Entitled

1.2K 124 9
                                    


Taehyung menggenggam secangkir caramel macchiato yang hangat di kedua tangannya. Matanya tak beralih sedetikpun dari keindahan kota Seoul di malam hari seperti ini, meskipun angin malam cukup membuatnya menggigil, bagaimana tidak, saat ini dia sedang duduk dimeja paling pinggir dekat dengan pembatas kaca lantai rooftop sebuah restoran.

"Setelah sekian lama, ternyata banyak yang telah berubah." Kali ini genggaman tangan dengan secangkir kopi bercampur manisnya karamel terangkat naik, menyeduh pelan isinya lalu menaruh cangkirnya kembali ke atas meja setelah beberapa teguk kecil.

Taehyung begitu merindukan Seoul. Kota dengan gemerlap lampu dari gedung – gedung pencakar langit dimalam hari. Kota yang keras dengan tuntutan mode yang tinggi. Kota yang membuatnya bertemu dengan Jeon Jungkook, kekasihnya.

"Maaf aku terlambat." Kim Taehyung menolehkan wajahnya cepat untuk memberikan sebuah senyum manis yang sangat menawan.

"Tak apa. Aku juga baru saja datang, Jeon Sana-ssi." Ujar Taehyung masih dengan senyum manisnya. Meskipun nyatanya Ia meringis dalam hati.

Yeoja bernama Jeon Sana yang ditunggu Taehyung sedari tadi mendudukan dirinya di seberang kursi Taehyung setelah merapikan sedikit penampilannya yang berantakan. Mungkin Ia berlari ketika kemari.

"Jadi seperti ini, Kim Taehyung-ssi." Sana menarik nafasnya berat langsung menghembuskannya sekaligus. Mulutnya terbuka akan melanjutkan kalimatnya namun belum sempat ada kata yang keluar, mulut mungil itu menutup kembali dengan cepat, kemudian Sana memandang Taehyung dengan tatapan sebal, "Aish susah sekali berbicara formal seperti ini. Lalu kenapa kau bersikap formal sekali, huh? Aku tidak bertemu denganmu dua tahun bukan berarti kita orang asing kau tahu!" Sungut Sana kesal mengundang tawa ringan dari yang diajak berbicara. "Baiklah, maafkan aku, noona."

"Tenang saja, aku ini seorang yang pemaaf."

Lagi – lagi tawa ringan dari Taehyung mengudara akibat tingkah yeoja yang lebih tua darinya itu, "Aku tahu itu." Dan akhirnya mereka tertawa berdua. Ini sudah dua tahun sejak keduanya terakhir bertemu dan menghabiskan waktu dengan bercanda seperti ini, membuat hati Taehyung sedikit lega.

"Tae, kulihat kau semakin cantik saja. Aku jadi iri."

Taehyung terkekeh mendengar pujian dari yeoja dihadapannya, "Kau bahkan tidak berubah, noona. Tetap saja cantik dari dulu." Lengkungan tipis di bibir Taehyung tercetak samar, entah kenapa dadanya masih terasa sakit. "Tidak. Kau yang paling cantik Tae.. Yang paling sangat cantik didunianya." Bohong bila Taehyung tidak kaget dengan balasan dari Sana untuknya. Hatinya menghangat meskipun sebuah pisau imaginer masih terasa kuat menancap di dada kirinya. Tepat diatas jantungnya. Pisau yang tak kunjung terlepas sejak Ia menancapkannya dua tahun lalu. Pisau yang bahkan tidak mundur se-inchi-pun meskipun Ia telah berusaha dengan sangat.

"Ini sudah dua tahun, noona. Dan Jungkook akan sangat bodoh bila hingga sekarang Ia masih juga tidak mencintaimu." Bibir tebal Taehyung terkekeh, mengisyaratkan bahwa yang di ucapkannya benar – benar lucu, tapi tidak hatinya. Disini bukan Jungkook yang bodoh. Tapi Kim Taehyung.

Suasana mendadak canggung bagi Kim Taehyung, karena dihadapannya, seseorang yang telah dua tahun menyandang marga Jeon menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca. Ada kilatan iri, ingin marah, tapi juga ada kilat kasihan, dan rasa ingin menjaga. Dan Taehyung tidak suka suasana yang seperti ini.

Merasa belum juga mendapat respon, Taehyung meraih cangkirnya kembali sambil berdoa dalam hati agar kegugupannya tidak terlihat dengan jelas.

Hingga sosok lain datang dan mengambil tempat di sebelah Sana, membuat Sana tersenyum tipis sembari melirik suaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Drabble Or OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang