Anisa Rahma ialah seorang wanita yang berusia 25 tahun, berhijab dan masih melajang. Memiliki pribadi yang lembut dan penyuka anak kecil.
Anisa bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit, kota tempat tinggalnya. Masih memiliki orang tua yang lengkap dan seorang adik laki-laki yang masih berstatus mahasiswa di salah satu Universitas terbaik di kotanya.
Anisa juga sengaja mengosongkan waktunya satu hari dalam seminggu untuk mengikuti pengajian rutin di salah satu masjid dekat rumahnya. Dia merupakan salah satu anggota majelis taklim di sana, tentu saja Anisa menjadi anggota dengan umur yang paling muda dibandingkan anggota yang lain.
💍💍💍
Pagi itu Anisa berniat berangkat kerja seperti biasa. Ia menyusuri gang sempit sembari berdendang kecil. Pandangannya menatap lurus jalan yang ditapakinya, sesekali ia mengawasi sekeliling. Wanita itu memang hanya berjalan kaki setiap hari untuk sampai ke rumah sakit tempatnya bekerja. Dan bila malam hari tiba, ia akan dijemput oleh sang Ayah.
Setelah berjalan cukup jauh, Anisa tinggal melintasi sebuah sekolah TK dan sedikit berbelok ke kiri sebelum akhirnya ia sampai di tempat tujuan.
"Udah jam sepuluh." kata wanita itu sembari melirik jam tangan yang melingkar cantik di pergelangan tangan kirinya.
Wanita itu bergegas dan sedikit merapikan jilbabnya karena diterpa angin membuat jilbabnya sedikit berantakan.
Saat ingin melangkah, tiba-tiba matanya tertuju pada sosok gadis kecil yang setengah berlari keluar dari gerbang sekolah TK. Sebuah motor dengan kecepatan tinggi dengan jalur sedikit melenceng akan mengarah pada gadis kecil tersebut.
"Awas!!" teriak Anisa, ia berlari sekuat tenaga dan segera meraih tubuh gadis kecil tersebut lantas terjatuh bersamaan di pinggir aspal.
Posisi Anisa masih memeluk gadis kecil itu, tubuhnya gemetaran. Gadis kecil itu menangis karena terkejut. Ada luka gores pada sikunya yang membuat darahnya mengalir. Meski tidak banyak, tentu saja rasanya tetap perih.
"Huaaa...aaa...aaa..." Gadis kecil itu menangis sangat kencang.
"Cup-cup. Sudah yah sayang, jangan menangis lagi." kata Anisa lembut, ia berusaha menenangkannya.
"Perih Tante." jawab gadis kecil itu polos sambil mendongak memandangi wajah Anisa.
"Tante akan mengobati luka kamu biar cepat sembuh, tapi kamu jangan menangis lagi." Anisa menangkup wajah gadis kecil itu kemudian menyeka lembut air matanya.
"Kamu tahan sebentar yah?" kata Anisa sembari mengeluarkan sebotol air mineral, betadine dan plester obat dari dalam tasnya.
"Tante mau ngapain?" tanya gadis kecil itu, ia masih terisak.
"Tante mau bersihin luka kamu dulu sayang, abis itu diberi obat lalu ditempelkan plester obat." Anisa tersenyum ramah membuat gadis kecil itu ikut tersenyum.
Anisa segera mengguyurkan air perlahan pada luka gadis kecil itu, "Kalau boleh Tante tau, nama kamu siapa?" tanyanya lembut.
"Namaku Nayla Tante, kalau Tante namanya siapa?" tanya Nayla kembali.
"Nama Tante, Anisa." jawab Anisa lembut, mempertahankan garis senyum di bibirnya. "Nayla, ini akan terasa sedikit perih. Jadi kamu tahan yah?" lanjut Anisa, tangannya mulai bergerak mengolesi betadine pada luka Nayla dengan sangat hati-hati.
Tanpa mereka sadari, seorang pria tengah memarkirkan mobilnya di belakang mereka. Pria itu segera turun, berniat untuk menjemput putrinya yang ternyata sedang berbincang dengan seorang wanita. Pria itu memutuskan untuk mendengarkan diam-diam apa yang mereka bicarakan, sepertinya begitu mengasyikkan. Ia tidak tahu kalau putrinya baru saja mengalami kecelakaan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
CerPen NazaRa Couple
Short StoryDi dedikasikan untuk Nazara Lovers. Dijamin pengen baca terus kalau udah mampir. Kuy baca 😊