AKU

25 1 0
                                    

Mencari hakikat hidup yang sesungguhnya itu, tidak lah mudah bagi orang sepertiku. Beberapa kali, aku  tersesat saat aku mencari tahu siapa diriku yang sebenarnya. Tak ada yang tahu siapa aku, hanya alam dan Tuhan lah yang tahu siapa diri ini.

Dalam beberapa kali percobaan bunuh diri yang secara disengaja, aku berhasil selamat dan tertolong. Namun, untuk beberapa kali, tanpa disengaja aku hampir saja mati.

Hidupku sebenarnya sudah terstruktur rapi, dari golongan darah biru yang tidak akan habis titisannya. Kakekku seorang konglomerat, dan ayahku bekerja sebagai salah satu pejabat di gedung biru.

Yang paling menarik, ibuku. Dia bukan sembarang sosok perempuan, dia adalah anak tunggal dari keluarga darah biru. Pada masa kejayaannya, ibuku pernah terpilih sebagai salah satu putri indonesia yang terkenal pada masanya.

Aku anak pertama dari keluarga ini, hanya dua bersaudara, aku dan adik perempuanku.Hari-hariku sibuk dengan hura-hura disetiap tempat, lebih sering kuhabiskan untuk mencari hiburan diklub-klub malam.

Aku stres!.

Ya, aku memang stres. Ternyata bukan hanya orang miskin yang bisa stres, bukan hanya orang jelek, dan bukan hanya orang bodoh.

Orang yang serba berkecukupan seperti diriku, tampan dengan kulit putih mulus dan halus melebihi perempuan ini, juga bisa stres. Aku  yang pintar dan tak pernah absen untuk ranking satu disekolah, aku yang banyak mempunyai uang, juga mampu merasakan yang namanya stres.

Baiklah, Tuhan memang adil disini. Masalah yang berbelit-belit, ternyata mampu meruntuhkan hidup seseorang. Jujur saja, kalau bicara tentang kasih sayang. Aku adalah orang yang paling miskin kasih sayang didunia ini.

Aku sangat, sangat, sangat kurang kasih sayang dari siapa pun.

Namun, sekacau apapun hidupku, aku tidak pernah mempermainkan perasaan seorang perempuan. Karena bagiku, mereka adalah salah satu makhluk yang harus ku hargai.

Ditengah kehidupanku yang entahlah, bagaimana lagi aku mendefiniskannya. Ada seorang wanita bernama Syira, dia kekasihku. Karena dia, aku merubah jalan hidupku pada arah yang berbeda, arah yang tak pernah aku duga sebelumnya.

"Cari apa kau kemari, nak ?" ada seorang bapak tua yang saat itu tengah beristirahat usai bekerja membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Mendengar pertanyaannya, aku hanya bisa tersenyum kecut.

"Cari jodoh, pak!" jawabanku asal, tapi memang pada kenyataanya begitu.

Kini, bapak tua itu yang tersenyum padaku.

"Kau ini masih muda, kalau kesini hanya untuk cari jodoh, kau takkan dapat apa-apa. Tapi jika kesini cari ilmu, bapak jamin kamu dapat jodoh." Bapak tua itu menasehatiku.

Aku tertawa hingga hampir terjatuh, ada-ada saja bapak tua ini. Berani sekali ia memberi aku jaminan jodoh, memangnya dia siapa. Aku tak peduli, yang aku cari hanya satu dan tak ada lagi selain itu.

Saat itulah, kaki ini pertama kali berpijak. Tanah asing bagi diriku, pertama yang ku dengar ialah seruan yang mengalun begitu indah.

"Ah, jangan-jangan ini yang disebut surga" gumamku dalam hati seraya menikmati suara yang begitu tenang ditelingaku.

***
Terimakasih sudah membaca.
Kasi masukan buat cerita ini di kolom komentar dan jangan lupa vote serta share cerita ini😊



SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang