Lanjutan chapter sebelumnya...

2.1K 150 1
                                    

DALAM banyak kasus, lelaki adalah pihak yang paling tidak rela saat di putus. Seperti yang sudah diduga, karena rasa nikmatnya dihentikan. Reaksinya beragam warna, mulai dari pundung sampai mutung. Dari yang menyerupai drama korea sampai yang mirip film psikopat. Diantara gaya lelaki yang diputus ada yang paling menyebalkan.

Gaya teror perasaan, berusaha manfaatkan kelemahan wanita.
Seperti "kalo lo putusin gue, nggk ada gunanya lagi gue hidup, gue nggk tau deh besok lo masih liat gue napas atau nggak".
Begini, nih, contoh teror perasaan. "Lo liat deh, gue bakal uring-uringan belajar, gue nggak mau makan kalo lo nggk jadi pacar gue." lemah banget jadi lelaki, idih...

Gaya teror perasaan, seolah kamu bertanggung jawab atas hidup dia. Menyakiti diri sendiri lalu pengen dapet perhatian, hancur. Yang begini, justru harusnya semakin meyakinkanmu. Dia tak layak sama sekali jadi suami atau ayah anak-anakmu kelak, terlalu lemah. Menghidupi dirinya saja dia tidak mampu, bagaimana menghidupi dirimu?

Dikit-dikit ngancem,
Dikit-dikit ngancem,
Ngancem kok dikit-dikit...

Sama hidupnya saja dia nggk bisa tanggung jawab, gimana tanggung jawab sama yang wajib?

Mengeluh satu-satunya andalannya. Bila ada main ancam teror perasaan beginian, nggk perlu di ladeni.
Kamu bukan ibunya yang bertanggung jawab atasnya. Nggak perlu merasa bersalah akan tindakan yang dia ancam mau lakukan. Justru harusnya merasa bersalah bila turuti nafsunya.

Lelaki begini seperti bayi yang harus disuapi. Mungkin nanti pun engkau yang harus bekerja, sementara dia main game dirumah.

BAYANGKAN BILA SUDAH MENIKAH

Mas, kapan mau cari nafkah?

Kalo lo singgung-singgung nafkah lagi, gue mogok napas!

GLEK!!!

Mas, anu.... Pintunya kok belum diperbaiki?

Kalo lo bilang lagi, gue minum obat nyamuk nih!

GLEK!!!

Mas, jangan mainan game melulu dong.

Daripada gue berhenti main game, lebih baik gue loncat dari Monas!

GLEK!!!


#UDAH_PUTUSIN_AJA


Berhenti maksiat tak perlukan izin manusia karena ia sudah perintah tuhannya manusia.

Lelaki sejati bukan pandai mengalau, karena itu takkan tertarik model pacaran.

Lelaki yang punya prinsip menyendiri saat belum siap dan akan meminang saat sudah siap, lelaki yang tak punya prinsip lantas pacaran.

Lelaki sejati, bila lamaran ditolak, dia akan naik pohon kelapa dan melihat masih banyak wanita lain yang menanti lamarannya.

Lelaki lemah, bila diputus. Cari pohon, lalu gantung diri. Sayang yang dicari pohon cabai.

Pacaran selalu dimulai dengan pengorbanan dan diakhiri saat ada korban. Sebelum semua terjadi, baik kiranya akhiri sekarang.

#UdahPutusinAja, jangan surut niat taatmu karena akting amatiran lelaki. Air matanya bukan tanda sayang, tapi tanda kelemahan.

#UdahPutusinAja lagi pula engkau yang paling tahu, hanya kemaksiatan demi kemaksiatan yang kau buat saat bersamanya.

#UdahPutusinAja lebih baik engkau saksikan dia menangis sekarang, sebelum engkau yang menangis dan dia enggan bertanggung jawab.

Pantaskah lelaki berbicara tentang cinta, bila yang ada hanya mengharap balas syahwat?

Pantaskah wanita berkata-kata tentang cinta, bila rela membiarkan diri dan pasangan jatuh maksiat?

Lelaki terhormat takkan pertaruhkan kehormatan wanita. Dia melindunginya dengan tundukkan pandangan atau mengambilnya dengan pernikahan.

Lelaki sejati bukan yang banyak janji, tapi yang berani datangi wali atau menahan diri dari perkataan yang tak pasti.






Sekian,
Jangan lupa votenya:)
Syukron, semoga bermanfaat...

Udah Putusin Aja [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang