Chapter 1, 5 Years later

2.3K 183 8
                                    

Dunia manusia.

Seseorang dengan jaket hitam dan tudung kepala yang melekat di kepalanya memasuki sebuah kawasan perumahan,di malam yang dingin ini.

Orang itu sangat berhati-hati. Terlihat dari caranya membuka pintu pagar,sehingga tak menimbulkan suara gaduh yang memecah keheningan malam.

Langkahnya pelan,tak bersuara. Mengendap-endap melangkah mendekati rumah ber cat putih dengan gaya minimalis itu.

Jemari kecilnya meraih kenop pintu,dan memutarnya pelan sekali. Hingga tak menimbulkan suara.

Warna hitam mendominasi penglihatannya. Rumah itu dalam keadaan gelap gulita. Tak ada penerangan sama sekali,karena lampu sudah dimatikan. Sang pemilik rumah mungkin tengah tertidur,pikir orang itu.

Ia berhasil masuk ke rumah itu tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Sukses besar!

Segera orang itu menutup kembali pintunya dengan pelan dan penuh kehati-hatian.

'Bagus! Aku berhasil! '

Baru saja ia akan melangkah untuk pergi meninggalkan pintu masuk,warna terang mendominasi matanya,yang membuat matanya mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan retinanya dengan cahaya.

Lampu rumah itu menyala. Di depannya,berdiri seorang pria yang tengah bersender di dinding,dengan kedua tangannya bersidekap.

"Wah,rumahku kedatangan penyusup rupanya!" seru pria itu sembari menyunggingkan senyum miringnya. "Bisa kau jelaskan padaku mengapa kau pulang telat,sampai-sampai harus diam-diam masuk ke dalam rumah layaknya pencuri,nona Anna?"

Orang dengan jaket hitam itu mendengus pasrah. Ia pun membuka tudung kepalanya,memperlihatkan surai coklat sebahunya.

"Kau benar-benar niat sekali menungguku pulang." jawab gadis yang tak lain bernama Kwon Anna. "Aku habis bermain lotto,dan aku menang besar hari ini."

Anna berjalan melewati temannya yang bernama Park Jihoon itu,mendudukkan dirinya di atas sofa.

Jihoon mendengus kesal. Ia mengikuti langkah Anna dan duduk di sampingnya.

"Sudah kubilang,jangan bermain lotto lagi! Permainan itu ilegal,Anna!" omel Jihoon.

Anna merotasikan bola matanya. "Masa bodo. Yang penting aku menang uang banyak. Toh,aku kan tidak bermain russian roulette. Hanya judi biasa."

Lantas Anna membuka isi tas coklatnya,menghitung uang yang berhasil ia kumpulkan hari ini.

Jihoon menghela napas panjang. "Anna,jangan bilang kau ingin segera membeli rumah baru dan pergi dari rumahku ini."

Anna terdiam sejenak. Ia tak bisa membantah perkataan Jihoon. Yang diucapkan laki-laki itu memang benar adanya.

Anna merasa jika dirinya terlalu merepotkan sahabatnya,Jihoon selama ini. Pria itu bahkan selain menampungnya,ia juga membiayai sekolah Anna.

"Kau tidak perlu sampai seperti itu. Tinggallah disini,kau tak perlu merasa membebaniku. Aku tak mau kau hidup sendirian. Kau teman kakakku,dan aku akan menjagamu."

"Terserah kau." jawab Anna cepat. "Omong-omong,kau bilang besok kau mau ke negeri Scarlet ya?"

Jihoon mengangguk. "Aku berangkat naik kereta Scarlet express,jam keberangkatan pagi. Sekalian mau mengantarkan pesanan ramuan."

"Wah,dunia penyihir telah mengalami perubahan ya. Bahkan untuk kesana saja tak perlu melewati portal." seru Anna.

"Kau yakin tak mau ikut? Besok perayaan 5 tahun masa kepemimpinan raja Choi Alexander loh! Pasti akan meriah!"

The Witch Adventure 2: House Of Cards [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang