Jimin pov
Disinilah gue sekarang, di Jakarta Smart School. Nama gue Park Jimin, cowok bertubuh bantet yang penuh pesona. Ya, walaupun nggak akan ada yang terpesona sama gua sih. Gimana mau terpesona, orang sekolah ini khusus buat anak cowok. Hah, gue jadi gak bisa cuci mata liat cewek cakep. Setiap hari disuguhin sama pemandangan cowok-cowok buluk yang nggak terawat.
Kai pov
Gue Kim Jongin, tapi semua orang manggil gue Kai. Entah siapa yang ngasih gue julukan kayak gitu. Gue curiga kalo duo bantet yang ngasih julukan itu. Gue teman sekamar Jimin. Kami bareng-bareng udah cukup lama, sekitar 3 tahun. Dan gue udah hafal gimana kelakuan sahabat gue yang satu itu.
Sungwoon pov
Nama gue Sungwoon, Ha Sungwoon. Gue kenal Jimin sama Jongin udah 3 tahun kira-kira. Yaya, gue tau kalau gue lebih pendek dari Jimin yang notabenenya pendek buat ukuran orang Korea. Jangan salahin gue dong. Salahin orang tua gue, mungkin mereka salah posisi saat proses pembuatan gue. Astaga! Gue bicara apa? Pasti ini hasil gue bergaul sama duo mesum itu.
***
Hari yang melelahkan bagi mereka bertiga —Sungwoon, Kai, dan Jimin. Fisika, pelajaran yang paling mereka benci. Mereka berjalan menuju asrama sambil membicarakan pelajaran fisika.
"Lo tau, kepala gue mau pecah rasanya harus nginget rumus-rumus sialan itu" Sungwoon membuka percakapan dengan ekspresi yang dibuat-buat.
"Heh, lo yang pinter aja udah pusing, terus gua gimana?" Ucap Jimin seraya menunjuk dirinya sendiri.
"Siapa bilang Sungwoon pinter, ulangan kemaren aja dia dapet 7" Kai berucap sarkatis sambil menatap Sungwoon.
"Heh, buluk. Seenggaknya, dia nggak kayak lo yang dapet nilai 3" kata Jimin seraya memicingkan matanya.
"Yaa! Mending gue dapet nilai 3, daripada lo. Dapat nilai 2, itupun hasil nyontek." Kai berlari sambil menjulurkan lidahnya ke Jimin.
"Berhenti lo Kim Sialan Jongin!" —Jimin
Kai berlari sambil tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai sahabatnya yang satu ini —Jimin. Mereka terus berlari sampai akhirnya Kai berhenti tiba-tiba di depan aula. Jimin juga ikut berhenti mendadak, alhasil dia menabrak punggung Kai.
"Kenapa berhenti sih?" Jimin bertanya sambil mengusap kepalanya karena terbentur pungggung Kai (kalian tau lah seberapa pendeknya Jimin)
"Lo gak capek apa? Gua capek tau!" —Kai
"Salah sendiri siapa yang mulai, lo kan?" —Jimin
"Orang bantet diem!" —Kai
"Lo jangan rasis dong! Mentang-mentang tinggi, lo nggak bisa seenaknya sendiri ngehina kalangan 'rendah' gue merasa terhina nih" tiba-tiba Sungwoon datang dan bergabung dengan obrolan mereka.
"Eh, lo yang lebih bantet dari bantet. Diem nggak! Gue lagi pusing ini" ucap Kai seraya menunjuk-nunjuk Sungwoon.
"Wahh, ceritanya lo ngehina gue nih? Gua panggilin pasukan tante girang gue mampus lo" —Sungwoon
Sungwoon mendekat ke arah Kai sambil menggulung kemeja lengan panjangnya.
"Gue nggak takut, sini maju kalo berani"
Tak ingin kalah dengan Sungwoon, Kai juga menggulung kemeja lengan panjangnya seraya memasang wajah sok garang.
Jimin pov
Tadi kayaknya yang berantem sama si Jongin gue deh. Lah, ini kenapa malah Sungwoon yang berantem sama Jongin. Dasar, orang-orang ber-IQ rendah. Eh, kalo IQ mereka rendah gue apaan? Ya, ini sama aja gue ngerendahin diri sendiri ya.
"Berenti gak! Kayaknya gue yang berantem sama Jongin deh. Sekarang kenapa jadi lo?"
"Gue nggak terima dikatain bantet. Lo gimana sih kok nggak ngebela gue"
Lah, kenapa dia marah-marah? Ini apaan sih?
"Bukannya gak mau ngebelain ya, emang bener sih kata Jongin kalo lo tu bantet" gue jawab pertanyaan dia dengan santai.
"Kok lo jadi bel..."
"Shutt, kalian denger suara biola nggak?" Kata gue berusaha ngeyakinin apa yang gue denger sekarang.
"Gue denger kok jim, kok bisa sih?" Sungwoon njawab pertanyaan dengan pertanyaan pemirsah:v
"Kok lo njawab pertanyaan sama pertanyaan sih?" Gue sedikit kesel sama si Sungwoon pemirsa.
"Jong, lo denger suara biola nggak?"
"Gue juga denger. Tapi, satu yang gue heranin. Sekolah ini kan ngelarang keras adanya musik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand (Park Jimin)
FanfictionPerjalanan 3 sahabat yang beda latar belakang mencari cinta mereka di tengah kekangan dari peraturan yang telah mereka jalani selama 3 tahun