"Never accept to be anyone's second choice. You derseve more"
Aku tak pernah memilih menjadi nomor dua, tapi cinta itu tak punya pilihan. Nomor dua atau tidak sama sekali. Aku seakan-akan seperti gadis murahan, itu karena kau. Salahku yang bertekad bermain dengan hal tidak wajar dipermainkan. Aku bermain dengan hal yang tak masuk akal, hal yang tak logis, hanya bisa dirasakan oleh lawan jenis, ya... Itu cinta. Aku terperangkap oleh kebodohanku sendiri. Apakan cinta itu suatu kesalahan? Kebodohan? Aku tak tahu... Aku tak tahu... Sekarang hanya dia, dia yang ada dipikiranku. Dia yang ada dihatiku. Dia yang ada dimataku. Hanya dia, Jungkook...
* * *
Aku menatap layar laptopku dengan senyum, entah itu senyum bahagia atau sedih. Aku merasa senang sekaligus perih. Aku melihat wajahnya lewat layar lapotopku, sedang berbincang panjang lebar denganku. Ocehannya tak sama sekali ku simak, pikiranku teru melayang entah kemana"xiyeon-ah~~ Kau mendengarkan aku tidak?" Tanyanya lagi
aku masih mematung tak bergeming "What happen with my baby? There's something bothering you?"
"A-aniyo, aku hanya senang oppa menyempatkan diri untuk menghubungiku"
"Aku juga senang bisa melihatmu lagi ^^ , Mianhae chagiya~ aku memang jarang membuka account social ku. Jadi harap maklum saja. Hehe, Ohh! Aku harus pergi ke kampus sekarang" Aku hanya mengangguk pelan, dia sudah offline.
Aku pun harus ke kampus, sudah jam 7.35 . Aku mengenakan sneakers bututku dan menggoes sepedaku dengan santai menuju kampus.
Aku Kim xiyeon, yeoja korea asli berumur 18 tahun, tak punya skill khusus, mungkin menggambar skill khususku.Aku bersekolah di kampus seni yang cukup terkenal di Seoul. Ya, ini tahun pertamaku. Aku tak terkenal, jika kau menanyakan tentangku di kampus mereka akan menjawab "Aku tak pernah mendegar namanya" Haha! Itu wajar, karena aku termasuk mahasiswa pasif yang hanya berkutat pada buku, laptop dan gadget.
Sepulang dari kampus pun aku langsung pulang, aku tak berminat dengan organisasi di kampus.
Hari ini hanya ada mata kuliah melukis. Seonsaengnim hanya memberikan latihan melukis bebas. Tanpa menunggu aku langsung menggores pensil di atas kertas membuat sketsa kasar. Aku hanya mengikuti kehendak hatiku, aku tak tahu apa yang akan ku gambar. Ku biarkan otak kananku bekerja, memerintah sebaian organ tubuhku untuk menghasilkan seni.1... 2... 3... 4... Ya, empat jam kupakai untuk melukis. Tentunya aku yang tersisa di kelas melukis. Tinggal sedikit sentuhan warna kuning lembut di rambutnya dan selesai! Aku menyeka keringat di dahi dengan punggung tanganku. Dua langkah mundur ku ambil untuk melihat hasil kerjaku "Nice~" Gumamku sambil tersenyum puas. Aku telah mengambar seorang namja topless dengan sayap, berambut blonde soft yellow. Dia terlihat seperti jungkook, iya. Dia jungkook.
Aku bereskan semua barang-barangku kedalam tas dan meniggalkan kelas, baru beberapa langkah aku melihat jungkook dengan seorang yeoja masuk kedalam mobil mewah bermerek audi dan melaju keluar kampus.
DEG!! Ku tekan tanganku tepat didada. Rasanya perih, sangat perih. Seperti luka yang masih basah kembali koyak dan ditabur oleh garam.
Sejurus kemudian mataku terasa panas, cairan bening mulai menggenangi pelupuk mataku.
Aku berjalan cepat menuju tempat parkir sepedaku, melepas gembok sepeda dan mengayuhnya cepat menuju rumah.
Aku masih menyimpan rasa sakit itu, penglihatanku tak begitu jelas karena air mata yang terus mengalir.
Tiba-tiba,
BRUAAAKK!!!
Entah aku yang melanggar mobil itu atau mobil itu yang menabrak ku. Tubuhku jatuh mendarat cukup keras di aspal, terasa perih dan sakit sekali. Aku jatuh dengan posisi terlungkup, aku yakin tapak tanganku mendapat luka yang banyak.