PROLOG

8.3K 280 3
                                    

Happy Reading😊

Namaku Diva Barca Leona. Terdengar aneh? Ya! Memang nama tengahku di ambil dari nama club bola dunia yang berasal dari Spanyol yaitu Barcelona. Hanya melenceng sedikiit saja dari namaku. Nama itu di berikan oleh papa ku. Papa ku adalah penggemar bola dan salah satu klub bola favorit nya adalah Barcelona.

Kalian tidak usah bingung, panggil saja aku Diva. Umurku 15 tahun dan masih jomblo *upss* Lupakan.

Besok adalah hari pertamaku bersekolah di SMA Nusa Bangsa. Ya, aku memang baru pindah dari Bandung karena urusan pekerjaan papaku. Papaku adalah seorang dosen di salah satu universitas di Jakarta. Sedangkan mama adalah seorang desainner di salah satu butiknya yang lumayan terkenal di Jakarta.

Ku langkahkan kakiku menuju ke arah kulkas untuk mengambil air dingin. Aku menuangkan air dingin ke dalam gelas lalu meneguknya sampai habis. Ahh segarnya..
Aku meletakkan gelas tadi di atas meja lalu aku melihat mamaku datang menghampiriku

"Divaa, kamu belum tidur? Inikan udah malem. Besok kan hari pertama kamu masuk di sekolah baru."

"Iya ma, bentar lagi diva tidur kok".kataku, sambil tersenyum ke arah mama.

"Yaudah, sana tidur gih. Ntar besok telat loh". Ucap mama sembari mengelus kepalaku dengan lembut.

"Iyaiya, good night mama." Kataku sambil mencium pipi mama sekilas

"Night too sayang". Jawab mama.

Setelah itu,ku langkahkan kakiku menuju ke kamar yang berada di lantai atas

-----

Cahaya matahari terbit mengeluarkan sinarnya yang memantul melalui sela tirai jendela kamar seorang gadis bersurai hitam. Gadis itu kini tengah berdiri di depan jendela kamarnya dan tangannya terulur untuk membuka jendela kamarnya. Gadis itu terdiam sejenak, matanya menyusuri jalanan komplek rumahnya yang masih terlihat sepi. Sesekali gadis itu menghirup udara segar di pagi hari sambil menikmati bisikan dari suara burung yang sedang berkicau ria.

Ini adalah hari pertama diva bersekolah di SMA Nusa Bangsa yang statusnya lumayan terkenal di ibukota  ini.

Diva berjalan ke arah meja riasnya kemudian tangannya menarik kursi rias dan segera menjatuhkan bokongnya di atas kursi itu.
Diva mengambil sisir di dalam tempat yang sudah ia sediakan lalu ia mulai menyisir rambutnya yang hitam dan panjangnya hanya sebahu itu dan membiarkannya tergerai bebas sehingga membuat dirinya terlihat cantik.

Setelah merasa selesai, Diva langsung melangkahkan kakinya turun ke bawah untuk berpamitan pada mamanya.

"Eh anak mama pagi-pagi udah siap mau berangkat sekolah nih?" Tanya mama ketika aku sudah berada di hadapannya

"Udah dong ma, masa anak baru datengnya telat hehe."

Mama hanya menggeleng kemudian memberikan kotak bekal yang berisi nasi goreng kesukaanku "Yaudah kalo gitu sekarang berangkat gih, papa kamu udah nunggu di luar. Jangan lupa di makan bekalnya!"

Diva mengacungkan dua jempol nya "Iya mah ngga akan lupa kok!" Kemudian aku berpamitan pada mama tak lupa dengan mencium tangannya "Kalo gitu Diva berangkat ya, Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam! Semoga betah di sekolah baru!"


-----

Papa memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah yang di atasnya tertulis SMA Nusa Bangsa .  Sebelum keluar dari mobil, Diva mengedarkan pandangannya dari dalam mobil. Diva ragu untuk turun sekarang, karena banyak siswa yang berdatangan dan itu membuat Diva menjadi canggung.

Kini Diva berbalik menatap papanya "Pah, papa gak nganterin Diva sampe ke ruang guru?" Tanya Diva pada papanya

Papanya mengusap pelan puncak kepala Diva "Ya enggak lah, papa kan harus ngajar sekarang."

Diva menghela napasnya pelan "Kalo nanti Diva nyasar gimana?"

Kini papanya terkekeh mendengar ucapan putrinya "Gak mungkin. Kamu jalan aja terus sambil nyari ruang guru, nanti juga ketemu hehe."

----


Diva menggerutu dalam hati. Dia sudah berkeliling di area sekolah namun tak kunjung juga menemukan ruang guru dan sialnya, banyak siswa yang memperhatikannya saat ia lewat di depan kelas mereka. Saat Diva hendak menaiki tangga tiba-tiba saja sebuah tangan menepuk pelan bahu Diva dan berhasil membuat Diva terkejut kemudian langsung berbalik melihat siapa pemilik dari tangan tersebut.

"Eh kaget ya? Maaf." Ucap seorang gadis cantik sambil tersenyum manis

Diva mencoba tersenyum walaupun senyumnya terlihat kikuk karena canggung ketika bertemu dengan orang baru "I-iya gapapa kok."

Gadis bersurai hitam tadi kini menatap Diva dari atas hingga ujung kaki . 'Kelihatannya dia murid baru di sini'

"Btw.. Lo murid baru ya di sini? Gue belum pernah ngeliat lo sebelumnya." Tanya gadis itu pada Diva

"Iya gue anak baru di sini." Ucap Diva sambil tersenyum kikuk

Gadis itu kini mengulurkan tangannya pada Diva,bermaksud untuk berjabat tangan "Kenalin, gue Arini Putri Ayunda. Panggil aja Arin." Ucap gadis itu sembari tersenyum pada Diva

Diva membalas uluran tangan Arin dan kini mereka saling berjabat tangan "Gue Diva Barca Leona. Panggilannya Diva." Diva membalas senyum dan kali ini tidak se-kikuk tadi

"Hmm..nama yang unik."

Diva tertawa hambar "Eum... Rin, bisa tolong anterin gue ke ruang guru gak?" Ucap Diva meminta tolong

Arin menunjukkan senyumnya lagi "Dengan senang hati."

----

Suasana kelas XIPA 2 tiba-tiba menjadi hening saat ibu Eni Kusendang memberi isyarat agar semuanya diam. Bukan hanya itu, mereka semua diam karena melihat seorang gadis yang kini tengah berdiri di samping ibu Eni dengan wajah yang tertunduk. Diva

"Nah Diva, sekarang perkenalkan diri  kamu di hadapan teman-teman semuanya." Ucap bu Eni selaku wali kelas XIPA 2

Diva menelan ludahnya susah payah lalu mencoba menegakkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk dan benar saja, saat ini semua siswa yang ada di kelas sedang memperhatikannya. Tapi   Diva melihat seseorang yang tadi telah menghangatnya ke ruang guru. Arin

"H-hai semuanya. Namaku Diva Barca Leona. Aku baru pindah dari Bandung. Semoga kita bisa jadi teman baik" Ucap Diva yang mulai memperkenalkan dirinya dengan senyum kikuk nya

Tiba-tiba seorang laki-laki mengangkat sebelah tangannya dan melambaikannya pada Diva
"Hai Diva! Kenalin, gue Reza Pratama! Cogan ples Ketua kelas di XIPA 2"

Diva hanya membalasnya dengan senyumnya

"Sudah-sudah, kenalannya nanti saja pas jam istirahat. Dan sekarang Diva duduk di sebelah Arin." Ucap Bu Eni

Diva melihat Arin yang saat ini tengah sumringah sambil melambai-lambaikan tangannya pada Diva

Diva melangkahkan kakinya menuju tempat duduk yang sudah ibu Eni katakan tadi.

"Hai Div, kita ketemu lagi." Ucap Arin dengan senangnya

To be continued...

Ceritanya udah di revisi hehe:)

Jangan lupa vote comennya😍
Baca juga story aku yang lainnya hehe makasihhhh❤❤

Bad Boy Is My Boyfriend (Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang