Chapter 03 : Tim Strategi!

77 25 10
                                    

Suasana ramai memenuhi kota terpadat di Indonesia. Banyaknya Perusahaan megah yang berdiri dikota ini menjadi salah satu tanda bahwa Ibu kota Negara Indonesia ini merupakan kota Metropolitan. Jakarta, itulah nama kota ini.

Negara Indonesia sendiri saat ini telah menjadi Negara maju setelah sekian banyak perubahan yang dihadapi, baik dari segi ekonomi, politik, militer, dan kemampuan industrinya yang hampir menyamai Amerika.

Sejak perjanjian damai yang dilakukan antara Indonesia dan Jepang, Indonesia secara bertahap memulai pembangunan Negeri, baik itu dari luar maupun dari dalam Negeri itu sendiri.

Kerja sama yang dijalin Negara Indonesia dengan Negara lain berhasil membuat Indonesia berproses yang awalnya Negara berkembang menjadi sebuah Negara yang maju.

Pengelolaan sumber daya alam yang baik merupakan sumber dari kemajuan Indonesia, akibatnya angka kemiskinan dan penganguran yang terjadi di Indonesia dapat ditekan dengan baik.

Namun yang menjadi masalah ialah masih seringnya kriminalitas yang terjadi di Indonesia, dikarenakan kurangnya kesadaran bagi mereka yang masih haus akan kekuasan.

.

.

.

.

.

.

.

# Disebuah Restoran.

Disebuah restoran mewah terlihat enam orang sedang sibuk bercanda dan berbincang-bincang, namun jika dilihat lebih teliti tampaknya hanya lima orang yang larut dalam suasana tersebut, salah seorang dari keenam orang tersebut seperti sedang dalam keadaan tidak mood.

Nabhan, itulah namanya.

Nabhan menghela nafas kasar, jujur ia tidak suka dengan keadaan ini. Hatinya agak panas melihat keakraban yang terjalin diantara Amely dan Hanif. Berulang kali ia mencoba mengelak perasaan tidak sukanya ini, hasilnya nihil, hati benar-benar tak bisa dibohongi. Bahkan saat ini, ia juga masih memikirkan pembicaraan yang beberapa lalu sempat terjadi.

*Flashback.

Setelah mereka keluar dari ruang Jendral, mereka berjalan keluar melewati koridor, tujuan mereka ialah halaman belakang yang menjadi landasan helicopter dan jet pribadi The Shadow, Presiden sendiri yang menjamin Fasilitas The Shadow.

Selama disepanjang koridor mereka hanyut dengan pikiran masing-masing. Tak ada yang membuka suara. Sampai Sang ketua dari Tim Elang memutuskan keheningan diantara mereka.

“Bagaimana keadaan disana? Mengapa misi disana lama sekali?” Tanya Nabhan memutus keheningan.

“Kami juga tidak menduga misi yang kami jalani akan memakan waktu 3 bulan lamanya. Jika saja Jendral Yasmin tidak menarik kami berempat dari misi, mungkin kami akan kembali 3 minggu kedepan.” Jelas Azura.

“Dari yang ku dengar, bukankah awalnya misi penangkapan ini menjadi tugas pasukan The Shadow VV1 Tim Gagak?” Tanya Hamid.

“Awalnya memang begitu.” Setelah Hanif mengucapkan itu, tiba-tiba tatapan Ganda berubah menjadi lebih tajam.

“Namun Jendral mencurigai suatu hal pada mereka, Jendral meminta Aku, Amely dan Tim Strategi Garuda untuk mempelajari laporan misi mereka mulai dari sejak awal mereka menerima misi. Disitu kami menemukan titik terangnya.” Sambung Ganda.

“Misi yang mereka lakukan selalu terjadi kejanggalan.” Amely yang dari tadi diam mendengarkan mulai membuka suaranya.

“Kejanggalan? Kejanggalan apa yang kau maksud?” Tanya Nabhan.

The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang