Sang Raja Musim Panas berlutut di hadapannya, menggenggam tangannya dengan lembut sementara bibirnya menyunggingkan senyum yang kembali membuat Yoongi terhanyut.
"Inikah pilihan yang kau inginkan? Mengambil resiko merasakan sengatan hawa dingin seumur hidupmu?"
Yoongi menatapnya—pemuda yang membuat ia jatuh hati selama beberapa bulan terakhir ini. Sayangnya ia bukan manusia—terlampau elok. Mata pemuda ittu memancarkan jilatan lidah api, dan kulitnya berpendar cerah—seolah ada ratusan matahari kecil merayap di balik epidermisnya.
Begitu rupawan;
Hingga membuat Yoongi silau karena pesonanya.
"Ya Jimin, aku menginkan hal ini" lirih wicaranya berbisik.
"Kau mengerti jika bukan kau orang yang terpilih, kau akan menanggung sengatan kebekuan Musim Dingin sampai ada mortal lain yang berani mengambil resiko,"
Pemuda itu terdiam sejenak, menatap Yoongi dengan sorot mata sedih. Sesungguhnya hatinya ditawan oleh pemuda berambut hitam yang memiliki gummy smile yang menawan.
Kepribadiannya;
Debaran dadanya yang meletub-letub.
Menjadikan Jimin—Sang Raja Musim Panas begitu yakin, bahwa Yoongi adalah yang terpilih.
Sosok Ratu Musim Panas yang hilang.
"Kau akan selamanya melihatku memilih mortal-mortal itu hingga datang satu mortal yang terpilih," pemuda itu mendekat, mengecup pipi Yoongi sekilas dan meninggalkan jejak hangat.
"Aku mengerti, Jimin."
Sebisa mungkin Yoongi menunjukkan keyakinannya; tekatnya. Sebelum membungkuk mengambil tongkat Ratu Musim Dingin di genggaman Jimin.
"Kumohon Min Yoongi—semoga engkaulah orangnya," Jimin berbisik. Mengelus rambut Yoongi dan menyebarkan jalinan bunga halus menghiasi kepalanya.
Yoongi mengangguk;
Jarinya mencengkeram tongkat yang permukaannya terasa aus di genggamannya. Tak terhitung berapa banyak tangan yang menggenggam tongkat tersebut.
Ia berdiri disana; penuh harap sekaligus takut .
Dikelikingi semak hawthorn dan Sang Raja yang berlutut di depannya.
Yoongi mengacungkan tongkatnya ke udara, matanya terpejam ragat. Untuk beberapa detik—ia bahkan percaya bahwa ialah yang terpilih.
Tapi sesaat jalinan es terbentuk, menusuk dan mengisi tubuhnya bagaikan pecahan kaca. Begitu cepat—memudarkan warna kulit pucat Yoongi menjadi lebih pias. Rambut hitamnya memudar menjadi warna pirang pucat—sepucat es yang mengisi pembuluhnya.
"Jimin!!" Yoongi roboh—menjeritkan namanya. Terbatuk-batuk hebat karena paru-parunya terisi es beku.
Namun Sang Raja perlahan bangkit;
Menjauh meninggalkan Yoongi yang tersaruk ke tanah.
Dan tinggallah Yoongi sendirian—meneteskan air mata beku dan merutuki hatinya yang mencintai pemuda itu;
Mempercayainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternity [Minyoon - Pjm x Myg]
RandomBagi Yoongi; menjadi abadi dan mencintai Jimin sepanjang keabadiannya adalah anugrah. Ia mempercayai lelaki itu, memasrahkan hatinya-bahkan hidupnya. Hanya saja Yoongi bukanlah orang yang terpilih; Realita yang dihadapi Yoongi sekaligus menjadi resi...