Chapter 2 : Rumah Baru (2)

28 7 6
                                    


ENJOY THE STORY........

Previous

"Ayolah..... maafkan aku, ya? Ya ya ya?" Tanyanya bertubi tubi sambil memperlihatkan wajah memelasnya. Persis seperti anak kucing yang di telantarkan induknya.

"Aisshh..... hentikan itu..... kakak terlihat mengerikan" ucapku sambil menjauhkan wajahnya dari wajahku. Aku menoleh, mendapatinya tengah menatapku datar. Aku balas menatapnya datar. Sejurus kemudian, kami tertawa bersama sama.

Flashback of
____________________________________

Ibu dan ayah hanya menggelengkan nggelengkan kepala sambil tersenyum melihat interaksi antara kami. Adalah hal yang wajar jika kami kadang terlihat sangat akrab, lalu tiba tiba berdebat, tertawa bersama, dan berbagai interaksi random lainnya. Bukankah interaksi seperti itu wajar bagi kami yang merupakan sepasang kakak adik?

"Sudahlah..... lebih baik kalian cepat kekamar dan segera berbenah" ibu berucap sambil meletakkan dua kunci diatas meja. Aku segera menyelesaikan tawa ku dan mengalihkan eksistensi ku pada dua kunci di hadapanku.

Aku mengambil kedua kunci itu dan memperhatikannya. Kuletakkan satu di kanan dan satu di kiri. Kunci kunci itu digantungkan secara pisah pada besi yang dibentuk melingkar.Warna putih perak yang bersih membalut keseluruhan permukaan kunci, hingga aku yakin, jika terkena sinar matahari, benda itu akan berkilau seperti kulit Edward Cullen di film Twilight.

"Cantik....." lirih ku lebih mirip bisikan.

Aku terus memperhatikan kedua benda di kedua tanganku ini. Aku mengusap perlahan kepala kunci kunci itu dengan ibu jariku, hingga akhirnya aku berhenti ketika merasakan ukiran halus pada bagian itu ketika aku mengusapnya.

Aku memfokuskan pandangan ku pada kepala kepala kunci. Sekilas, kedua kunci itu memang terlihat sama. Sangat bahkan. Namun, jika diperhatikan lebih, kedua kunci itu memiliki perbedaan yang kentara. Terutama ukiran pada bagian kepalanya.

Kunci di tangan kanan ku memiliki ukiran halus yang memenuhi seluruh bagian kepala kunci. Aku menelusuri pola itu dengan ibu jari tangan kanan ku. Polanya membentuk rangkaian bunga kecil spiral hingga membentuk satu bunga mawar besar di tengahnya. Ukiran daun daun kecil juga semakin memperindah bagian itu. Pola yang sama juga terukir di bagian belakang kepala kunci itu sendiri.

Sungguh jika diperhatikan, kunci itu seperti kebanyakan kunci kunci ruang istana pada masa lampau. Anggun dan mempesona.

Aku meletakkannya diatas meja dan beralih pada kunci di tangan kiriku. Posisinya kumiringkan hingga jari tangan kananku memegang kepala kunci, sedangkan jari tangan kiriku memegang bagian badan kunci.

Ibu jari tangan kananku ku bawa untuk menelusuri ukiran halus yang terukir pada bagian kepala kunci. Ukirannya membentuk pola kepala hewan yang jika direalisasikan maka seolah kita sedang melihatnya dari samping. Di bagian atas kepala itu, pola lain terukir memanjang dan melengkung lengkung membentuk sepasang tanduk. Pola pola lain - yang menurutku sebagai tambahan - juga terukir membentuk deretan pepohonan secara perspektif. Pola yang sama juga terukir di bagian belakang kepala kunci.

Sedetik kemudian baru aku sadar bahwa itu adalah ukiran rusa.

"RUSA!?" pekikku tak percaya. Mataku berbinar menatap kunci dalam peganganku.

"Hei! Jangan berteriak seperti itu! Kau bisa merusak telingaku!" Ucap kakakku setengah berteriak sambil menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

"Oh, astaga! Rusa! Ini ukiran rusa! Ini kunci kamarku kan? Iya kan iya kan?" Tanya ku antusias sambil menunjuk nunjuk kunci yang sedang kupegang.

"Iya, itu kunci kamarmu" jawabnya sambil mengambil kunci yang tadi Kuletakkan diatas meja. Aku melebarkan mataku tak percaya sambil tersenyum lebar.

IT'S METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang