A Promise-1

57 12 44
                                    

Biar waktu yang menjawab semuanya
Kita hanya menjalankan perintahnya saja

***

"Attention for passengers with destination Jakarta,Indonesia. With flight number LHR-201 so immediately toward the door D because the plane has arrived." Suara yang berasal dari speaker Bandara Udara Internasional London Heathrow membuat seorang laki-laki tersebut langsung beranjak menuju ruang keberangkatan sambil melepas heandseat yang sedari tadi berada di telinganya. Ia tak lupa juga sambil menyeret koper berwarna hitam pekatnya itu bersamanya.

"Hopefully i will not regret with my decision, babe." Ujar laki-laki itu lagi sambil membuka maskernya dan mencium sebuah foto yang terdapat muka gadis mungil yang sedang tertawa. Kalian pasti bisa menebaknya bukan? Ya, lelaki itu adalah Angga Delvaro. Dan perempuan yang di foto itu? Kalian tahu lah siapa, siapa lagi kalo bukan Violina. Gadis yang membuatnya rindu berat tak terhingga.

"I hope i can find you, Vio." Ujar Angga seraya tersenyum lembut ke foto itu.

***

Bruk!

"Elu jalan liat-liat, dong! Kotor kan jadinya baju gue!" Bentak seorang perempuan yang membuat semua pandangan makhluk-makhluk di kantin menuju padanya dan pada perempuan yang berpenampilan kutu buku. Perempuan kutu buku ini hanya menundukkan kepala sambil memejamkan matanya.

"Jangan nunduk aja! Tatap mata gue bocah!" Bentak perempuan itu lagi yang bisa dibilang berpenampilan menor, maybe.

"I-iya maaf, kak. Gak sengaja tadi kesandung gitu, Kak." Ucap perempuan kutu buku berusaha agar tidak takut dengan tatapan maut oleh Kakak kelas menor itu.

"Hey bocah! Elu gak tau siapa gua, ya?" Tanya Kakak kelas yang menor itu sambil mengangkat dagu perempuan kutu buku. Perempuan kutu buku itu hanya menggeleng-geleng kepala tanda tidak tau.

"Demi apa!? Gue ini Dinda Gisella, anaknya kepala sekolah disekolah ini! Dan lu pasti anak baru kan? Hm, bagus nih dijadikan babu." Ucap perempuan menor itu lagi yang bernama Dinda Gisella.

"Kak.... maaf gak sengaja kok tadi itu." Ujar perempuan kutu buku itu memberanikan diri sambil membersihkan baju Dinda tersebut dengan melap-lap menggunakan tisu. Karena apa? Dia tidak ingin dijadikan babu lagi dan lagi. Dia sempat berfikir, kenapa orang-orang jaman sekarang selalu menindas yang lemah dan tidak mampu seperti dia. Kapan dunia ini berubah lebih baik? Hanya kesadaran diri sendiri aja yang mampu membuat mereka berubah.

"Gak usah bersihin baju gua pake tangan kotor elu itu, please!" Ucap Dinda sambil menyingkirkan tangan perempuan kutu buku itu. Peremouan kutu buku itu hanya terdiam sambil menunduk karena ucapan Dinda.

"Nama lu siapa, sih?" Ucap Dinda lagi sambil melihat nametag anak baru itu, terlihat nama Vanessa Aprlian Dyanaura . Itulah nama gadis kutu buku itu. Dinda hanya tersenyum sambil melirik Vanessa sang kutu buku itu.

"Hm, nama yang kebagusan untuk elu, sih. Lu mau gua maafin? Ada syaratnya loh?" Ujar Dinda sambil tersenyum misterius ke arah Vanessa. Vanessa hanya menaikan alisnya seolah bertanya apa?

"Elu temuin gue sepulang sekolah nanti di parkiran." Kata Dinda enteng sedari meninggalkan Vanessa yang masih saja diam ditempat.

"Eh, iya. Satu lagi, elu kalo jalan lainkali pakai mata! Gue masih sabar nih ama elu anak baru." Kata Dinda sekali lagi dan akhirnya ia benar-benar meninggalkan kantin yang sudah riuh dengan aksi Vanessa dan sang murid baru yang sudah dapat masalah sama Kakak kelas yang terkenal selalu membully anak-anak yang berpenampilan cupu. Dan Vanessa menjadi sasarannya selanjutnya.

A promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang