Rasa

52 5 0
                                    

"Waktu hujan turun.Di sudut gelap mataku .Begitu derasanya kan ku coba bertahan

"Tak akan ku halangi.Walau ku tak ingin kau pergi..."

Di bulan november tahun2015 saat pelajaran telah memasuki jam akhir tatapan kosong ,dengan memegang pena dan buku yang sedari awal pelajaran sampai mendekati akhir dari pelajaran kosong tidak ada satu goresan tinta  sedikit pun itu terjadi pada gadis yang memandang arah ke luar pintu kelas.Padahal jam belajar akan berakhir pada saat itu.Hal itu tidak luput dari pandangan sahabatnya yang duduk di seberang meja.

"Kamu kenapa.. "kata Amira sambil mendekati meja dengan mengulurkan tangan kepadaku.

"Aku baik baik saja ra,aku memang sering seperti ini jangan di hawatirkan" tidak kalah penting senyum palsu yang digantikan dengan cegukan nafasnya

Benarkah itu sa?tapi mengapa buku yang berada di depan mata mu itu tidak ada tulisan sama sekali.

Segera Amira memeluk Melisa dengan sigap,"maaf tapi ini sakit ra aku tidak tahu kenapa dia selalu membuatku merasa bahwa aku penting tetapi stelah itu seperti di acuhkan karna ketidak pekaanya itu dan dia memberi harapan juga terhadap orang lain dan aku mengetahuinya.

Tidak lama kemudian bel pulang pun berbunyi dengan suara yang hampir merusak telinga dan kemudian Amira melepas pelukan yang di arahkan kepadaku. Dan meringkas ringkas memasukan buku dan pena ke dalam tas sama seperti ku dengan wajah lesu di tambah lagi bel yang berbunyi seperti itu.

Pelangi memandang saudara sekaligus sahabatnya satu itu sahabatnya yang padahal hatinya juga sakit tetapi menyimpan semuanya ."Dan aku memegang bahu Amira dan bertanya mengapa Melisa terlihat sangatlah sedih ,tidam tau dia belum bisa berbicara banyak kepadaku angie.Ia sebari mendoakan yang terbaik saat bayangan Almira mulai menghilang dari kejauhan.

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang