Keesokan harinya, di hari yang cerah Nadhira tetap berangkat ke sekolah bersama Juna.
Nadhira melangkahkan kaki masuk secepatnya ke ruang piket menyusul Juna yang sudah berjalan lebih cepat darinya. Tenang saja, Nadhira mengerti kok alasan Juna terburu-buru begitu. Juna kan wakil ketua osis.
"Psst! Nadhira!" panggil Pandu yang duduk di bangku ruang piket dekat parkiran kala Nadhira masuk. "Indra galau nih loh!" ucapnya sambil menunjuk Indra yang juga duduk di bangku tepat di sampingnya.
"Nadhira ... Anak orang lagi dalam keadaan berjuang antara hidup atau mati ini loh!" lanjut Ivan sambil menunjuk-nunjuk ke arah Indra yang duduk di sampingnya dengan ekspresinya datar.
Nadhira hanya menatap Indra datar dan tetap meneruskan langkahnya menyusul Juna. Begitu juga dengan Indra, ia hanya menatap Nadhira datar tanpa ekspresi dan senyum sedikit pun.
Kenapa dia? Tumbenan.
Karena terlalu lama menatap Indra, secara tak sadar Nadhira menampakkan wajah ibanya.
Indra tersenyum miring seperti sedang berusaha menahan senyumnya. Sedari tadi jantungnya berdegup kencang karena terlalu lama menyangkal perasaan senangnya kala Nadhira lewat. Tak lama kemudian setelah Nadhira berjalan cukup jauh dari ruang piket, Indra pun meluapkan rasa senangnya dengan tertawa.
"Berhasil juga gue ternyata hahahaha," ujar Indra kepada Pandu dan Ivan yang juga ikut tertawa.
"Lo gak cocok jadi aktor Ndra," balas Ivan.
"Tapi ... Gue udah keliatan cuek kayak Juna belom tadi?" tanya Indra pada kedua temannya.
Pandu dan Ivan pun serentak menggeleng antusias. "Enggak sama sekali."
"Tapi kok Nadhira kayak peduli gitu sama gue?" tanya Indra lagi.
"Paling cuma kesian aja liat muka lo kayak anak kecil yang lagi nahan BAB," kekeh Pandu yang dijawab dengan anggukan antusias dari Ivan.
"Panggilan kepada Nadhira Almahira, siswi kelas XI IPS 3 harap segera menemui Ibu Juliana dan Ibu Niar di perpustakaan." itulah inti pengumuman yang disampaikan oleh Ibu Niar selaku guru matematika melalui toa pengumuman yang terdapat di ruang guru.
"Bidih pagi-pagi gini aja dia udah dipanggil Bu Niar, keliatan sibuk banget jadinya," ujar Pandu.
Indra berdiri dari bangku dan berjalan menuju perpustakaan sekolah yang tak jauh dari sana.
"Weh Ndra, lo mau kemana?" tanya Ivan pada Indra.
"Nemui Bu Niar bentar!"
"Oh ya kah? Bukan PDKT ke Nadhira gitu?" tanya Pandu.
"Bisa jadi ... itu PDKT," ucap Indra yang membuat kedua temannya terkekeh.
* * *
Peka nggak sama tujuan Indra diam?
Kalau peka komentar dong biar aku tau siapa aja yang peka 😂.
Jangan lupa tinggalin jejak ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovable Neighbour
Teen FictionIni kisah tentang pahit dan kocaknya ketika memiliki tetangga seperti dia. Tentang Nadhira yang baru saja menempati rumah baru dan pindah sekolah. Semua berjalan lancar hingga akhirnya Indra datang mengusik hidupnya dengan berbagai gombalan. Rupany...