3 James Sang Atlet

193 11 2
                                    

🎄🎄🎄

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎄🎄🎄

🎶 All I need for Christmas – TobyMac, Terrian

Christmas is the spirit of giving without the thought of getting

- Thomas S. Monson

🎄🎄🎄🎄🎄

Philadelphia, Pennsylvania.

6 Desember 2019

Ada seorang bintang olahraga terkenal bernama James Gable. Semua orang mengira hidupnya sempurna dan mereka akan mati-matian untuk berada di posisinya. Memiliki banyak teman, keterampilan yang mumpuni dalam olahraga basket, tubuh tinggi yang sempurna. Ia sedikit kurus tetapi memiliki tulang yang kuat.

Kehidupan James begitu sempurna. Kecuali faktanya dia, kadang-kadang, bertingkah sembrono dan di luar kendali—belum lagi Ia sangat cerewet dan dapat membuat orang yang mendengarnya menjadi stres.

Suara Sepatu mencicit terdengar di seluruh penjuru lapangan indoor diiringi suara pantulan bola selagi pemain basket berlatih. Mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok yang masing-masingnya beranggotakan lima orang dan mengadakan pertandingan persahabatan untuk mempertajam keterampilan mereka. Beberapa siswa lain menghibur diri dengan menonton mereka dari Tribune.

"Ayo anak-anak, fokus! Fokus!" Pelatih berteriak pada mereka. Asistennya mengikuti di belakangnya sembari sang Pelatih mondar-mandir di tepi lapangan. James menggiringnya bola dan ketika ia mendapati dirinya dikelilingi oleh lawan-lawannya, ia berpura-pura break right sebelum tiba-tiba break left, mengoper bola ke rekan satu timnya, Casey.

"Bagus James, sekarang fokus pada pertahanan," pelatih berteriak. James mengangguk dan terus bermain. Permainan tersebut penuh dengan Dribble bolak-balik, rebound, beberapa three point, dan pemblokiran.

Suara tiupan peluit keras memenuhi gimnasium, memberitahu bahwa latihan telah usai, "Latihan hari ini cukup sampai di sini. Jangan lupa jaga kesehatan. Kita akan berlatih lagi besok, waktu yang sama seperti biasa. "

"Siap, Coach," mereka berteriak serentak sebelum mereka pergi meninggalkan lapangan menuju ruang ganti dan membersihkan diri. Pria paruh baya yang memiliki rambut hitam-putih mendekati James dan berkata, "James, jaga ulahmu, jangan kebanyakan bertingkah. Jangan menuntun dirimu sendiri ke bangku cadangan. "

"Baik, Coach!" balas James sambil tersenyum ke arah pelatihnya itu.

"Jangan main-main," pelatih menepuk punggung James sementara James mengangguk mengerti. Ia bergabung dengan rekan satu timnya di ruangan loker untuk membersihkan diri dan mengobrol dengan rekan-rekannya.

Seorang gadis berambut pirang dengan sabar menunggu di luar ruang ganti anak laki-laki. Tas ranselnya tergantung di bahu kanannya sembari Ia memeluk beberapa buku pelajaran di depan dadanya. Dia adalah seorang gadis yang senang membantu orang di sekelilingnya.

"Emily, baru saja aku mau samperin kamu di tribune," Laki-laki tinggi berambut coklat itu terkejut saat melihat sahabatnya sudah menunggu di depan ruang ganti. Ia menggaruk belakang lehernya sambil meringis lebar dan terkekeh. James membawa tas gendong di punggungnya.

Emily Watson telah menjadi sahabat dan tutor James untuk waktu yang lama. Mereka sudah bersahabat sejak mereka masih kecil dan selalu ada untuk satu sama lain. Bahkan mereka bersekolah di sekolah yang sama—yang mana James tidak keberatan karena Emily akan selalu ada untuknya.

Orang tua Emily jarang berada di rumah, sibuk di perusahaan atau berada dalam perjalanan bisnis—dan bagian terburuk dari semuanya? Emily adalah anak tunggal. Itulah salah satu alasan dia bergabung dengan James ketika Laura, ibu James mendaftarkannya ke sekolah berasrama. Selain itu, Emily tidak akan merasa kesepian.

"Study date seperti biasa?" Seorang laki-laki berkulit coklat angkat bicara. Ia memiliki badan yang lebih besar dan berotot jika di bandingkan dengan James yang mana sedikit kurus. Ceringisan terlihat di mukanya sembari ia meledek James dan Emily.

Emily memutar bola matanya malas, "Ini namanya sesi tutoring, Scott."

Scott Miles adalah seorang keturunan Afrika yang lahir di Amerika. Jadi dia merupakan seorang Afrika-Amerika dan Ia sangat bangga akan hal itu. Scott tumbuh di daerah yang ramah terhadap multikultur dan tidak kesulitan untuk beradaptasi dengan kultur lain. Yang terbaik—Ia juga seorang yang maniak dengan Natal, seperti James. Itu juga satu hal yang membuat mereka langsung cocok.

"Ngga, aku lebih suka menyebutnya study date," Scott tersenyum miring, menyikut James sementara ia merintih, "ouch! Kalian tahu tidak ada yang namanya study date ataupun sesi tutoring. Semuanya tidak asik! Aku ngga tau kenapa orang-orang sangat senang belajar."

"Lah kamu belajar pergerakan, taktik hanya untuk mengambil dan melempar bola ke dalam ring," protes Emily. James menggaruk belakang lehernya sembari ia menampilkan ceringisan lebarnya, "Itu lain cerita. Itu bagian dari latihan dan bagian kecil dari perjalanan menuju sukses—"

"Ya, ngomong sesukamu. Kamu tetap harus belajar," Emily menghela nafasnya sembari ia menarik lengan James. Ia berhenti membuat langkah Emily juga terhenti, "aku hanya membawa laptop dan pakaian bekas latihan di tas. Buku-bukuku masih ada di loker."

"Bukumu ada di dalem," Emily berputar sedikit, menunjukkan tas gendongnya kepada James, "kamu ga punya alesan buat nunda-nunda belajar."

"Baiklah," James menghela nafasnya, membuat Scott tertawa melihat kepasrahan sahabatnya itu, "Selamat belajar dengan senang, kawan! Dan semoga berhasil menaklukkan monster menyebalkan yang sangat cerewet!"

"Hey, aku tidak seperti itu!" elak James.

"Ya sebagai orang kamu emang banyak ngomong, James,"

"Kenyataan emang menyakitkan, kawan," Scott tertawa saat Ia berjalan melewati mereka, kembali ke gedung asrama, "okelah kalau begitu, sampai ketemu nanti. James kabarin aku kalo kamu pulang terlambat. Kau tahu, karena keasyikan belajar."

"Berisik Scott!" kesal James, "Ayo, cepetan selesein ini."

James berjalan malas ke perpustakaan besar di Gedung Timur dengan Emily di sampingnya. Saking malasnya, James berjalan seperti kakinya seberat satu ton dan membuatnya sulit untuk berjalan. Emily memutar matanya dan menyeret James agar ia berjalan lebih cepat. Dan secara resmi ditandai awal malam panjang James.

Salam hangat,

Kiara 🎄❤

Edited 07 Feb 2020

Saat Natal 🎄[On Editing]Where stories live. Discover now