zeven

192 73 7
                                    

Ellina
Hari ini adalah hari yang paling tidak enak untukku. Sepanjang hari dikampus, Niall selalu meledekku tentang Louis. Dia berkata bahwa aku menyukainya. Uh siapa yang tidak? Eh, tunggu. Aku bicara apa?

Ah lupakan. Setidaknya aku harus menikmati ketenanganku saat ini. Aku bukanlah seorang pluviophile*. Tapi untuk saat ini aku merasa tenang dengan datangnya hujan yang mengguyur kota London. Dengan secangkir latte panas, semuanya menjadi sangat lengkap bagiku. Oh ya, ditambah iringan musik Jazz yang membuat suasana café ku menjadi damai.

Ya, tadi ketika pulang dari kampus, aku mampir dulu ke café ku. Tiba-tiba handphoneku berdering. Aku pun menerima panggilan tersebut. Ya, itu Louis yang menelfonku.

"Ya ada apa Lou?" tanyaku. "Hmm tidak ada masalah sih" jawabnya ragu. "Lalu?". "Yeah aku masih berada di flatmu dan aku ingin kau cepat-cepat kembali" ucapnya. Aku yang mendengarnya kaget. Ya tentu saja, ini sudah jam 2 siang. Kupikir ia sudah tidak berada di flatku lagi. "Ya Aku sudah keluar dari kampus, tetapi aku tidak bisa pulang. Aku berada di café ku. Disini hujan deras dan aku tidak membawa payung" jelasku.

"Umm.. baiklah akan kujemput kau menggunakan mobil Liam ya" ujar Louis diseberang sana. Aku terkekeh, "Lou, apartment ku dan café ku tidak cukup dekat. Aku bisa pulang sendiri jika hujan sudah reda" ucap ku.

"Tidak! Aku akan menjemputmu! Tunggu saja disitu oke!" paksa Louis. Ia langsung mematikan panggilannya. Aku pun hanya geleng-geleng kepala. Benar-benar keras kepala sekali Louis.

Beberapa menit kemudian ia memasuki café. Aku pun menghampirinya. "Ayo!" ujarnya yang tiba-tiba menggenggam tanganku. Tentu saja aku kaget. Maksudku, astaga! Tangannya begitu hangat dan ugh! Mengapa tiba-tiba aku mengingat lagu Little Things yang bait pertamanya memiliki lirik yang aku rasakan sekarang?

Aku mulai memasuki mobil. Begitu juga dengan Louis. Aku masih merasakan adanya genggaman tangan di tanganku. Astaga kenapa kau begitu maniak dengan tangannya Ell?!

Aku mulai tersenyum sendiri seperti orang aneh yang kehilangan akal sehatnya. Hingga aku menyadari bahwa Louis mengendarai mobil lama sekali. Ya, dia tidak pergi menuju apartment ku melainkan ke sebuah.. Mall?

Louis memarkirkan mobilnya di basement gedung. "Ayo turun! Apalagi yang kau tunggu?" ujarnya sambil membukakan pintuku. "Eh? Kita mau apa disini?" tanyaku bingung. "Tentu saja bersenang-senang! Aku sedang bosan Ell!" jawabnya. Aku pun keluar dari mobil.

Aku dan Louis mulai memasuki gedung yang luas itu. Tak heran jika banyak orang disini karena diluar sedang hujan. "Jadi apa tujuanmu kesini?" tanyaku. "Entahlah! Menurutmu?" tanya Louis balik. Aku mulai berpikir. Dan tepat saat kami melewati toko buku, ide terlintas dikepalaku.

Aku pun mengajak Louis untuk masuk ke toko buku itu. "Aku pergi ke bagian sana ya Lou!" ujarku. "Ya jika kau sudah selesai, kau bisa telfon aku" ucapnya.

Aku tidak menyangka bahwa aku menghabiskan waktu satu jam di toko buku ini. Ya padahal aku hanya membeli satu novel dan 2 buah bolpoin. Setelah aku bertemu dengan Louis dan membayar semua barang yang kubeli, Louis mengajakku pergi ke arena permainan.

Di area permainan itu terdapat area ice skating yang cukup luas. "Mau bertanding?" tanyanya sambil menunjuk arena ice skating. "Siapa takut?" terimaku. Kami pun membeli tiket dan menyewa sepatu.

Kau tahu, ternyata Louis sangat terampil bermain ice skating. Ya aku memang bisa, tetapi tidak sehebat dia. Baiklah aku mengaku kalah. Oke baiklah aku mengaku bahwa Louis hari ini benar-benar tampan :)

---

*pluviophile : Orang-orang pengagum hujan//Biasanya akan merasa tenang, damai ketika hujan turun

Yasudalahh~~
//Author Pasrah//

you // lwt ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang