Notes : walaupun ff ini udh completed, ga ada salahnya kan buat ngasih vote? Udh berarti bgt buat author :)
Ellina
Hari ini langit tampak cerah. Seperti biasa aku berjalan menembus padatnya Kota London. Udara dingin pagi ini membuat perutku yang lapar minta diisi. Segera saja aku pergi ke sebuah apartment besar yang menjulang tinggi.Aku memasuki apartment itu dengan tergesa-gesa. Aku mulai menekan tombol lift yang membawaku tepat pada lantai 4. Aku mengetuk pada salah satu flat yang berada di lantai 4. Tidak ada jawaban. Aku mulai menekan tombol bel itu. Dan ya, tidak ada jawaban juga.
Aku mendengus pelan. Jari-jariku mulai mencari kontak seseorang di handphone milikku. Saat aku ingin menelfon nya, keluarlah seorang laki-laki dengan mata sayu yang aku yakin bahwa dia baru bangun tidur.
"Hei kau tidak berangkat ke kampus?" tanyaku bingung. "Tidak, hari ini aku libur" jawabnya malas. Ya, dia adalah kakak kandungku. Liam Payne. Aku biasa memanggilnya Liam. Dia adalah satu-satu nya keluargaku yang menyayangiku saat ini. Orang tua ku? Oh lupakan. Mereka hanya bisa memakiku.
"Sampai kapan kau akan diam disitu?" tanya Liam. Aku hanya tersenyum dan langsung masuk kedalam flat nya. Aku melihat Liam yang mulai menjatuhkan dirinya ke dalam sofa yang berada di ruang tv. Dasar pemalas!
"Tumben sekali kau datang kesini pagi-pagi. Biasanya kau malas mengunjungiku sepagi ini" ujar Liam dengan suaranya yang parau dan juga dengan mata yang tertutup. Kau tahu, dia terlihat seperti orang yang mengigau. Aku tertawa melihat tingkahnya. "Bangunlah pemalas! Ini sudah jam 9!" Aku melemparkan beberapa bantal ke mukanya. Dia mendengus kesal.
Aku mulai pergi ke bagian dapur. Aku membuka kulkas yang lengkap dengan makanan beku dan juga sayuran. Rajin sekali dia. Bahkan aku yang perempuan sekalipun hanya mempunyai dua butir telur dan satu kotak susu sapi di kulkasku.
Mengenaskan memang, tapi inilah aku, seorang perempuan yang malas untuk membeli bahan makanan. Oh, tapi aku tidak malas bangun sepertinya.
Aku mengeluarkan sebungkus ikan dori beku yang sudah dipotong kecil-kecil. "Hei! Apa aku boleh menggoreng ikannya?!" tanyaku sedikit berteriak. "Yaaa! Tapi kau harus membuatkannya untukku juga!!" jawabnya dengan teriakkan yang lebih memekakan telingaku.
15 menit kemudian aroma masakanku mulai tercium. Liam yang sadar akan hal itu buru-buru mencuci mukanya dan langsung duduk di meja makan. Aku menghidangkannya sepiring ikan dori yang sudah matang. Kami pun pagi itu memakan sarapan yang terbilang telat ini dengan lahap.
"Ell, lusa nanti akan ada proyek kampus yang mengharuskanku pergi beberapa hari" ucap Liam tiba-tiba. "Benarkah? Kemana?" tanyaku heran.
"Ke Afrika" jawabnya datar. Ia masih sibuk dengan makanannya yang tinggal sedikit itu. "Dan kau tahu, aku memiliki teman yang akan tinggal di flat ini. Dia dari Doncaster dan dia ada proyek juga disini. Ya mungkin semacam pertukaran pelajar" lanjutnya panjang lebar."Well mengapa proyekmu di tempat yang sangat jauh?" tanyaku penasaran. Kau tahu kan Afrika benar-benar jauh dari sini. Hell jika pulang nanti aku tidak akan mengenalnya lagi. (Ya ya tertawalah)
Ia pun tertawa. Sepertinya ia membaca pikiranku. "Entahlah. Mengapa kau banyak bertanya?" kekeh nya. Aku hanya mengendikkan bahuku.
Makanan kami pun selesai. Aku mulai mencuci piring kotor yang tepatnya bukan piringku saja tetapi piring bekas Liam juga. Ya tak apa untuk saat ini, toh ia juga yang membeli bahan masakanan pagi ini.
Tiba-tiba saja bel berdering. Segera saja Liam beranjak dari tempat duduknya dan membukakan pintu flatnya. Aku tidak tahu siapa tamu itu, tapi aku jelas mendengar percakapan mereka.
"Hai! Apakabar mate?" sapa Liam. "Ya aku baik-baik saja! Bagaimana kabarmu? Astaga kau semakin jelek!" sapa seseorang itu dengan sedikit ejekan. Aku terkekeh mendengarnya. Tiba-tiba saja Liam memanggilku. Aku pun dengan terpogoh-pogoh menghampiri mereka.
Oh lihatlah! Itu teman Liam. Astaga! Mengapa mata biru lautnya sungguh mempesona? Mata teduhnya membuat hatiku tenang untuk saat ini. Ya, benar-benar tenang.
"Ellina! Perkenalkan temanku! Dia Louis Tomlinson. Dia yang akan tinggal di flat ku untuk sementara" ucap Liam memperkenalkan. "Oh hai! Aku Ellina" ucap ku sambil tersenyum semanis mungkin.
"Damn! Kau tak pernah bercerita bahwa kau mengganti pacar lagi. Lalu kau kemanakan Ally?" ejek teman Liam yang bernama Louis itu. "Jangan bodoh! Dia adikku!" dengus Liam kesal. Aku hanya tertawa renyah melihat kelakuan mereka berdua.
---
Hi guys! Yashh finally! Gw publish ff yang dinantikan oleh saya sendiri!! Mwehehe :3
So what do you think? Sorry for typos :v
-Widy yang lagi gabut
KAMU SEDANG MEMBACA
you // lwt ✓
Fanfiction"Cause you makes my day completely." copyright © 2017 by Widyadhary