"Kenapa kau mengacuhkanku?" tanya Irene dengan suara serak. "Apa kau bosan denganku?"
Taehyung menghela napas sambil menahan tangan Irene yang mulai mengusap perut telanjang Taehyung.
"Tidak."
"Lantas kenapa?"
"Karena aku sudah berjanji. Aku tidak mau mennyakitimu dengan melakukan ini, Irene."
Irene menatap Taehyung nanar. Tangannya yang tadinya meronta dalam cengkraman Taehyung pada akhirnya berhenti bergerak. Saat itu, Taehyung pun mencoba menurunkan Irene dari atas tubuhnya. Irene terduduk lemah di sebelah Taehyung sambil menatap matanya― kosong.
"Lebih baik kau berbaring saja."
Melihat Irene yang tidak merespon, Taehyung pun menggendong Irene ke tempat tidur. Saat
Taehyung membaringkannya perlahan, dia tidak mengatakan atau melakukan apapun. Sudah
sejam berlalu, mungkin efek obatnya mulai berkurang. Dia tidak seresah sebelumnya.
Meskipun wajahnya masih memerah dan napasnya masih juga tersengal."Aku mau menelepon─" Tiba-tiba Taehyung merasakan tubuhnya terdorong dan akhirnya
terhempas ke tempat tidur. Taehyung sudah akan bersuara saat bibir Irene mulai melumat
bibir Taehyung dengan kuat. Naik ke atas tubuh Taehyung dan duduk di sana. Perlahan, bergerak menggesekkan miliknya dengan milik Taehyung, yang membuat Irene mendesah pelan dan Taehyung menggeram tertahan."Irene," ucap Taehyung disela ciuman menggebunya.
Irene seakan tidak mendengar Taehyung dan terus mencumbu agresif. Gerakannya di atas
tubuh Taehyung pun semakin cepat yang membuat tubuhnya menegang. Pada akhirnya,
gairah Taehyung pun mulai terpancing karena apa yang Irene lakukan. Bahkan tanpa Taehyung sadari, Taehyung sudah membalas ciumannya.
[Chapter 1]
-being a gentleman-
Kim Taehyung.
Bagaimana kita mendeskripsikan makhluk Tuhan yang sangat sexy serta menggoda iman itu hanya dalam satu kalimat? Gentleman? Begitukah. Yah... mungkin kalimat itu cocok untuknya. Untuk pemuda baik sebaik dirinya yang dengan besar hati tidak melakukan apapun pada kekasihnya yang tengah terkontaminasi obat perangsang oleh teman-temannya―dan itu berarti teman-teman Taehyung juga.
Pemilik marga Kim itu mengusap wajahnya kasar. Ia melirik sang kekasih―Irene- yang dengan nyaman tidur dalam selimut tanpa ada keresahan sedikitpun. Lantas mengalihkan pandangannya pada selakangannya yang masih membumbung tak nyaman.
Mendesah frustrasi, seharusnya ia segera membawa kekasihnya pulang dari pada ikut permainan konyol itu. Yah seharusnya memang begitu karena toh akhir dari permainan itu hanya akan menyisakannya tersiksa seperti ini. Bisa saja ia melakukan 'itu' dengan kekasihnya namun dia adalah laki-laki sejati dan menurutnya laki-laki sejati tidak akan pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan bahkan sesempit apapun keadaan celananya sekarang. Tidak akan.
Tanpa sadar tangannya mengusap selakangannya yang masih nyeri lalu berjalan menuju ranjang.
"Hei, kau harus bangun Irene. Kita harus sekolah." Bisikan lembut itu membuat Irene menggeliat dan mengjerjabkan matanya. Wanita cantik itu tersenyum saat pemandangan Taehyung yang shirtless sungguh membuat matanya segar dan bergumam. "Selamat pagi."
Taehyung berdecak malas. "Ya.. ya.. pagi! Sekarang bangun dan pakai bajumu, kita harus sekolah!"
Mendapat ocehan dari Taehyung yang merusak pagi indahnya, Irene mencibir dan menyingkap selimut yang hanya menyembunyikan tubuh sintalnya yang berbalut underware dengan beringas lalu mendorong Taehyung dalam satu sentakan untuk kembali saling mencumbu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORMAL [KookV-MinV]
FanfictionKami adalah laki-laki normal. Kami suka payudara besar, pantat kenyal dan vagina sempit. Kami juga punya wanita yang kami sukai. Namun, Kenapa kami saling tertarik satu sama lain? . . [KookV-MinV fanfiction-YAOI semi Straight] . #572 in fanfiction [...