ribuan kupu-kupu menari dalam perutku. Kau, dengan caramu mampu membuat jantungku tidak berhenti berdetak.

Hingga aku sadar bahwa cinta begitu sederhana. Tanpa kata kau datang, dan tanpa kata pula kau membuatku mencintai mu,

Arkariza Gamaliel Nathanael.

Nama itu, nama yang diam-diam terukir dalam hatiku.

Namun, setelah aku mengerahkan semua usaha terbaikku untuk menggapaimu, aku ingin segera menghentikan mimpiku.

Kau dan temanku..

Kalian saling jatuh hati, kan?

Karena tatapan manusia tidak dapat berbohong, semua terbaca dari matamu, gerak gerikmu, dan nada bicaramu. Bahkan suara tawa itu berbeda.

Hei, kau tau? Jika kau bahagia tanpa diriku, aku akan menyerah dan mencari kebahagiaan yang lain.

Namun yang perlu kau ingat, ketika aku mencoba untuk menyerah, aku baru sadar, hal yang begitu sederhana dalam hidupku..

Karena cinta yang begitu sederhana, tanpa kata, aku terlanjur jatuh terlalu dalam padamu.

Hey, kau tahu cara untuk bangkit? Aku bahkan tidak tahu...

Nathan, mungkin, tanpa kata pula aku terlanjur jatuh cinta terlalu dalam padamu.

Jika aku bertahan sampai akhir, apakah itu adalah sebuah kesalahan?

-Ivanka Agatha Clarissa-

Without WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang