prolog

27 0 0
                                    

Gue akan sangat kecewa dan kehilangan.

Cindy menggigit bibirnya. Hampir saja ia mencetuskan kata yang mempermalukan dirinya sendiri. Ia tidak mengerti, tidak akan bisa mengerti perasaannya. Semua yang ia rasakan pada cowok itu berubah-ubah. Kadang begini, kadang begitu. Tapi tetap, debaran jantung selalu mendominasi begitu mereka berada di jarak yang dekat. Seperti saat ini.

Berada di tempat yang bahkan Silva saja belum pernah kemari. Duduk di atas atap, berbagi cerita, dan menikmati pemandangan langit dari sore ke malam.

Leo baru mengangkat wajahnya ketika beberapa menit berselang. Matanya tampak menghitam di pinggiran dan merah. Bekas basahnya masih tersisa, meski beberapa kali ia menguceknya. Meskipun masih tampak sedih, setidaknya Cindy bisa bernapas lega, karena Leo terlihat lebih baik dari sebelumnya. Cowok itu menengadah ke atas, menatapi bintang-bintang yang mulai bermunculan. Kelap-kelipnya membuat langit gelap menjadi terang. Yang lebih terang daripada itu menurut Cindy adalah, ketika Leo kembali menghiasi wajahnya dengan senyuman lagi. Ia tersenyum.

"Senang bisa melihat lo tersenyum lagi. Daripada Leo yang terlihat lemah, gue lebih suka dengan Leo yang garang dan menyebalkan."



Leo menyempatkan seringai di bibirnya, lalu iseng bertanya.

"Atau lo suka gue tanpa embel-embel apapun?"

One Less ProblemWhere stories live. Discover now