I miss you and this is so hurts for me
***
"Hey... Please dont make worry, cmon wake up." Ujar seorang perempuan yang terlihat khawatir sambil menepuk-nepuk pipi pelan perempuan yang terbaring lemah di kasur.
Perempuan yang terbaring lemah diatas kasur itu belum saja tersadarkan diri dari sejam yang lalu. Kalian pasti bisa menebak, ia adalah Vanessa. Dan perempuan yang khawatir itu adalah Kathrine. Saat ini mereka sudah berada dirumah Kathrine yang megah.
"Nyonya.... ada telpon dari sahabat anda katanya." Ucap asisten rumah tangga Kathrine sambil menyerahkan telpon gengam berwarna hitam mengkilat itu ke Kathrine. Kathrine lantas mengangkat telpon tersebut diluar kamarnya, membiarkan Vanessa terbaring di kasur miliknya.w
"Hallo?" Ucap Kathrine ragu-ragu dengan orang yang meneleponnya saat ini. Ia takut jika paparazi tau nomor telpon rumahnya, bisa bahaya jika tersebar. Pasti disuruh ganti nomor lagi dan itu membuat Kathrine tidak bebas melakukan kontak telpon.
"Halo.... apa elu benar-benar si ingus yang kukenal?" Ucap seseorang laki-laki disebrang sana. Sontak Kathrine terkejut, apakah ini benar dia? Sahabat yang sangat amat dirindukannya. Suara laki-laki ini membuat Kathrine ingin menangis, menangis kebahagia bukan menangis kesedihan.
"Hey! Bisakah lu berhenti memanggil gue si ingus? Dan yeah seperti dugaanmu ini aku si ingus yang dulu kau kenal. Apa kau manusia kebo yang kukenal juga?" Ujar Kathrine menangis bahagia sambil tertawa kecil.
"Hahaha gimana gue bisa stop memanggil elu si ingus jika elu aja tak berhenti memanggilku manusia kebo. Ya, gue manusia kebo cakep yang elu kenal, hehehe." Ujar laki-laki itu tertawa kecil juga. Betapa rindunya Kathrine mendengar suara sahabatnya satu ini yang lama tak bertemu. Berkontak telepon pun tak pernah, ini semua karena mereka sudah mempunyai jalan hidupnya masing-masing.
"Hey! Gimana lu bisa mendapat nomor telepon rumah gue ini?" Tanya Kathrine yang bingung. Tak ada seorang pun yang tau nomor telepon seorang keluarga Kathrine kecuali orang-orang yang paling terdekatnya saja yang tau.
"Elu lupa gue kan hebat dalam hal mencari sesuatu." Ujar laki-laki itu membanggakan dirinya sendiri. Kathrine hanya terkekeh dan mengeleng-geleng kepala, sahabat laki-laki nya ini sama sekali tak berubah seperti dulu yang kebiasaannya membanggakan diri sendiri.
"Alah! Cari si Vio aja belum dapat-dapat.... Eh! Kebabalasan nih mulut." Ucap Kathrine yang langsung menutup mulutnya yang tidak sengaja mengucapkan nama "Vio" nama yang membuat laki-laki itu diam seketika.
"Maaf gak sengaja kebabalasan emang nih mulut gak bisa direm, hehehe." Ucap Kathrine nyengir. Tak ada jawaban dari laki-laki disebrang sana, Kathrine hanya mengigit bibir bawahnya tanda khawatir jika membuat laki-laki itu bersedih dan tak mau menghubunginya lagi.
"Elu tau gak? Gue punya kabar untuk elu...." Akhirnya laki-laki itu membuka suaranya lagi, Kathrine hanya menangkat alis dan bertanya.
"Apa?" Tanya Kathrine bingung. Laki-laki diseberang sana hanya tersenyum kecil.
***
Vanessa Pov~
"Dimana aku?" Ucapku sambil memegang kepala yang masih saja pusing ini. Ranjang yang empuk? Ada AC di ruangan ini? Dan ruangan yang sangat indah dan elegan ini? Kamar siapa ini? Dan kenapa aku bisa berada disini? Aku tak ingat apapun yang terjadi tadi, yang pasti ini bukan tempat yang pantas bagi orang yang payah sepertiku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A promise
RomanceIni adalah sebuah kisah tentang janji-janji dan kenangan-kenangan manis itu. Semua tidak tahu takdir kedepannya, dan pada akhirnya aku menemukan takdir yang sebenarnya. Semua masa kelam itu bagaikan mimpi buruk yang terus menghantuiku, hingga seseor...